Istri kontrakku - Bab 44 Gadis Gosip
Andrew tidak berdaya terhadap kedua gadis ini, mereka tidak percaya bahkan orang yang sebenarnya sudah berdiri di depan mereka.
"Sudah cukup, tidak perlu lihat lagi, aku benaran adalah Andrew, kalian berdua juga tidak perlu kerja dalam dua hari ini, pria cabul itu pasti masih akan pergi mencari kalian, oh ya, apakah ponselku sudah dicas?"
Andrew sadar jika masalah ini harus diurus secara hukum maka dia akan meminta bantuan Gunawan.
"Ini ponselmu, ada beberapa orang yang menelepon tapi aku tidak menjawabnya."
Jeje sangat pengertian karena hal pertama setelah mengantar Andrew ke rumah sakit adalah mengisi baterai ponsel Andrew tapi karena dia tidak punya kata sandi ponsel Andrew maka Jeje tidak bisa menghubungi nomor teman Andrew.
Setelah megambil ponselnya, Andrew menelepon Gunawan dan dia segera datang ke rumah sakit setelah dia mendapatkan kabarnya.
"Apakah orang keluarga Li yang datang membalas dendam, orang-orang ini keterlaluan sekali, Andrew kamu tenang saja, aku pasti akan mencari orang-orang itu." Gunawan hanya tahu jika Andrew dipukul orang tapi dia tidak tahu alasan kenapa Andrew dipukul orang.
Gunawan tertawa kencang setelah Andrew menceritakan masalahnya kepadanya.
"Gila, kamu beranten demi seorang gadis pelayan. Andrew, di dalam pandanganku kamu bukan orang seperti itu." Andrew mengatakan panjang lebar tapi pada akhirnya Gunawan hanya menyimpulkan jika Andrew berantem karena seorang gadis pelayan dan hal yang paling penting adalah dia kalah.
"Apanya yang disebut demi, sudahlah karena kamu juga tidak akan mendengarnya jika aku menjelaskannya kepadamu, cepat cari orang-orang itu, aku bisa keluar rumah sakit sore ini, periksa latar belakang beberapa orang itu, apakah bisa dihukum atau tidak." Andrew menyuruh Gunawan pergi setelah dia memberikan perintah.
"Kak Andrew, katanya kamu dan Jeslyne adalah pasangan suami istri, apakah ini benar?" Mungkin saja mereka berdua tidak pernah melihat Andrew tapi mereka sangat mengenal Jeslyne .
"Benar, Jeslyne adalah istriku." Kekuatan opini publik sangat besar dan masalah pernikahannya dengan Jeslyne sudah diketahui umum, Andrew tidak tahu mengapa orang masih mencurigainya.
"Dua hari yang lalu katanya Jacob dan Hana sudah bersama, apakah ini benar? Mereka berdua sepertinya artis di perusahaan kalian." Setelah memastikan status Andrew, Yaya tidak bisa menahan sifat gosipnya.
"Aku juga ingin mengetahuinya, Andrew, apakah kamu bisa memberitahu kami, kami pasti tidak akan menyebarkannya. Jacob adalah idolaku." Awalnya dia berpikir jika Jeje berbeda dengan Yaya tapi dalam masalah bintang idola, Jeje juga sama gilanya.
"Aku benaran ingin memberitahu kalian apakah masalah ini benar atau tidak tapi aku benar-benar tidak tahu dan aku bahkan tidak tahu jika kedua orang yang kalian sebutkan adalah artis di perusahaan kami."
Benar kata Andrew, karena meskipun dia adalah direktur Elafy Entertainment Company tapi artis yang dikenal oleh Andrew tidak lebih dari lima orang dan dia sama sekali tidak tahu orang yang disebutkan Yaya dan Jeje.
Kedua gadis itu terlihat putus asa setelah mendengar kata-kata Andrew, Andrew tidak berdaya dan dia hanya bisa berjanji akan membawa mereka berdua bertemu mereka di perusahaannya setelah dia selesai membereskan masalah pria cabul itu.
Ponselnya sudah terisi dan tentu saja Andrew sudah punya uangnya maka dia telah mengembalikan uang Yaya dan Jeje kemarin selain itu dia juga memberikan uang 200 juta kepada Jeje.
"Kak Andrew, apa yang kamu lakukan?" Jeje tidak berani menerima hadiah sebesar ini.
"Ini hanya uang kecil, jika bukan karena berdua membawa kami ke rumah sakit mungkin kami berdua sudah tidur di jalanan." Sebenarnya Andrew tahu jika Jeje sekarang sedang membutuhkan uang, bisa bertemu karena berjodoh dan Andrew berharap bisa membantu Jeje dengan 200 juta itu.
"Jeje, kamu ambil saja uang yang diberikan oleh kak Andrew, apakah Kak Andrew seperti orang yang kekuarangan uang?" Sifat Yaya dan John benar-benar cocok, Yaya segera mengupas apel sambil duduk di tempat tidur John dan memberikan apel kepadanya.
Gunawan menelepon pada sore hari.
"Beberapa berandalan itu sudah ditemukan, katamu pria cabul itu bernama Mark, dia adalah orang yang sudah sangat dikenal polisi, dia sering berantem dan ditangkap, apakah perlu menangkapnya sekarang." Ternyata Gunawan mengenal Mark ini, sepertinya mereka sering bertemu.
"Jangan ditangkap dulu, terlalu menguntungkan mereka jika ditangkap sekarang karena aku ingin mereka mengingatku selamanya." Andrew pergi dari rumah sakit setelah pamit dengan John dan lainnya.
Berdasarkan berita dari Gunawan, Mark selama ini punya bisnis rentenir juga punya warnet sendiri dan biasanya orang itu berada di warnetnya.
Berdasarkan perintah Andrew, John mengeluarkan uang untuk mencari beberapa pemukul handal dan Andrew bersama orang-orang itu muncul sekitar jam 1:30 siang.
Andrew John dan Jeje masuk ke dalam terlebih dulu.
Warnet Mark berkabut, hanya sedikit orang yang bermain game di dalamnya, kebanyakan orang sedang bermain kartu dan Andrew juga sudah melihat Mark yang sedang berjudi.
"Brengsek, bunuh!" Mark berteriak kepada orang lainnya sewaktu Andrew dan lainnya masuk.
"Prak!" Andrew mengangkat tangannya dan memukul kepala Mark dengan keras sehingga kartunya jatuh ke bawah.
Tidak ada orang yang berani menyentuh Mark di sini, lalu Mark memalingkan badannya mau beraksi tapi dia terkejut ketika melihat Andrew.
"Kamu bahkan berani datang lagi bocah, apakah kemarin masih belum puas?" Mark merasa menarik, orang yang telah dia pukul bahkan akan bersembunyi jika bertemu dengannya di jalan tapi Andrew dan lainnya bahkan berani datang mencarinya.
"Aku akan melakukan perhitungan dengan kejadian kemarin nanti, apakah kamu berani bermain beberapa putaran denganku." Andrew langsung melemparkan tasnya di atas meja setelah dia selesai bicara.
Selanjutnya, John menuangkan seluruh uang yang ada di dalamnya ke atas meja dan di dalam tas ini ada 400 juta, sebagian uang ini akan dia gunakan untuk membayar pemukul handal dan sebagian lagi akan diberikan kepada Jeje, Andrew sudah memperlihatkan semuanya dan tentu saja John tidak bisa hanya ikut melihat saja.
"Mengapa kamu membawa uang sebanyak ini?" Andrew tidak menduga ternyata tas John ada uang sebanyak ini.
"Hahaha, bocah, kamu lumayan berani, katakan kamu mau main apa." John masih belum menjawab Andrew tapi Mark sudah terlihat tidak sabar lagi untuk segera bermain.
"Main besar kecil saja! Hanya satu putaran." Andrew jarang bermain kartu sehingga dia kurang mengerti maka dia langsung memilih hal yang gampang saja.
"Baik, punya keberanian, kocok kartunya!" Mark seolah-olah merasa jika uang sebesar 400 juta di atas meja itu sudah menjadi miliknya dan dia tidak sabar menyuruh anak buahnya mengocok kartunya.
"Jangan, aku tidak percaya orangmu, biarkan Jeje yang melakukannya." Andrew memikirkannya dengan sempurna.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraCinta Di Balik Awan
KellyThe Winner Of Your Heart
ShintaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHalf a Heart
Romansa UniverseIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat