Istri kontrakku - Bab 76 Memastikan Rencana
Meskipun disini adalah rumah sakit, namun lingkungannya cukup indah, masih ada sedikit perasaan lembab di udara, pada saat ini langit sudah cerah, Andrew dan John berjalan di jalanan kecil rumah sakit, sambil sedang menikmati udara segar.
“Kamu masih perlu istirahat berapa lama?” Tanya John.
“Entahlah, masih belum tanya dokter, intinya sekarang tanganku masih sangat sakit.”
“Kamu dan Budi mengalami kecelakaan pada saat yang bersamaan, didalam perusahaan hanya tinggal aku seorang, apakah ini mau membuatku mati kelelahan.”
Setelah Andrew mendengar perkataan ini, dia berkata sambil tersenyum: “Sudah menyusahkanmu, tetapi perusahaan juga tidak akan ada hal-hal besar untuk saat ini, arahan tahun ini kurang lebih sudah selesai direncanakan, hanya tersisa beberapa detail saja.”
John menghela nafas, berkata: “Ah……..Tuhan akan menjatuhkan misi besar pada seseorang, pertama-tama akan melatih tekadnya, lalu akan membuat ototnya kelelahan.”
“Kamu? Sudahlah, lihat bentuk badanmu, juga tidak melihat bagaimana ototmu kelelahan.”
“Kenapa denganku.” John berkata dengan tidak senang, “Ini disebut tangguh bukan gemuk, kamu menggunakan tatapan diskriminasi, apakah kamu tahu?”
“Sudahlah sudahlah, cepatlah diet, kamu jangan begitu banyak alasan lagi.” Kata Andrew, “Oh iya, dimana Christine beberapa hari ini?”
“Beberapa hari ini menetap di Desa Bunga Persik, proyek itu sudah dimulai, sekarang dia sangatlah sibuk, kemarin pagi dia datang melihatmu sebentar, lalu pergi dengan terburu-buru.”
Mendengar ini, Andrew mengangguk dan berkata: “Kamu pekerjakan beberapa pengawal dari perusahaan keamanan, untuk mengikuti Christine, menghindari sesuatu terjadi padanya.”
“Baik, Oh iya, kamu tidak mengatur beberapa pengawal untukku? Aku juga sangatlah berbahaya.”
Andrew memandangnya dari atas ke bawah, lalu berkata: “Boleh, tentu saja tidak masalah, tetapi kamu harus membayarnya sendiri, jangan mengambil uang perusahaan.”
“Hha…….bagaimana kamu bisa seperti ini? Mengutamakan wanita mengabaikan teman, mengapa dulu aku tidak mengetahuinya.”
Andrew ingin membuka mulut untuk berbicara, tetapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggil dari belakang: “Pak Andrew, mengapa Anda berada disini?”
Andrew berbalik dan melihat, ternyata adalah seorang perawat. Perawat itu berlari kemari dengan tergesa-gesa dan berkata: “Pak Andrew, sekarang Anda masih belum boleh turun dari tempat tidur, cepatlah kembali.”
“Ada apa? Sekarang aku juga tidak terluka berat, keluar jalan-jalan juga sangatlah bagus.”
“Sekarang sepasang tangan Anda retak parah, tidak boleh melakukan aktivitas dengan asal, kalau tidak akan mengakibatkan konsekuensi.”
“Tulang retak, begitu serius!”
“Lebih baik kamu menetap di kamar pasien dengan patuh, jangan mengalami kecelakaan lain lagi, disaat tulangmu lumayan sembuh, kami akan memberitahu Anda, disaat itu belum terlambat untuk keluar jalan-jalan.”
John mendengar ini juga dengan segera berkata: “Baiklah, dengarkan kata perawat, cepatlah kembali, ada aku di perusahaan, jangan khawatir.”
“Baik, jaga dirimu sendiri.”
Setelah kembali ke kamar pasien, Andrew merasa tangannya semakin sakit, tidak tahu apakah karena alasan psikologis, sejak dia tahu sepasang tangannya retak, rasa sakitnya semakin meningkat.
Ketika siang hari, Jeslyne datang, Jessica juga datang ke kamar pasien pada waktu bersamaan, kedua wanita itu bersaing diam-diam, tetapi Andrew sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, jadi dia hanya melihat dengan tenang disana.
Jessica tidak menetap begitu lama disini, lagipula masih ada banyak hal yang harus diurus diperusahaan, singkatnya, dia masih memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaannya.
Andrew bertanya pada Jeslyne tentang kemajuan filmnya, naskah masih dalam proses pengubahan, sekitar sampai akhir bulan sudah dapat menyelesaikan pembahasan naskah. Langkah selanjutnya adalah pemilihan tempat dan aula, singkatnya dibutuhkan waktu 2 hingga 3 bulan untuk persiapan awal.
Tentang Desa Bunga Persik, Andrew tidak perlu bertanya lagi, pembangunan seluruh basis pariwisata telah dimulai, dipastikan tidak akan menggunakan waktu yang terlalu lama, sudah bisa terbuka untuk luar.
Jadi setelah memikirkannya sejenak, dia memutuskan untuk fokus pada Sano, jika ingin menjatuhkan Group Li, langkah pertama adalah menjatuhkan Sano, kalau tidak dengan terus menerus adanya keberadaan Sano, sang pelopor ini, semua hal pasti akan menjadi sangat tidak lancar.
Memikirkan sampai disini, Andrew mengambil ponselnya lalu menelefon Mark. Mark langsung menjawab telefon.
“Halo, Pak Andrew.”
“Bagaimana perkembangannya?”
“Masih lumayan lancar.”
“Aku harap kamu mempercepat langkah sekarang, kamu tidak perlu khawatir tentang keluargamu, mereka sekarang hidup dengan baik diluar negeri, situasi mereka seharusnya kamu juga lebih jelas.”
“Aku mengerti, Tuan Andrew, tetapi hal ini harus dilakukan selangkah demi selangkah, kalau tidak akan sangat mudah menimbulkan kecurigaan.”
Andrew tentu saja mengerti hal ini, tetapi dia tetap ingin Mark mempercepat langkahnya, semakin lama menundanya, dia dan orang disekitarnya akan semakin bahaya.
“Begini saja, aku akan membantumu mengaturnya, sehingga kamu bisa masuk ke organisasi inti secepat mungkin, tetapi kamu harus bekerja sama dan melakukan dengan baik pertujukan ini.
“Baik, Pak, Anda jangan khawatir.”
“Baik, seperti ini dulu, aku akan menghubungimu lagi nanti.”
Setelah menutup telefon, Andrew menganalisisnya lagi, meskipun Perusahaan Aile-nya Sano adalah perusahaan hiburan terbesar di industri, tetapi sumber pendapatan utamanya pasti bukan dari industri ini. Sano melakukan investasi, secara alami sulit untuk menjatuhkan dan bersaing dengannya di industri hiburan, jadi hanya dapat melalui metode ini untuk dapat menguras bersih semua dananya.
Terpikirkan jika ingin Sano mengeluarkan dananya tentu saja memerlukan sebuah perusahaan tempurung, hal ini tentu saja sangatlah mudah bagi Andrew, namun masih memerlukan cara tertentu untuk membiarkan perusahaan tempurung ini masuk dalam pandangan Sano.
Memikirkan hal ini, Andrew langsung menelefon Jeslyne.
“Ada apa?”
“Apakah kamu punya kontak Willy?”
“Sepertinya ada, aku akan mencarinya.”
“Jika sudah menemukannya, langsung kirimkan kepadaku.”
“Baik.”
“Oh iya, bagaimana sifatnya Willy?”
Jeslyne mendengar ini, memikirkannya sejenak lalu berkata: “Aku tumbuh besar dengannya sejak kecil, selain sedikit pamer, sisanya lumayan baik, alasan mengapa dia seperti ini sekarang, memiliki hubungan yang besar dengan pendidikan keluarga, sifat dasar orang ini lumayan bagus, apa yang ingin kamu lakukan?”
“Tidak apa-apa, hanya bertanya saja.”
Kemudian Jeslyne berkata lagi: “Aku merasa lebih baik kamu kembalikan sahamnya kepadanya, keluarga mereka seharusnya mampu membayar uang ini, jangan menyulitkannya lagi, perusahaan ini selalu menjadi darah dagingnya.”
“Baik, aku mengerti, aku akan mengurus hal ini.”
Dua menit kemudian, Jeslyne mengirim sebuah pesan, isinya adalah nomor telefon Willy.
Andrew memutar nomor telefon tersebut, setelah beberapa saat, disisi sana menjawabnya.
“Dengan siapa?”
“Aku, Andrew.”
Setelah pihak lain mendengar namanya, terdiam beberapa saat, kemudian berkata: “Ada apa mencariku?”
“Masih bisa melakukan apa, apakah kamu tidak ingin menjumpaiku, mendiskusikan tentang perusahaanmu denganku.”
“Tidak ada yang perlu di diskusikan.” Willy berkata, “Pemenang berkuasa, yang kalah sulit membantah, kali ini aku kalah, kamu juga jangan berpikir bahwa aku akan pergi memohon padamu.”
Novel Terkait
Istri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat