Istri kontrakku - Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
"Apa dia ini teman sekelasmu ?" Tanya Jeslyne dengan berterus terang , masalah ini tidak sesederhana yang dia pikirkan , Dari tatapan mata Andrew bisa dilihat mereka berdua pasti lebih dari sebatas murid .
"Dia ..."
"Dia adalah istriku Jeslyne."
"Ternyata Jeslyne ." Kata Jessica sambil tersenyum , " Aku sangat suka dengan beberapa karya yang kamu buat dan juga kamu berakting dengan sangat bagus ."
“ Terima kasih ! “ Jeslyne merasa aneh dan geli dengan sikapnya Jessica , terutama ketika dia memanggilnya saudara Jeslyne .
"Suamiku , aku mau pergi cari sutradara dulu , hari ini aku akan di perusahaan sajaa , tidak kemana-mana , nanti kita pulang bareng ."
"Ok..."
Ini adalah pertama kalinya Jeslyne memanggilnya suamiku di depan umum , sampai-sampai Andrew tidak terbiasa dengan hal ini . Jeslyne tidak tahu apa yang salah dengannya , menghadapi wanita bernama Jessica ini , dia selalu ingin bersikap manis kepada Andrew .
Di sisi lain , Budi berkata : " Direktur , bagaimana menurutmu tentang nona Jessica ?"
"Kalau menurutmu ok , kita akan menerimanya ."
"Direktur Andrew , jika kamu menandatangani ini , nanti aku akan segera mengangkatnya sebagai anggota ."
Setelah penandatanganan , Budi meninggalkan aula . Jessica melihat ke arah Andrew , lalu berkata : "Lumayan juga kamu , bisa menikah dengan seorang artis ."
"Lumayan lah , Akhir-akhir ini bagaimana dengan kabarmu ? Kudengar setelah tamat kuliah kamu langsung menikah."
Berita ini dia dapat dari John . Setelah lulus kuliah , Jessica menikah dengan pria tua kaya dan hal ini membuat Andrew bersedih untuk waktu yang lama.
"Aku sudah bercerai ." Jessica dengan suara yang kecil berkata : " Dia di luar sana menyelingkuhiku , bagaimana mungkin tidak bercerai ."
Andrew menganggukkan kepalanya , lalu berkata : " Ohhh , ngomong-ngomong , apa yang sudah kamu lakukan selama beberapa tahun ini ?Kenapa sampai ke perusahaanku untuk melamar pekerjaan ?"
"Beberapa tahun ini aku terus bekerja dan aku tidak menganggur , Kamu tenang saja , aku pasti bisa menjalankan tugasku , Mantan suamiku juga punya perusahaan media dan aku terus membantunya , sekarang sudah bercerai , tentu aku harus cari pekerjaan baru karena aku tidak ingin menganggur . "
"Ohh , lumayan bagus . Bekerja supaya tidak bosan."
Mendengar ini Jessica dengan senyuman sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Andrew , lalu berkata : "Kamu sangat nakal sekarang . Saat itu aku lihat berita tentang kamu di Internet , aku pikir mataku sudah rabun , ternyata berita itu tidak bohong . "
Jessica berbicara sambil mengelus-elus Andrew.
"Disini perusahaan , perhatikan sikapmu ."
"Oh ..." Kata Jessica , lalu berkata : "Aku hampir lupa , sekarang Andrew kita sudah menjadi figur publik , jika paparazzi sampai memfoto hal ini , pasti akan sangat menganggumu ."
"Oke , pekerjaan Perusahaan Rain sound diserahkan kepadamu , jika ada yang tidak mengerti , kamu tinggal pergi cari Budi ."
"Kenapa kamu seperti ingin mengusirku !" Jessica dengan mentel , lalu berkata : " Kenapa kamu bersikap seperti ini , kita sudah lama tidak berjumpa ."
"Aku masih harus bekerja , bila ada waktu kita akan ngobrol lagi ."
Jessica sambil tersenyum , lalu berkata : "Oke , kamu adalah orang yang super sibuk , kalau begitu aku pergi dulu , WeChatku masih nomor yang sama , tidak berubah."
Setelah selesai berbicara , Jessica meninggalkan perusahaan . Harus di akui , beberapa tahun perubahannya sangat banyak , Andrew dengan jelas ingat wanita ini seperti anak kecil dia yang sekarang sangat berbeda dari masa kuliahnya .
"Siapa wanita cantik ini ? Kenapa dia terlihat begitu familiar?" Kata John dengan sengaja yang tiba-tiba datang sambil berlari dari belakang .
"Kamu tidak tahu siapa dia."
John sambil tersenyum jahat , lalu berkata : "Lagipula aku tidak ingat dia dan aku tidak pernah mencintainya , tapi kamu berjodoh sekali dan beruntung bisa bertemu wanita cantik dalam 2 hari ini ."
" Jelas-jelas aku mendapat sialnya , kamu katakan aku beruntung ?"
Tapi apa yang dikatakan John sepertinya benar. Siang hari tadi , Andrew bertemu dengan wanita cantik lain .
Jeje datang ke kantor dengan membawa beberapa kotak makan siang dan dia ditemani oleh Yaya , John dengan ekpresi jahil , lalu berkata : "Andrew , apa yang aku katakan tadi pagi tidak salah kan , ha ha ha .... oke , aku akan pergi keluar makan dengan Yaya , kamu bisa menikmati makan siang di sini."
"Aku sudah masak banyak sayur , ayo kita makan sama-sama ." Kata Jeje dengan terburu-buru.
Sayur yang dibuat cukup banyak , walaupun pikirannya hanya tertuju kepada Andrew , tapi dia tidak enak hati untuk tidak mengajak John makan bareng .
Di sisi lain YaYa juga berkata : "Untuk apa pergi keluar makan , Jeje sudah masak banyak sayur , makan bareng-bareng saja ."
Meski Yaya sudah mengalami banyak hal , namun waktu yang dihabiskan untuk pengalaman asmaranya masih terlalu singkat , jadi John tidak menyalahkannya .
"Kak John, jangan berpikir hal yang aneh-aneh , aku hanya ingin berterima kasih kepada kalian , jika bukan karena kalian ? Kami tidak tahu sudah akan berada dimana .
John sambil tersenyum , lalu berkata : "Kalian lebih baik berterima kasih kepada kak Andrew , jasanya lebih besar , Jika merasa bersalah , kalian boleh menebusnya dengan itu .... Ha ha ha ... "
Begitu hal itu dikatakan oleh John , Yaya dengan kesal langsung memukul kepalanya John .
"Kamu ingin bilang apa ! Jaga mulutmu , kamu jangan mengotori orang lain dengan pikiran kotormu itu , kamu pikir kak Andrew sama sepertimu ? Kamu hanya tahu ingin melakukan hal kotor itu , dasar ! “
Deng deng , deng deng
Pintu kantor tiba-tiba berdering dan Andrew segera mengatakan : "Masuk."
Pintu kantor terbuka dan Jeslyne masuk .
"Ingin pergi makan ?" Setelah mengatakan ini , Jeslyne melihat makanan ada di atas meja , kemudian dia berkata dengan tergesa-gesa : "Sepertinya staf perusahaanmu sangat memperhatikan kamu , kalian makan saja , aku pergi dulu ."
"Kakak ipar , dengarkan aku ." Jeje segera menghentikan Jeslyne dan berkata : "Kak ipar , aku hanya ingin berterima kasih kepada kak Andrew .”
"Aku tidak mengatakan apa-apa , aku juga tidak salah paham , kalian lanjut makan saja ."
Andrew hanya bersikap biasa saja , siapapun bisa melihat kalau Jeslyne sudah marah , lagipula dia benar-benar tidak ada hubungannya dengan Jeje .
Setelah Jeslyne selesai berbicara , dia langsung keluar dan menutup pintu kantor .
"Kakak ipar tidak marah kan , apa kita ajak dia makan bareng ? Aku sudah bawa banyak sayur , kalau hanya kita yang makan juga tidak akan habis ." Ketika berhadapan dengan situasi seperti ini , Jeje sedikit merasa bingung , Alasan mengapa dia mengirimi makanan ke Andrew hari ini karena percakapan di meja makan kemarin yang membuatnya menjadi bersemangat . Dia pikir dia masih punya kesempatan dengan Andrew , tetapi ketika melihat situasi hari ini , dia menjadi ragu dan banyak pikir .
"Tidak perlu panggil lagi , Ayo kita makan saja , dia juga mungkin tidak terbiasa dengan makanan ini ."
Belum lagi tangan Jeje sangat terampil , sayur apa saja yang dikeluarkan , makanan yang siap dihidangkan bahkan bisa mengalahkan koki hotel bintang 3 dan 4 .
"Yaya , kamu lihat orang lain ."
"Kamu sudah pernah menipuku untuk bisa dimasaki makanan , dasar ."
John tersedak setelah mendengar kata-kata Yaya dan dia hampir saja menyemburkan makanannya , Meski dia sendiri sering tidak tahu malu , dia menyukai sifat Yaya yang berterus terang , yang membuatnya menerima kenyataan yang ada .
"Sudah , sudah , kalian berdua cepat makan biar bisa kembali bekerja ."
"Baik ."
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaAir Mata Cinta
Bella CiaoUnlimited Love
Ester GohAwesome Husband
EdisonTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat