Istri kontrakku - Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
Kepala Desa di samping berbincang dengan para wartawan itu. Sedangkan Andrew dan Christine berdua bersembunyi di rumah sebelah diam-diam mendengar.
Mendengar hingga kini, Christine tentu sangat bingung. Mengapa jadi membantu Group Li melakukan penjelasan?
“Kak Andrew, situasi apa ini sekarang? Aku rasa masalah ini berjalan dengan agak janggal.”
Andrew tersenyum tipis, pelan-pelan berkata. “Tenang saja, kamu pasti bisa menyaksikan pertunjukkan yang seru.”
Andrew tidak memberi tahu, Christine juga tidak berencana untuk lanjut bertanya. Entah mengapa ia sangat percaya kepada pria di hadapannya dari lubuk hatinya.
Kira-kira dua puluh menit berlalu, para wartawan juga sudah pergi jauh. Saat ini, Andrew pun keluar dari dalam rumah itu.
“Pak Andrew, aku sudah melakukan apa yang Anda perintah. Bagaimana menurut Anda?”
Andrew terkekeh berkata. “Sangat baik, sangat baik. Kepala Desa sudah bekerja keras.”
“Kamu terlalu sungkan, Pak Andrew. Kamu tidak hanya membantu desa kita untuk menyingkirkan kekuasaan jahat, bahkan juga ingin mengembangkan daerah kita. Kamu adalah dermawan desa kita. Kamu hanya perlu memberi perintah, apapun itu akan kita lakukan.”
Andrew baru saja ingin membuka mulut mengatakan sesuatu, lalu ponselnya tiba-tiba berdering.
“Halo, Budi. Ada masalah apa?”
“Pak Andrew, ada masalah buruk.” Budi buru-buru berkata, “Sekelompok penduduk Desa Bunga Persik sungguh tidak setia. Kita sini berbaik hati membantu mereka, dan mereka malah melakukan hal yang seperti ini.”
“Tak apa-apa.” Andrew berkata dengan tenang.
Mendengar ini, Budi menjadi semakin panik. Ia membuka mulut berkata, “Pak Andrew, utamanya aku tidak bisa menahan amarahku. Aku juga baru saja mendapat informasi dari teman media berita sana. Sekarang berita masih belum dirilis, bagaimana kalau aku memikirkan cara untuk menekan berita itu?”
“Tidak perlu. Jangan melakukan itu.” Andrew sibuk menghentikannya dan berkata, “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini. Untuk masalah Desa Bunga Persik, aku sudah memiliki rencana tersendiri. Apakah hari ini Dejun ada menghubungimu?”
“Ada dan membahas masalah naskah drama denganku. Aku merasa cukup baik, sudah boleh mulai bersiap-siap.”
“Baik. Beberapa hari ini harus merepotkanmu lagi. Kalau tidak kuat mengurusnya, kamu boleh memanggil John datang.”
Hingga sini, ia tiba-tiba teringat bahwa seharian ini sepertinya belum bertemu dengan John. Entah bocah ini pergi kemana lagi.
Setelah memutuskan panggilan, Andrew pun menghubungi nomor John.
“Halo, apa yang kamu lakukan? Seharian ini tidak melihat dirimu.”
“Pak, hari ini hari sabtu, apakah aku tidak boleh memiliki waktu untuk istirahat?”
Mendengar ini, Andrew seketika tersadar kembali. Sebenarnya selama ini waktunya kebanyakan dihabiskan untuk pekerjaan, bagaimana mungkin bisa membedakan hari kerja dan hari istirahat.
“Baik, kalau begitu kamu istirahat sana. Besok segera datang ke kantor kerja. Oh iya, apakah kamu ada menyuruh orang untuk mengawasi Juan?”
“Tenang saja, apakah kamu masih tidak percaya dengan kinerjaku? Oh iya, hari libur untukku singkat sekali, bagaimana kalau biarkan aku istirahat sehari lagi?” John mengeluh.
“Tidak boleh.”
Tanpa menunggu John berkata, Andrew pun langsung memutuskan panggilan. Saat ini Christine juga membuka mulut berkata, “Beberapa hari ini kamu memang sangat lelah. Bagaimana kalau istirahat sesaat? Lagi pula tidak ada masalah yang harus diurus lagi.”
“Boleh, kalau begitu istirahat disini saja, tidak pulang dulu.”
Andrew berbalik badan berkata lagi kepada Kepala Desa. “Kepala Desa, bolehkah Anda mencarikan dua ruangan untuk kita? Malam ini kita tidak pulang, jadinya menginap disini.”
Kepala Desa tentu sangat senang mendengar ucapannya. Dermawannya bisa tinggal disini, bagaimana mungkin ia tidak merasa senang.
“Ada, Pak Andrew. Aku akan menyiapkannya untuk Anda.”
“Kalau begitu, maaf merepotkan Kepala Desa.”
Setelah Kepala Desa pergi, Andrew juga tidak menetap lama disana, membawa Christine keluar menikmati pemandangan indah.
“Wah, disini cantik sekali.”
“Memang sangat bagus. Mau pemandangan ataupun penduduk disini, sungguh membuat orang merasa nikmat.”
“Eh, disana ada sungai. Bagaimana kalau kita pergi memancing? Sudah lama tidak merasakan rasa itu.”
“Boleh.” Andrew langsung menerimanya. “Memancing dua ekor ikan, lalu menunjukkan kemampuan memasakku kepadamu.”
“Benarkah, Pak Andrew? Hari ini aku sungguh beruntung. Dunia ini mungkin saja tidak ada banyak orang yang bisa makan masakanmu.
Mendengar ini, Andrew tiba-tiba teringat Jeslyne yang berada di dalam rumah. Ia tersenyum tipis, sama sekali tidak mengatakan apapun.
Dengan cepat, mereka berdua pun menemukan dua pancingan dari rumah penduduk setempat. Cuaca hari ini cukup baik, matahari juga tidak begitu terik. Angin pelan menerpa, bahkan udara masih tercampur sedikit kabut.
“Nyaman sekali.” Christine merenggangkan pinggangnya, membuka mulut berkata.
“Kamu lihat apakah berita hari ini sudah dirilis.”
Christine membuka ponselnya, melirik beberapa kali membuka mulut dan berkata. “Disini sudah ada berita yang berkaitan dengannya. Tapi tingkat atensinya masih belum begitu tinggi.”
“Tingkat atensinya tidak tinggi? Tidak mungkin.” ujar Andrew curiga.
“Mungkin karena baru saja dirilis. Tapi untuk apa kamu menginginkan tingkat atensi yang tinggi?”
Mendengar ini, Andrew terkekeh berkata. “Apakah kamu pernah melihat preman bertengkar?”
Christine menggelengkan kepalanya. Andrew lanjut berkata, “Dua geng preman, jika saling mengajak berkelahi, siapapun tidak mau beraksi terlebih dahulu. Mereka akan berusaha memikirkan cara, agar pihak lain menyerang diri sendiri. Kamu tahu apa alasannya?”
“Hmm.... Oh, aku tahu. Jika ada salah satu pihak yang beraksi terlebih dahulu, maka mereka harus menanggung sebagian tanggung jawab yang besar. Kamu sekarang sedang memaksa Juan. Oh bukan, kamu sedang menjebak Juan.”
Mendengar ini, Andrew pun langsung memutar balik matanya kearah Christine, membuka mulut berkata. “Apa yang namanya menjebak? Ia kejam, maka jangan salahkan aku juga bertindak kejam kepadanya. Aku hanya menemaninya untuk melanjutkan pertunjukkan.”
Sebenarnya rencana Andrew sangat mudah. Sebagian besar penduduk disini tidak berpendidikan, membiarkan mereka mengetahui bahwa Juan dari Group Li yang memberi tahu mereka, kalau projek rekreasi Desa Bunga Persik tidak menguntungkan, tentu tidak akan dicurigai banyak orang. Tunggu semua orang mengetahuinya dengan jelas, baru membiarkan mereka menyerang Group Li balik.
Christine juga mengerti maksud Andrew. Tapi ia masih agak khawatir dan bertanya. “Tapi Juan memang tidak pernah melakukan ini, sehingga ia akan sangat mudah untuk menekankan masalah tersebut.”
“Jadi kita membutuhkan beberapa promotor untuk membuat beberapa karangan. Kamu sekarang hubungi beberapa promotor terkenal, tentu jangan pakai nama perusahaan dan secepat mungkin mendorong unggahan, hingga menjadi topik hangat.”
“Baik, aku akan segera menghubungi mereka.”
Sepuluh menit kemudian, berita tentang Desa Bunga Persik pun telah tersebar luas di seluruh internet. Andrew juga sudah mendapatkan hasil yang ia inginkan.
“Aku sungguh mencurigai usiamu, bisa-bisanya memiliki pemikiran yang begitu dalam.”
“Ada kaitan apa dengan pemikiranku yang dalam? Aku hanya menggunakan kesempatan situasi saat ini untuk bertindak. Jika ia bisa menjalankan usaha dengan tenang, aku juga tidak perlu mencari masalah dengannya.”
Sekitar selama satu jam, Andrew mereka telah mendapat empat lima ekor ikan karper yang besar. Harus dipuji bahwa ikan Desa Bunga Persik sini sangat banyak dan gemuk.
Andrew mereka membawa ikan menuju tempat yang dipilih Kepala Desa. Perjalanan pulang, mereka tiba-tiba menemukan sekelompok wartawan.
“Para wartawan itu kembali lagi.”
Novel Terkait
Baby, You are so cute
Callie Wang1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaPengantin Baruku
FebiDewa Perang Greget
Budi MaMy Cute Wife
DessyMr. Ceo's Woman
Rebecca WangGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat