Istri kontrakku - Bab 27 Situasi
"kasus ini telah selesai. jika kamu tidak merasa puas, kamu boleh pergi ke pengadilan untuk melakukan pelaporan. janganlah menggangguku di sini. jika kalian tidak segera pergi, maka aku akan melaporkan kalian karena telah menganggu kami dalam bertugas."
polisi yang seram itu tetap saja bersikap sombong dan dia berkata dengan nada suara yang kasar dan juga gaya yang sangat memamerkan kekuasaannya. dia bahkan tidak sadar kalau pria gemuk yang memakai topi itu adalah pamannya sendiri.
"melihat sikapmu yang tidak adil seperti ini, aku merasa kalau kamu tidak ingin menjadi seorang polisi lagi." walikota Zhang tidak pernah menyangka kalau seorang polisi akan bersikap sombong seperti ini.
"hei pria tua, perhatikan cara berbicaramu itu. kalau tidak, aku akan menangkapmu nanti." kata polisi itu dengan sombong sambil mengeluarkan borgol yang ia miliki.
di saat seperti ini, sebuah bayangan tubuh yang gemuk muncul dari arah belakang Andrew. hanya terlihat bentuk tubuhnya yang besar itu menabrak ke arah polisi sombong terebut.
setelah itu, terdengar suara 'brak!' yang keras. polisi itu bahkan terjatuh karena sebuah tamparan. bahkan beberapa giginya lepas karena tamparan itu. beberapa polisi yang ada di tempat itu mulai mengeluarkan pistol yang mereka miliki.
"jangan bergerak, angkat kedua tanganmu. aksimu sekarang ini termasuk aksi penyerangan terhadap polisi. jika kamu melawan, kami memiliki hak untuk menembak kamu."
"brengsek! cobalah jika kalian berani menembak aku!" kata Gunawan sambil membuka masker wajah yang ia kenakan. semua polisi terbengong ketika melihat keberadaan pemimpin mereka di sana.
apalagi polisi sombong itu, dia terlihat begitu terkejut dan tidak menyangka kalau pria gemuk ini adalah pamannya sendiri.
"paman, bagaimana kamu..." polisi sombong itu memegang wajahnya sendiri sambil menatap Gunawan dengan tatapan yang ketakutan.
"siapa pamanmu? Santo, mulai sekarang, kamu sudah dipecat dari kepolisian. cepatlah kemas semua barangmu dan pergi dari sini."
meskipun walikota Zhang tidak mengizinkan Gunawan untuk berbicara, namun Gunawan sangat mengerti akan kondisi yang ada. jika dia tidak berbicara, mungkin saja jabatannya akan dihancurkan oleh keponakannya sendiri.
pada kondisi seperti ini, Gunawan tidak perlu memikirkan lagi untuk memilih jabatannya sendiri atau memilih keponakannya yang sangat licik ini.
"kenapa? mereka hanyalah sekelompok rakyat yang suka membuat kekacauan. kenapa kamu malah membantu mereka?" Santo benar-benar tidak mengerti kenapa pamannya sendiri menamparnya hanya karena tiga orang dengan pakaian yang sederhana ini.
"rakyat pengacau? apakah kamu tahu siapa dia? dia adalah Wandy, walikota dari kota sebelah. kamu bahkan mengatakannya sebagai rakyat pengacau? aku merasa sia-sia untuk membinamu selama beberapa tahun ini. cepatlah pergi, aku tidak ingin melihatmu di sini lagi."
Gunawan tahu jelas jika Santo masih berada di tempat ini, maka masalah ini akan sangat sulit untuk diselesaikan. oleh karena itu, dia menyuruh Santo untuk segera pergi dari sini sekarang.
"ketua Gunawan, jangan tegesa-gesa. kasus waktu itu diurus langsung oleh polisi Santo yang baik hati ini. aku ingin dia bertanggung jawab hingga kasus ini selesai. setelah itu, aku ingin melihat apakah aku perlu memberikan biaya ganti rugi atau tidak." kata Andrew.
masalah sudah menjadi seperti ini, oleh karena itu, dia memilih untuk mengatakan semua hal yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini.
"sahabatku, keponakanku ini baru saja menjadi polisi selama beberapa tahun. janganlah mempersulit masalah ini dengannya. aku akan bertanggung jawab atas kasus ini. katakanlah bagaimana cara yang kamu inginkan, maka kami akan menyelesaikannya dengan keinginanmu."
Gunawan terlihat begitu panik. Andrew bisa mengatakan hal seperti itu di depan seorang walikota. ini menandakan kalau dia sudah tidak bisa menerima hal ini lagi.
"Gunawan, apa yang kamu katakan? kenapa kita harus menyelesaikan kasus ini sesuai keinginan dia? bagaimanapun negara kita memiliki hukum kan?" walikota Zhang merasakan kejanggalan di dalam perkataan Gunawan.
"tidak, walikota Zhang. aku tidak bermaksud seperti ini......" Gunawan juga tidak memberikan penjelasan yang jelas.
"sudahlah, jika Andrew ingin Santo yang menyelesaikan kasus ini, aku juga menyetujuinya. kita boleh membahas masalah mu nanti, kita harus menyelesaikan masalah Andrew sekarang." walikota Zhang mengerti akan tujuan Andrew dan di waktu yang bersamaan, dia juga kagum akan cara yang digunakan oleh Andrew.
Santo sudah melakukan kesalahan yang besar kali ini. waktu itu, dia memanglah menerima begitu banyak uang dari seorang pria botak. namun kini, dia tidak tahu bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah ini. dia hanya bisa menatap pamanya sendiri.
"untuk apa kamu menatapku? apakah negara kita tidak memiliki hukum? ikuti saja hukum yang ada. segera tangkap semua orang yang berhubungan dengan perkelahian itu." Gunawan benar-benar merasa tidak berdaya pada keponakannya ini.
"baik, baik, aku akan segera pergi mencari mereka!"
satu jam kemudian, semua orang yang berhubungan dengan perkelahian itu telah berhasil ditangkap kembali oleh Santo.
"hei, paman Gunawan. lama tidak berjumpa, mari merokok bersama." seorang pria yang memakai kacamata hitam seperti tidak menyadari keseriusan masalah ini. dia malah menganggap kantor polisi ini seperti rumahnya sendiri dan memberi sebuah rokok kepada Gunawan.
"siapa pamanmu? Santo, segera borgol tangan mereka!"
ekspresi wajah Gunawan begitu pucat, dia tahu kalau jabatannya sebagai ketua kantor polisi ini tidak bisa bertahan lebih lama lagi. dia hanya berharap kalau dirinya bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik dan memberi sebuah kesempatan kepada dirinya sendiri.
pria berkacamata hitam itu terkejut akan perkataan Gunawan. setelah melihat keberadaan Andrew di belakang Gunawan, ia pun menyadari ada yang tidak beres.
"hei bro, kenapa kamu ada di sini? kejadian beberapa hari lalu hanyalah sebuah salah paham. aku tidak membutuhkan biaya obat lagi. hal kecil seperti ini juga tidak perlu merepotkan ketua kepolisian." pria berkacamata hitam ini merupakan seorang bocah yang sangat mengerti kondisi. dia bisa merubah gaya bicaranya sesuai dengan kondisi yang ada.
"tidak perlu omong kosong lagi. segera katakan apa yang terjadi waktu itu." tanya Gunawan sambil menolak rokok dari pria berkacamata hitam itu.
pria berkacamata hitam itu mulai merasakan hal ini tidak bisa dinegosiasi lagi. dia terpaksa mengatakan kejadian waktu itu dengan jujur dan juga melibatkan pria botak itu.
penjelasan selama satu jam membuat walikota Zhang merasa terkejut. dia tidak pernah menyangka bawahannya sendiri telah gagal dan bahkan sebagai seorang walikota, dia juga tidak tahu akan hal ini.
"sudahlah Andrew, uruslah masalah ini sesukamu. aku dan pamanmu masih memiliki sedikit masalah yang harus kami selesaikan. kami akan segera pergi dari sini." walikota Zhang merasa masalah ini tidaklah sederhana. dia membutuhkan waktu untuk memikirkannya.
walikota Zhang membiarkan Andrew menyelesaikan hal ini sesukanya karena dia percaya kepada Andrew. dia percaya kalau Andrew tidak akan mengecewakan dirinya yang selalu berusaha ingin membalas dendam kepada Santo dan beberapa orang lainnya.
"bro, siapa sebenarnya kamu? bahkan kamu bisa mengundang walikota untuk datang ke sini. begini saja, aku akan memberikan 2M kepadamu dan kita tidak perlu mempersulit masalah ini lagi." kata pria kacamata hitam itu setelah walikota Zhang pergi.
"benar bro, akulah yang tidak bisa melihat. aku tidak tahu kalau kamu memiliki hubungan dengan walikota. kalau tidak, aku juga tidak akan melakukan semua ini padamu."
"jika aku tidak memiliki hubungan dengannya, apakah kamu tetap akan melakukan itu padaku?" tanya Andrew.
"ini............" Santo terlihat begitu ketakutan. dia segera menatap ke arah Gunawan. namun saat ini, Andrew malah memukul meja dengan kuat.
"iya atau tidak!!" suara Andrew terdengar penuh amarah.
brak!! Santo begitu ketakutan hingga berlutut pada lantai.
Santo tahu kalau hal ini hanya bisa diselesaikan oleh Andrew. jika Andrew tidak bersikap keras, maka dia memiliki sedikit harapan untuk tetap bertahan hidup.
"bagaimana pendapatmu, ketua Gunawan?" Andrew melipat kedua tangannya sambil menatap ke arah Gunawan.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Lifetime
DevinaPengantin Baruku
FebiCinta Di Balik Awan
KellyAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaLove And War
JaneIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat