Istri kontrakku - Bab 28 Hubungan Kerja Sama
ekspresi wajah Gunawan terlihat begitu pucat. dia tidak ingin bersikap segan kepada Andrew lagi hanya karena dua pria bodoh ini. bagaimana pun, dirinya adalah seorang ketua di kantor polisi. tidak banyak orang yang harus ia segani di kota ini.
namun dia tidak bisa melakukan apa-apa sekarang. yang melakukan kesalahan adalah keponakannya sendiri. bagaimana pun dia harus menghargai kakaknya sendiri meskipun dia tidak ingin menghiraukan keponakannya itu. dirinya juga memiliki hubungan yang tidak bisa terlepaskan dengan masalah ini.
"Andrew, Santo lah yang salah dalam masalah ini. katakanlah apa yang kamu inginkan. tentunya aku berharap kamu bisa memberiku sebuah kesempatan. aku akan membalas semua kebaikanmu nantinya." pada akhirnya, Gunawan tetap bermohon pada Andrew.
seorang ketua kantor polisi memohon kepada dirinya sendiri. mungkin Leon juga tidak bisa merasakan kondisi seperti ini, apalagi Andrew membutuhkan relasi yang kuat sekarang. jika ia menginginkan Elafy Entertainment Company miliknya itu bisa berdiri dengan baik di kota ini, maka berteman dengan Gunawan merupakan sebuah hal yang tidak ada ruginya.
Andrew lalu mengedipkan matanya kepada Gunawan dengan maksud menyuruhnya untuk keluar terlebih dahulu. aksi Andrew ini membuat Santo dan tiga orang lainnya merasa gembira.
"ketua Gunawan, aku bukan bermaksud menyulitkan kamu. aku bisa membiarkan masalah ini berlalu begitu saja jika kamu membiarkan aku sendiri yang mengurusi masalah Santo." setelah Andrew memikirkannya, dia lebih memilih untuk menyelesaikan masalah ini secara pribadi dibanding Wandy memecat seorang ketua kepolisian.
"tentu saja boleh, apakah sesederhana itu saja?" Gunawan sedikit tidak percaya, dia malah merasa kalau Andrew masih memiliki permintaan lain.
"tentu saja tidak sesederhana itu, aku tahu kalau kamu memiliki hubungan dengan Leon yang bekerja di perusahaan Sriwijaya itu. aku membutuhkan sedikit bantuan darimu." Andrew tahu jelas kalau dibalik jayanya puluhan tempat hiburan milik Leon di kota Azgard ini, Gunawan pastilah juga ikut peran di dalamnya.
"bantuan seperti apa bro? aku tahu jelas kalau kamu memiliki latar belakang yang cukup kuat, namun ayah dari Leon juga bukan merupakan orang yang bisa diganggu sesukanya." Gunawan tidak tahu hubungan diantara Andrew dan juga Leon.
"waktu itu, pusat permandian milik Leon telah disita kamu juga tahu akan hal ini kan!" Andrew mengingati Gunawan akan hal ini.
"benar, masalah ini membuatku merasa sangat marah. sh*t........ jangan katakan kepadaku kalau masalah ini adalah ulahmu." Gunawan seketika terpikir akan sesuatu hal. dia hanya menatap Andrew dengan mata yang melotot.
Andrew tidak berbicara, namun ekspresi wajahnya cukup dijadikan jawaban untuk Gunawan. Gunawan seketika merasa begitu terkejut dan baginya, Leon merupakan seorang pria yang tidak bisa di celakai. namun pria yang sedang berdiri di depannya ini ingin mencelakai Leon? Gunawan seketika tidak tahu bagaimana caranya untuk menerima hal ini.
"ketua Gunawan, pikirkanlah dirimu sendiri. kedepannya, Leon tidak lagi bisa melindungimu. namun aku bisa." yang dikatakan Andrew tidaklah salah. meskipun ayah Leon, yaitu Toni merupakan orang yang hebat, namun...
industri utamanya malah berada di kota D dan dirinya tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengurusi Leon.
berbeda dengan Andrew, tidak perlu membahas hubungannya dengan walikota terlebih dahulu. Elafy Entertainment Company miliknya itu cukup menjamin masa depannya!
meskipun umur diantara Andrew dan Leon tidaklah jauh, namun Andrew memiliki semangat yang berbeda. kondisinya ini hampir sama seperti Leon yang dulunya baru saja tiba di kota Azgard. jika Gunawan bisa bekerja sama dengan Andrew, maka masa depannya pastilah akan sangat cerah.
"baiklah, lagipula aku sudah tua, bukanlah merupakan masalah besar jika aku kalah. jabatanku juga hanya merupakan seorang kepala kantor polisi kan? jikalau kondisi tidak memadai, aku juga tidak ingin bekerja lagi. katakanlah kepadaku apa yang harus aku lakukan." kata Gunawan dengan tegas.
"perkataanmu ini terlalu serius. aku juga tidak menyuruhmu untuk membunuh orang lain. apakah kamu tahu real estat Sriwijaya? apakah tanah itu sudah didapatkan oleh Leon?" beberapa tahun belakangan ini, real estat merupakan sebuah bidang yang mengalami perkembangan pesat. Andrew juga tertarik untuk mendalami bidang ini.
"belum, namun ini merupakan sebuah hal yang pasti bagi Leon. semua hal bisa diselesaikan dengan uang." Gunawan tidak lagi omong kosong dengan Andrew.
"seingatku, tanah itu berada di pinggiran kota Azgard. namun sekarang ekonomi telah berkembang dan wilayah itu mengalami perkembangan juga. hanya saja aku tidak tahu bagaimana kualitas tanah di wilayah tersebut, aku perlu menelusurinya lagi. begini saja, beberapa hari ini, tugaskanlah lebih banyak polisi untuk melakukan pemeriksaan di jalan. jika ada yang melakukan pembongkaran paksa, segera tangkap mereka." setelah memberikan perintah ini, Andrew pun pergi dari kantor polisi.
keesokan harinya, Andrew membawa begitu banyak barang ke rumah Wandy.
"halo, siapa yang ingin kamu temui?" yang membukakan pintu untuk Andrew adalah seorang wanita yang memiliki umur yang hampir sama dengan Andrew. wanita ini memakai pakaian santai. namun pakaian itu tidak bisa menutupi tubuhnya yang seksi itu. wanita itu memiliki penampilan yang cantik dan juga bersih.
"aku ingin mencari walikota Wandy." Andrew tidak menyapanya karena dia tidak tahu apakah wanita ini merupakan anak perempuan atau cucu perempuan dari Wandy.
"kamu.... datang untuk memberi hadiah? ayahku tidak ada di rumah." dapat dilihat kalau begitu banyak orang yang memberi hadiah kepada Wandy pada hari biasa. putrinya sendiri juga terlihat sering membantu ayahnya untuk menghadapi orang-orang seperti ini.
meskipun Andrew tidak disambut dengan ramah, namun Andrew malah merasa senang. setidaknya dia tahu kalau Wandy merupakan seorang walikota yang baik.
"begini, aku dan Wandy adalah teman. aku bukan datang untuk memberi hadiah, ada beberapa masalah yang ingin aku bicarakan dengannya." Andrew menjelaskan hal ini kepada wanita itu dengan penuh kesabaran.
"ayahku tidak memiliki teman muda seperti kamu. segera pergi sebelum aku marah." setelah melihat Andrew membawa sesuatu, sikap wanita itu terhadap Andrew berubah drastis.
"kenapa kamu seperti itu? aku benar merupakan teman walikota Wandy." meskipun Andrew sangat kagum akan sikap anggota keluarga ini, namun sikap dari putri Wandy ini membuat Andrew merasa sedikit tidak puas.
di saat seperti ini, seorang pria tua yang memakai baju tidur muncul di ruang tamu dan pria tua itu adalah Wandy.
"halo, walikota Wandy!" Andrew tidak lagi ingin menghiraukan wanita itu dan langsung menyapa Wandy.
"Andrew? kenapa kamu datang ke sini? Sunny, kenapa kamu tidak mempersilahkan tamu untuk masuk?" Wandy segera menghampiri Andrew setelah melihat keberadaan Andrew di sana.
wanita yang bernama Sunny ini tidak menyangka kalau pria muda ini benar merupakan teman ayahnya.
"masuklah! jika aku tahu kalau kamu datang untuk memberi hadiah, maka aku tidak akan membiarkanmu begitu saja." Sunny merasa sedikit tidak puas, namun dia tetap membiarkan Andrew untuk masuk.
Wandy merasa sedikit canggung ketika mendengar perkataan putrinya itu.
"maaf, Andrew. Sunny baru saja lolos di universitas kejaksaan tahun ini. walikota seperti aku saja harus ia introgasi setiap hari." jelas Wandy kepada Andrew setelah mereka duduk bersama.
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoMy Lifetime
DevinaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaLelaki Greget
Rudy GoldLove at First Sight
Laura VanessaBeautiful Lady
ElsaIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat