Istri kontrakku - Bab 48 Kekuatan Andrew
John dan Yaya telah berpacaran secara terbuka dan Andrew tidak tahu harus mengatakan apa melihat sikap mereka, dia sebelumnya pernah berjanji kepada Ten bahwa akan mengajarinya keterampilan tapi kerja masih belum dimulai, dia sudah berpacaran dengan seorang gadis yang tadinya berprofesi sebagai gadis pelayan dan Ten pasti akan menghabisi John jika dia mengetahuinya tapi mungkin Ten selama hidup ini tidak akan mengetahuinya.
Andrew tidak bisa menolak undangan kedua gadis itu tapi sewaktu makan panggilan telepon dari Kak Mia membuat semua orang meletakkan sumpitnya.
"Kak Mia, ada apa? Apakah begitu mendesak?" Wajah Jeje terlihat agak buruk karena Kak Mia yang ada di dalam telepon terdengar panik.
"Baiklah, aku akan berusaha mengumpulkannya untukmu dan aku akan menghubungimu sebentar lagi." Jeje menutup teleponnya setelah itu.
"Apakah itu Kak Mia? Ada apa?" Meskipun biasanya Kak Mia sangat galak terhadap Yaya dan Jeje tapi sejujurnya Kak Mia lumayan baik terhadap mereka, meskipun telah pergi tapi Kak Mia masih tetap teman Yaya dan Jeje.
"Kak Mia mengatakan mau meminjam uang sebanyak 1 miliar dan mengatakan itu adalah uang untuk menyelamatkan nyawa, Yaya, kamu ada berapa, Kak Mia mengatakan akan mengembalikan dalam waktu seminggu." Jeje berkata dengan serius kepada Yaya.
"Apa? 1 miliar, Kak Mia sudah lama bekerja dalam bisnis ini, meskipun bukan sangat kaya tapi seharusnya dia punya beberapa puluh miliar, katanya dia membeli rumah beberapa hari ini, Jeje, apakah telah terjadi sesuatu terhadap Kak Mia."
Yaya sangat pintar, selama dia bekerja hanya dia yang meminjam uang kepada Kak Mia tapi Kak Mia tidak pernah meminjam uang darinya maka Yaya pikir pasti telah terjadi sesuatu.
"Benar, Jeje, kamu coba tanyakan lagi apa yang terjadi sebenarnya, atau kita lapor polisi saja." John setuju dengan pemikiran Yaya.
"Kak Andrew, bagaimana menurutmu?" Jeje yang tidak bisa mengambil keputusan bertanya kepada Andrew.
"Telepon, katakan uang tunai dan aku akan pergi mencarinya." Andrew berkata sambil makan steak, otak Andrew berputar dengan sangat cepat daripada bicara di telepon, lebih baik pergi melihatnya.
"John, bukankah menyuruhmu mengirim beberapa orang untuk mengikuti Mark? Bagaimana kabar Mark?" Andrew menyuruh John mencari Mark tapi Mark menghilang sama seperti yang dipikirkan Andrew.
Andrew mengerutkan keningnya, " Mark pasti bukan hanya dicari oleh kita saja, orang Sano pasti sedang mencarinya juga, orang ini sedang terjepit dan mungkin saja dia akan melakukan sesuatu, misalnya..... menculit Kak Mia!"
Ekspresi Jeje langsung berubah, "Menculik! Ini..... ini tidak mungkin!"
Hati Yaya juga merasa tegang, "Kak Mia baik kepada kita, jika seperti itu maka kita tidak boleh hanya duduk diam saja."
Kedua gadis itu sangat panik tapi Andrew dengan santai menelepon Gunawan.
"Kepala Kepolisian, sebentar lagi kamu bawa beberapa orang untuk pergi denganku untuk menangkap Mark malam ini." Andrew membawa yang lainnya pergi setelah dia selesai menelelpon.
Berdasarkan alamat yang disebutkan Kak Mia maka Andrew segera menemukan Kak Mia.
Andrew dan Gunawan menunggu di kejauhan, sedangkan Yaya dan Jeje pergi mengantarkan uangnya.
"Kak Mia, ada apa ini, mengapa kamu ada di sini." Yaya bertanya dengan cemas.
Sebelum Kak Mia bersuara, muncul seseorang dari semak-semak, wajah orang ini penuh darah dan terlihat sangat mengerikan dan dia langsung menangkap Kak Mia dalam pelukannya.
"Brengsek, tidak disangka kalian benar-benar berani datang, apakah sudah membawa uangnya?" Ternyata benar jika orang itu adalah Mark, untung saja Andrew sudah memberikan Yaya dan Jeje peringatan sebelumnya jika tidak mereka berdua pasti akan mati ketakutan.
"Sudah dibawa, apakah kamu bisa melepaskan Kak Mia sekarang?" Jeje melemparkan sekantong uang di bawah.
"Mark, uangnya sudah diberikan kepadamu, lepaskan aku, 6 miliar sudah terkumpul sehingga kamu bisa memberikannya kepada Sano, aku mohon." Sepertinya Kak Mia telah memberikan uang sebanyak 5 miliar.
"Lepaskan kamu? Apakah kamu pikir aku bodoh? Bukankah kamu akan lapor polisi jika aku melepaskanmu? Selain itu aku masih punya dendam dengan mereka berdua." Sebenarnya Mark bukan hanya mau Jeje datang tapi dia ingin balas dendam kepada Andrew dan berharap bisa memeras sedikit uang Andrew.
"Mark, apa yang kamu katakan? Jeje, Yaya, cepat lari!" Kak Mia sangat setia kawan, dia segera menyuruh Yaya dan Jeje pergi setelah tahu Mark tidak berencana melepaskannya.
Tapi Mark mana mungkin akan memberikan kesempatan kepada mereka, Mark langsung memukul belakang kepala Kak Mia yang membuatnya pingsan, selain itu Yaya dan Jeje tidak bergerak di tempat.
"Telepon pria hari itu." Mark sudah merencanakannya dan tentu saja Andrew juga bisa menebaknya maka Jeje menelepon Andrew tanpa terlihat panik.
"Halo! Apakah ini Andrew?" Mark mengecilkan suaranya.
"Benar, ada masalah apa?" Andrew duduk di dalam mobil sambil melihat Mark dari kejauhan, bahkan ada sebatang rokok di mulutnya dan terlihat santai, tapi John sangat panik meskipun Andrew sudah meminta Gunawan mengirim beberapa orang tapi John masih saja tidak bisa tenang.
"Haha, sangat santai ya, kedua gadismu ada di tanganku, jika kamu tidak ingin mati maka bawa uang sebanyak 20 miliar ke sini." Mark tahu jika Andrew sangat kaya dan dia merasa Andrew pasti akan datang.
"20 miliar, tidak masalah, tapi kamu harus memastikan dulu jika kamu tidak akan ditangkap oleh polisi sebelumnya." Andrew memberikan isyarat kepada Gunawan, pada saat ini, badan Mark tiba-tiba muncul dua sinar infrared di badan Mark.
"Apa ini? Brengsek, kamu menjebakku, apakah kamu benar-benar berpikir jika aku tidak berani?" Mark mau beraksi sewaktu dia bicara.
"Mark, coba kamu bergerak karena aku sangat ingin melihat apakah peluru yang lebih cepat atau tanganmu." Andrew menutup teleponnya setelah itu.
Setelah itu Andrew pergi ke arah Mark bersama Guanwan dan John.
Mark segera membuang pisaunya karena dia tidak ingin mati dan berdasarkan kondisi sekarang maka dirinya lebih baik ditangkap karena dia akan mati jika ditemukan oleh Sano.
Tiga hari kemudian, Andrew bertemu Mark di ruang interogasi, setelah diajar oleh polisi, Mark terlihat tidak begitu sombong lagi.
"Buat apa kamu datang mencariku? Apakah bisa memberiku sebatang rokok?" Pada saat ini wajah Mark terlihat memar sepertinya hari-harinya di sini dilalui penuh penderitaan.
"Kamu masih berutang satu tangan denganku." Andrew melemparkan sebatang rokok kepada Mark setelah bicara.
"Kamu! Andrew, kamu jangan keterlaluan, di sini adalah kantor polisi, apakah kamu berani menyentuhku!" Mark sangat yakin jika Andrew tidak berani menyentuhnya di sini.
Dia hanya melihat Andrew melambaikan tangan pada kamera, kamera yang tadinya bersinar langsung mati.
"Kamu!" Mark menjadi takut!
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuHabis Cerai Nikah Lagi
GibranAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaDark Love
Angel VeronicaAdieu
Shi QiWahai Hati
JavAliusUangku Ya Milikku
Raditya DikaIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat