Istri kontrakku - Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
“Untuk apa kamu menangis? Paling tidak kita hanya perlu mencari sutradara baru. Jangan nangis lagi, istriku. Hmm?” Setelah tiba di rumah, air mata Jeslyne pun terus mengalir tanpa henti. Ia sendiri pun tidak mengerti mengapa dirinya menangis.
Andrew tahu tingkah lakunya kali ini pasti membuat dirinya rugi banyak. Jelsyne sangat terharu, ada seorang pria yang sepertinya melindungi dirinya. Jeslyne merasa ini merupakan pemberian dari Tuhan untuknya. Tapi setelah mengingat peran wanita utamanya yang mau melayang, Jeslyne semakin sakit hati, hingga tidak dapat bernafas.
Meskipun Andrew berkata seperti itu, tapi tangisan Jeslyne masih saja belum berhenti. Andrew hanya bisa mengelus rambut halusnya memberi hiburan kepadanya.
Hari kedua, Andrew pagi-pagi sudah tiba di kantor, dan Budi sudah menunggu kedatangannya sejak pagi.
“Pak Andrew, untuk masalah kemarin itu masih bisa dapat ditolong kembali. Begini saja, aku hubungi Dejun, dan aku meminta maaf kepadanya. Menurut Anda, apakah cara ini boleh?”
Meskipun penalti sebanyak enam puluh miliar bukanlah masalah besar bagi Elafy Entertaiment Company, tapi hal yang terpenting untuk sekarang adalah nama baik Elafy Entertaiment Company. Dan Budi sekarang sedang melakukan hal-hal ini.
“Pak Budi, aku sudah membuat keputusan untuk masalah kemarin. Kamu jangan menasehatiku lagi, Dejun itu bukanlah orang baik. Istriku tidak mau mengatakannya, tapi aku bisa tahu mengapa Dejun itu bisa bertingkah seperti itu terhadapnya.”
Sebenarnya aktris yang belum terkenal seperti Jeslyne biasanya tidak akan ada yang menganggunya di tempat syuting, lagi pula ia hanyalah aktris kelas menengah.
Tapi sekarang ia langsung menduduki posisi pemeran wanita utama, ditambah penampilan Jeslyne tidak jauh buruk dari para artis terkenal, jadi Dejun pun menaruh pikiran buruk kepadanya.
Namun Jeslyne bukanlah orang yang seperti itu. Hal ini juga menimbulkan kebencian Dejun kepadanya, sehingga bisa terjadi masalah tersebut. Kemarin malam Andrew tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan masalah tersebut. Di saat yang sama, Andrew juga menemukan cara untuk mengembalikan kerugiannya.
“Pak Budi, apakah ada anak muda kantor kita yang belajar dari jurusan perfilman?” Andrew mengabaikan raut wajah Budi yang buruk, sebaliknya menyuruh ia untuk mencari beberapa anak muda yang belajar jurusan perfilman.
Budi memiliki banyak anak muda yang diinginkan Andrew. Meskipun ada beberapa sutradara muda yang terkenal karena sebuah film, tapi proyek yang mereka hasilkan hanya terbatas pada film pendek ataupun web drama.”
Film Jeslyne ini juga termasuk film besar milik Elafy Entertaiment Company, cukup berbahaya jika mencari sutradara biasa yang yang melakukan proses syuting.
Tapi Andrew tidak berpikir seperti itu. Seminggu selanjutnya, Andrew sendiri pun mewawancarai beberapa sutradara. Akhirnya ia memilih anak muda yang bernama Ardi.
Sutradara sudah ditentukan, maka ia hanya perlu mengurus masalah Dejun ini. Berdasarkan informasi yang ditemukan Andrew, orang ini sangatlah mesum, maka bagi Andrew, hal itu merupakan kelemahan seorang Dejun.
Dejun tentu juga tidak bersantai-santai. Setelah meninggalkan Elafy Entertaiment Company, ia pun langsung menyerang Elafy Entertaiment Company sebanyak mungkin di atas media. Tapi Andrew sama sekali tidak menyerang balik. Ini juga merupakan efek yang ia inginkan.
Lagi pula film ‘Love Life City’ yang diperankan Jesylne memang sebuah film yang tidak diketahui siapapun. Melalui promosi Dejun, ‘Love Life City’ dan Elafy Entertaiment Company pun menjadi topik hangat. Ini juga merupakan salah satu efek yang ingin dilihat Andrew.
“Halo! John, apakah kamu yakin Dejun itu akan muncul disini?” Malam hari itu, Andrew dan John muncul di sebuah klub pribadi yang sangat tersembunyi.
“Kamu kurang mengerti ya? Jangan lihat klub ini kecil, tapi di dalam sana ada surga. Apalagi orang biasa yang memiliki uang belum tentu bisa masuk. Tokoh publik yang terkenal dan selebritis saja yang boleh bermain di dalam sini.” John menatap Andrew bagai menatap orang kampung.
“Lalu bagaimana kamu bisa masuk?” Andrew sudah terbiasa dengan tatapan John itu.
“Hehe, ini harus berterima kasih kepadamu. Pamanku memberiku hadiah dari dua puluh miliar yang kamu kasih kepadanya. Ia juga yang membantuku membuat kartu anggota dari klub pribadi tersebut.” ujar John sambil mengeluarkan kartu emas yang memancarkan sinar dalam kegelapan.
Bersama John, Andrew pun memasuki klub tersebut dengan lancar. Andrew paling kenal dengan mulut John itu, ada sembilan kalimat yang berlebihan dari sepuluh kalimat yang ia ucapkan. Tapi tidak dengan kali ini. Saat Andrew masuk ke dalam klub tersebut, ia seketika dibuat tercengang dengan seluruh apa yang ia lihat.
Dekorasi yang berwarna emas, lampu gantung yang besar, aura yang elegan beserta berbagai jenis wanita tentu saja membuat tempat ini semakin mewah. Andrew bisa-bisanya mematung untuk sesaat.
“Selamat datang, Pak. Ruangan yang kalian pesan telah disiapkan, mohon ikut aku.” Saat Andrew dan John merasakan aura kemewahan tempat tersebut, ada seorang pelayan dengan setelan congsam merah berjalan kearah mereka.
“Baik, maaf merepotkanmu.” Air liur John bahkan sudah mau menetes saat melihat wanita di hadapannya. Sedangkan Andrew masih tahu diri, tidak mempermalukan dirinya.
Ruangan ini dipesan Ten untuk Andrew. Meskipun bukan yang termahal, tapi ruangan ini berada di samping ruangan dimana Dejun pesan. Ini juga merupakan tujuan Andrew datang kesini hari ini.
Setelah minum banyak dan wanita di pelukan Andrew berhasil dibuat mabuk olehnya, saat wanita itu ingin pergi, Andrew pun langsung membawanya ke dalam pelukan.
“Cantik, apakah kamu ingin menghasilkan banyak uang?!” ujar Andrew, lalu mengambil selembar cek yang tertera jelas dengan nominal dua ratus juta.
“A-apa... yang ingin kamu lakukan?” Wanita di dalam pelukan Andrew pun mematung, Sebenarnya menghabiskan dua ratus juta di dalam klub tersebut merupakan hal biasa. Tapi memberi biaya servis sebanyak itu, ia sendiri juga baru pertama kali menemukannya.
“Teman, kita tuh sudah memiliki istri. Aku tahu kamu tidak pernah keluar main, tapi kamu ini sungguh menghabiskan uang.” John yang disamping pun dibuat terkejut juga oleh uang yang dikeluarkan Andrew. Ia tahu Andrew sudah kaya sekarang, tapi ia baru pertama kali bertemu dengan cara menghabiskan uang yang seperti ini.
“Pergi kamu. Aku sedang mengurus masalah penting. Cantik, kalau kamu mau pergi keliling ke ruangan sebelah dan bantu aku lihat siapa yang berada di dalam sana, maka dua ratus juta ini akan menjadi milikmu!” Mata Andrew terlintas sebuah kelicikan. Siapapun akan tahu bahwa ini merupakan sebuah rencana licik.
Tapi berada di hadapan dua ratus juta, semua ini tidak berlebihan jika Andrew bisa tertawa sepuasnya. Lalu wanita itu langsung pergi ke ruangan Dejun tanpa ragu.
Tiga menit kemudian, seorang wanita membawa dua ratus juta meninggalkan ruangan, dan Andrew pun tertawa.
“Apakah kamu bodoh, Andrew? Mengapa masalah seperti ini tidak menyuruhku saja yang pergi? Aku juga bisa melakukannya!” Dulu John juga suka menghamburkan uang, tapi jika dibanding dengan Andrew yang sekarang, ia masih beda jauh.
“Dua ratus juta untuk membeli nama baik seorang sutradara terkenal, apakah menurutmu itu setimpal?” John baru saja selesai berkata, Andrew pun langsung mengeluarkan ponselnya. Dan di ponsel itu pun sedang menayangkan sebuah video dimana Dejun memeluk wanita cantik di kanan kirinya.
Tiga bulan kemudian. Hanya tersisa tiga hari dimana film ‘Love Life City’ akan dirilis. Pada malam hari itu, sebuah video Dejun yang mesum pun tersebar luas di internet. Seketika nama Dejun pun menempati posisi topik berita terhangat di setiap media berita.
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMore Than Words
HannyPernikahan Kontrak
JennyMy Cute Wife
DessyHarmless Lie
BaigeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat