Istri kontrakku - Bab 79 Kerjasama
“Baik, itu saja, besok jam 12 siang, rencana kita dimulai, kamu yang tentukan lokasinya, aku akan meminta asistenku untuk menghubungi penanggung jawabmu.”
“Baik, Tuan Willy sangat langsung, besok jam 12 siang, aku akan mengirim seseorang melakukan penyerahan denganmu tepat waktu.”
“Semoga kerjasama kita menyenangkan.”
Selesai berbicara, Willy akan meninggalkan ruangan, tetapi ketika dia berencana untuk pergi, Sano tiba-tiba menghentikannya, lalu berkata: “Tuan Willy, tunggu sebentar.”
Willy terkejut mendengar perkataan ini, apakah dirinya melakukan sesuatu yang salah, dan membangkitkan kecurigaan Sano.
Dia menarik nafas dalam-dalam, perlahan berbalik dan berkata: “Ada apa, Tuan Sano, Anda tidak mungkin sudah menyesalinya sekarang, bukan.”
Mendengar perkataan ini, Sano tertawa lalu berkata: “Sebenarnya aku masih penasaran, apakah kamu dan Andrew memiliki dendam yang begitu dalam?”
Willy berjalan kembali ke samping Sano, duduk lalu berkata: “Dia menghalangi jalanku untuk menghasilkan uang, menurutmu apakah diantara kita berdua memiliki dendam yang dalam? Tuan Sano, apa yang kamu curigai?”
“Hahaha……….Tuan Willy telah salah memahami maksudku, aku telah berada di Kota Azgard selama bertahun-tahun, masih tahu lebih banyak terhadap kota ini, aku hanya ingin membantumu mempertimbangkannya, jangan sampai salah paham.” Sano berkata, “Oh iya, Tuan Willy, keuntungan apa yang bisa kudapatkan dengan membantumu melakukan hal ini?”
Mendengar perkataan ini, Willy juga terkejut, tadi dia terlalu fokus membicarakan rencananya, dan malah lupa memberitahu Sano keuntungan apa yang bisa didapatkan, berharap dia tidak mencurigai dirinya karena hal ini.
Kemudian Willy menenangkan pikirannya, lalu berkata: “Setahuku, Tuan Sano seharusnya juga tidak memiliki hubungan yang baik dengan Andrew, bukan. Jadi aku ingin mengoreksi cara bicara Anda, yaitu kita sedang bekerja sama, bukan aku yang memohonmu untuk mengurus hal ini. Selain itu, aku percaya kamu juga telah menyelidiki identitasku dengan jelas, bukan. Setelah masalah ini selesai, kamu akan mendapatkan pembiayaan dana dalam jumlah besar, tentu saja, jika kamu tidak yakin, sekarang kita boleh menandatangi kontrak.”
Sano mendengar perkataan ini, mengangguk lalu berkata: “Kontraknya tidak perlu, aku masih percaya pada Tuan Willy, kalau begitu kita lakukan seperti yang kita bahas sebelumnya.”
“Baik, Tuan Sano.”
Setelah meninggalkan klub malam, Willy juga menghela nafas panjang, tetapi dia cukup puas dengan perfomanya.
Willy kembali kedalam mobil, duduk didalam mobil sebentar, setelah pukul 11, dia pergi ke rumah sakit. Untuk berjaga-jaga, dia masih pulang ke rumah terlebih dahulu, menganti pakaian, kemudian berjalan keluar dari pintu belakang.
Ketika datang ke kamar pasien, Andrew masih belum tidur, tetapi Andrew sudah mengganti kamarnya menjadi kamar pasien tunggal, jadi jauh lebih praktis untuk berbicara.
“Mengapa kamu datang kesini?”
“Bukankah aku akan melapor kepadamu situasinya?”
Mendengar ini, Andrew menghela nafas tak berdaya, kemudian berkata: “Kamu datang ke rumah sakit secara terang-terangan, apakah tidak akan ketahuan oleh mereka?”
“Tenanglah, tidak ada orang yang menemukanku.”
“Cepat katakanlah, ada apa?”
“Aku telah membahasnya dengan Sano hari ini, kami telah sepakat untuk melaksanakan rencananya besok, nantinya aku akan mengirimkan lokasi dan waktu padamu.”
“Hanya karena hal ini?”
Mendengar perkataan ini, Willy mengangguk, kemudian berkata: “Kalau begitu, Kamu lebih berhati-hatilah besok.”
Andrew terkejut mendengar perkataan ini, dia merasa Willy sedikit tidak beres hari ini.
“Baik, aku mengerti, siapkan dengan baik barang yang akan ditransaksi besok, jangan sampai membuat kesalahan.”
“Baik.”
Selesai mengatakan ini, Willy berencana akan meninggalkan kamar pasien. Namun pada saat ini, Andrew tiba-tiba berkata: “Tunggu sebentar.”
“Kenapa?”
Andrew menyuruh Willy berjalan kemari, lalu membisikkan sesuatu, setelah mendengarnya, Willy mengangguk dan meninggalkan kamar pasien.
Andrew melihat sosok belakangnya, merasa sangatlah ragu. Hal seperti ini sama sekali tidak serumit sampai perlu datang kemari, atau apakah dia menyembunyikan sesuatu dari dirinya?
Tetapi pada akhirnya, Andrew masih memilih untuk mempercayainya, berhasil atau tidak dia hanya akan mencobanya, jika berhasil diselesaikan, itu tentu saja akan menjadi yang terbaik, tetapi jika hasil akhir tidak memuaskan, itu hanya bisa diserahkan kepada Venny untuk menanganinya.
Langkah pertama dari rencana adalah menyelesaikan beberapa jenderal disamping Sano, rencananya juga sangat sederhana, membiarkan Willy membuat sebuah transaksi illegal yang palsu, kemudian Andrew yang berpikir bagaimana membuatnya menjadi nyata.
Keesokan paginya, Andrew mentransfer uang yang dibutuhkan Willy, setelah Willy menerima uang ini, dia hanya menunggu dirumah dengan tenang.
Sekitar pukul 12 siang, Willy menerima sebuah pesan, isi pesannya tentu saja adalah menyuruhnya pergi melakukan transaksi, tempat transaksi ditetapkan di sebuah gudang yang ditinggalkan.
Namun, sebelum Willy mengirim orang untuk melakukan transaksi, dia mencari sebuah tempat telefon umum, kemudian menelefon polisi.
Setelah selesai menelefon polisi, Willy pulang ke rumah dengan santai, sekarang hanya perlu menungggu dengan tenang kedatangan pertunjukkan berikutnya.
Didalam gudang yang ditinggalkan, seorang pria berbaju hitam membawa koper ditangannya, berjalan keatas diikuti beberapa pria yang mengenakan pakaian santai dibelakangnya, namun dapat dilihat bahwa mereka semua bukanlah orang yang mudah diserang.
Setelah beberapa saat, seorang pria berbaju hitam yang lain memasuki gudang, juga dengan membawa koper ditangannya. Kedua pria berbaju hitam itu saling memandang, lalu bersama-sama duduk.
Namun, tepat ketika kedua orang akan bertransaksi, pintu gudang tiba-tiba didobrak terbuka dengan kuat, kemudian ada 4 atau 5 polisi masuk kedalam, yang memimpin adalah Gunawan.
Ketika Gunawan muncul disini, polisi disamping juga terkejut. Dia adalah Kepala Biro Keamanan Publik, jangan mengatakan kasus sejenis ini, walaupun terjadi penembakan di Kota Azgard, peluang dirinya muncul sangatlah kecil, tentu saja, kemunculan Gunawan disini bukan sepenuhnya tidak ada alasan.
5 hari yang lalu, Gunawan sedang duduk dikantor sambil meminum teh, pada saat itu, tiba-tiba ada seseorang yang mendorong pintu dan berjalan masuk, Gunawan juga terkejut, tetapi ketika dia melihat siapa yang masuk, dengan cepat merapikan pakaiannya dan langsung berdiri.
“Walikota Wandy.”
“Duduklah.”
“Mengapa Anda bisa datang kemari?”
Walikota Wandy memandangnya sekilas, kemudian berkata: “Bagaimana aku bisa datang kemari! Tentu saja ada masalah makanya mencarimu.”
“Silahkan Anda katakan, walaupun menembus api dan air, aku tetap tidak akan membantahnya.”
“Apa maksudmu walaupun menembus api dan air, kamu tetap tidak akan membantahnya, disini adalah kantor polisi, badan negara, kamu kira ini apa.”
“Benar benar benar.” Gunawan mendengar ini langsung terburu-buru berkata: “Kesadaran pemikiranku masihlah kurang, apa yang bisa kubantu untukmu?”
“Kamu mengenal Sano, bukan.”
“Ya, dia adalah orang yang bermartabat didalam kota kita.”
Walikota Wandy mengangguk, lalu berkata: “Belakangan ini, mungkin ada sedikit perubahan ditempatnya, kamu berhati-hatilah, jangan sampai membiarkan pilar ekonomi dan industri kota kita runtuh.”
“Apa!” Mendengar perkataan ini, Gunawan tentu saja terkejut, semua orang tahu bahwa industri Sano adalah setengah dari perekonomian Kota Azgard, mendengar maksud Walikota Wandy, ini akan terjadi sesuatu yang besar.
“Walikota, sebenarnya apa yang terjadi, apa yang harus kuperhatikan, tidak akan menimbulkan…….masalah besar, bukan.”
Novel Terkait
Istri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat