Istri kontrakku - Bab 47 Panik
Kemudian pemukul handal yang dicari John bergegas masuk ke dalam warnet, segera warnet Mark dipenuhi oleh orang-orang Andrew.
"Kamu berani menjebakku!" Mark sekarang baru sadar jika dia dijebak oleh Andrew, Andrew hari ini datang untuk balas dendam seharusnya dia sudah memikirkannya sejak awal.
"Pukul!" John tidak memberi kesempatan Mark untuk bicara lagi dan semua orang beraksi setelah John memberikan perintah, tiga puluh menit kemudian, Mark berlutut di depan Andrew penuh darah.
"Mark, kamu kalah 10 miliar sehingga masih kurang 4 miliar, aku akan memberimu sebuah kesempatan untuk mengembalikan uangku jika tidak maka aku akan mengambil satu tanganmu." Andrew memungut sebuah pisau yang ada di depan Mark.
"Kakek, aku benaran tidak ada uang, tolong lepaskan aku!" Mark berlutut di lantai sambil terus bersujud.
Tok, tok, tok, kepalanya pecah karena bersujud!
"Baiklah, lagipula pisau ini masih belum pernah bertemu darah, kebetulan bisa mencobanya denganmu!" Andrew berkata.
Mark ditekan di atas meja, kedua kakinya gemetaran karena takut dan celananya bahkan basah.
"Aku akan memberimu uang, aku akan memberimu uang, mohon jangan memotong tanganku." Darah segar masih terus bercucuran dari kepala Mark, pada saat ini dia baru merasa takut, dia sama sekali tidak tahu dia telah menyinggung orang yang seperti apa.
"Baik, pergi ambil!" Andrew menyuruh tukang pukul untuk melepaskan Mark.
Mark berjalan tertatih-tatih ke dalam kantornya tapi dia tidak keluar untuk waktu yang lama.
"Kak Andrew, apakah orang ini telah kabur, mengapa dia tidak keluar setelah begitu lama." John berkata kepada Andrew sambil melihat ke arah ruangan itu.
"Dia sudah kabur sejak awal, sekarang baru sadar." Andrew berbicara sambil merokok karena sudah lama tidak merokok maka Andrew merasa barang ini sangat enak.
"Sial, kenapa kamu tidak mengatakannya dari tadi, pergi kejar dia saudara sekalian!" John merasa Andrew seperti orang gila, karena sudah menyewa tukang pukul maka Mark harus dikejar.
"Tidak perlu, suruh beberapa orang mengikutinya dan kita pasti akan bertemu lagi malam ini." Andrew membawa orang pergi setelah dia selesai mengatakannya.
Andrew sebenarnya sudah tahu jika Mark akan melarikan diri karena dia sengaja membiarkannya kabur maka dia baru bisa mengetahui jejak Sano. Adiknya Venny pernah mengatakan jika ingin menghancurkan keluarga Li maka harus membasmi Sano terlebih dahulu, Andrew merasa Mark adalah terobosannya.
Karena kedua gadis itu masih harus bekerja malam ini maka Andrew mengantar mereka ke tempat kediaman mereka.
"Kak Andrew, kak John, kami pergi dulu, semoga kalian akan datang mencari kami lagi kelak." Setelah sampai di bawah apartemen, Jeje berkata dan pamit dengan sopan kepada Andrew dan John.
"Baiklah, kalian pergi dulu." John sepertinya agak kecewa, dia melambaikan tangannya dan secara khusus melihat ke arah Yaya.
Andrew tidak bicara, setelah mereka pergi, Andrew langsung pergi bersama John.
"Kak Andrew, apakah kamu akan mengejekku jika aku pacaran dengan seorang gadis yang tidak biasa?" Di tengah perjalanan, John langsung bertanya seperti ini kepada Andrew.
"Tidak akan, apakah kamu menyukai Yaya?"
"Bagaimana kamu tahu?"
"Omong kosong, memangnya aku bukan temanmu?"
Andrew memutar arah mobilnya sambil berkata dan mereka sekali lagi tiba di bawah apartemen Yaya dan Jeje.
"Mengapa kalian kembali lagi, ada masalah apa?" Jeje membukakan pintu untuk mereka dan terlihat jelas dia senang melihat kedatangan Andrew.
"Kalian berdua bereskan barang untuk meninggalkan tempat ini!" Andrew langsung duduk di atas sofa, dia berkata sambil makan buah-buahan yang ada di atas meja sambil bicara.
"Pergi ke mana, kami masih harus bekerja." Yaya merasa bingung dan bertanya.
"Aku membuka sebuah tempat wisata baru dan kalian berdua jadi resepsionis di sana dengan gaji 200 juta sebulan." Andrew sudah memikirkan bagaimana mengatur kedua gadis ini di dalam perjalanan tadi.
"Benar, benar dan aku adalah pengurus di tempat wisata itu, kalian berdua akan ikut denganku kelak." John sangat pintar dan dia langsung bicara setelah mengetahui maksud Andrew.
"Haha, kamu? Mukamu memang cukup tebal sehingga mnyuruh Andrew memberikanmu posisi seperti itu, aku akan membereskan barangnya sekarang dan kamu juga ikut denganku." Sepertinya Yaya sejak awal sudah bersiap pergi dengan John tapi dia hanya menunggu permintaan John saja.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam kamar, sebuah suara aneh terdengar dari dalam kamar yang membuat Andrew dan Jeje merasa canggung.
"Maaf, kamar kami tidak kedap suara." Jeje sepertinya tidak buru-buru membereskan barangnya tapi dia duduk menemani Andrew mengobrol.
"Tidak masalah, kamu cepat pergi kemasi barangmu, aku masih ada urusan malam ini sehingga harus menyelesaikan semua ini sebelum hari gelap." Andrew pura-pura santai tapi dia sebenarnya merasa situasi saat ini sangat aneh.
"Sebelum gelap? Kamu cepat katakan alamat perusahaan kalian dan aku akan mencari sebuah tempat tinggal yang harganya sesuai di online." Jeje memikirkannya dengan cermat, dia sebenarnya juga merasa jika situasi saat ini sangat aneh.
"Tidak perlu, kalian tinggal bersama John dulu dan dalam beberapa hari ini aku akan menyuruh John membelikan sebuah rumah untuk kalian, kalian hanya perlu bekerja baik-baik dan jangan mengungkit masalah dulu lagi." Andrew tahu jika bukan keingian Jeje menjadi seorang gadis pelayan, dia hanya ingin bertahan hidup saja.
"Apa? Kamu mau membelikan rumah untuk kami? Kak Andrew, ini tidak bisa, sebuah rumah yang paling rumah saja senilai beberapa ratus juta, kamu sudah memberikan 200 juta kepadaku dan aku tidak tahu kapan baru bisa melunasinya, selain itu aku masih harus mengumpulkan uang untuk berobat, bukankah jika sekarang membeli rumah akan sedikit....." Jeje sangat berbakti dan dia memikirkan penyakit ibunya pada saat ini.
"Kamu tenang saja, aku akan menyuruh John melihat ibumu, aku benaran memerlukan orang, jika kamu benar-benar merasa tidak enak maka kamu bayar semuanya setelah kamu sudah punya uangnya nanti." Andrew menepuk pundak Jeje.
Air mata langsung jatuh dari mata Jeje, sejujurnya Jeje tidak mungkin pergi menjadi gadis pelayan jika bukan karena penyakit ibunya.
Pada awalnya dia berpikir jika kehidupannya sudah hancur tapi tidak disangka Andrew menarik dirinya keluar dari jurang.
Setelah sibuk sepanjang hari, Andrew telah selesai mengatur Yaya dan Jeje unutk tinggal di rumah John, meskipun rumah John tidak termasuk besar tapi masih bisa untuk ditempati sekitar lima orang.
"Kak Andrew, kita pergi keluar makan malam ini, aku dan Yaya akan mentraktirmu untuk berterima kasih kepadamu karena telah memberikan kerja dan tempat tinggal kepada kami." Karena mereka sudah hampir selesai maka Jeje mengundang Andrew makan.
"Benar, kak Andrew, kami harus mentraktirmu makan." Yaya berkata sambil bersandar di dalam pelukan Yaya.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiMy Lady Boss
GeorgeLove at First Sight
Laura VanessaKisah Si Dewa Perang
Daron JayUangku Ya Milikku
Raditya DikaInventing A Millionaire
EdisonSi Menantu Dokter
Hendy ZhangIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat