Istri kontrakku - Bab 36 Senang
Dengan segera, mobil yang mereka naiki sampai di tempat kejadian, Gunawan sudah menyuruh orang untuk memanggil semua penduduk desa, operasi ini membuat Reza sedikit tidak mengerti, apakah ingin merubah kasus sebenarnya? Kenapa memanggil begitu banyak orang?
Namun, Reza segera merasa lega, bagaimanapun, dia adalah seorang pemimpin, tidak mudah menangani sebuah kasus, jika bukan karena ingin orang-orang melihat, memangnya ada maksud apa lagi.
“Tuan Gunawan, pelaku sudah tiba.” Reza membesarkan nada suaranya dan memberi hormat kepada Gunawan.
“Siapa bilang mereka pelaku.” Reza masih berpikir bahwa Gunawan akan memberinya penghargaan, tetapi Gunawan tidak mempedulikannya sama sekali, yang membuat Reza sedikit malu.
“Ya, kasus ini belum tuntas, mereka hanya tersangka.”
“Kalau begitu, lepaskan borgolnya!”
Reza merasa sangat kesal, namun dia masih melepaskan borgol Andrew dan Ardi, dan pada saat ini, Hendri muncul di tempat kejadian dengan perban di kepalanya, Reza meminta mereka bertiga untuk berdiri bersama.
“Paman, ada apa ini, siapa pria gemuk itu?” Hendri berkata dengan tidak jelas, kelihatannya Ardi dan Andrew memang benar-benar memukulnya dengan keras barusan.
“Diam!” Gunawan berteriak, Reza juga terkejut, dia segera mengedipkan mata kepada Hendri, Hendri langsung diam.
“Penduduk desa yang terhormat, aku Gunawan, kepala Biro Keamanan Umum kota A, hari ini, aku mengundang kalian kemari untuk membantuku, aku minta maaf jika mengganggu waktu kalian.”
Setelah Gunawan selesai berbicara, dia memberi hormat kepada penduduk desa.
Semua penduduk desa kebingungan, dalam kesan mereka, polisi itu sangat kasar, mana mungkin polisi akan memberi hormat kepada mereka, terlebih lagi kepala biro.
“Tuan, apakah aku tidak salah dengar, kepala biro ini meminta kita untuk membantunya dan memberi hormat kepada kita?”
“Yah, Tuan, sebenarnya apa yang terjadi, kenapa aku sedikit kebingungan!”
“…”
Sangat jelas bahwa beberapa penduduk desa merasa aneh melihat pemandangan ini, semakin begini, semakin menunjukkan bahwa Reza benar-benar merusak reputasi polisi, dulu, Reza bukan memberi pelajaran kepada penduduk desa tapi meminta semuanya mengambil uang untuk membeli barang, penduduk desa sudah lama berhenti mempercayai polisi.
“Semuanya dengarkan aku, dia benar-benar kepala biro kota A, kepala biro ingin membantu kalian hari ini, jika kalian tidak setuju, kepala biro tidak akan tinggal diam!” Bawahan Gunawan tahu apa yang dimaksud dengan Gunawan, ketika melihat tangan kepala biro tidak menurunkan tangan sama sekali, jadi dia berbicara untuk menggantikannya.
“Kepala biro, letakkan tanganmu dan katakan apa yang kamu inginkan!”
“Benar, kepala Biro, cepat letakkan tanganmu!”
“…”
Penduduk desa seperti ini, tidak peduli apa yang telah dilakukan Reza kepada mereka sebelumnya, cukup mengatakan kata kebaikan dan mereka akan mempercayaimu lagi.
“Terima kasih semuanya, sekarang, aku meminta semuanya untuk membantuku menyelesaikan kasus ini, sekarang aku ingin semuanya membuat pungutan suara secara rahasia, kalian kasihtahu aku, siapa yang sebenarnya menindas duluan, antara keluarga Hendri dan keluarga Ardi.”
Ide Gunawan sangat bagus, menyuruh orang-orang menyelesaikan kasus ini, yang tidak diragukan lagi untuk mengembalikan kepercayaan pada polisi.
“Tuan Gunawan, apa yang diketahui penduduk desa ini, mereka tidak bisa menangani kasus!”
Reza tidak menyangka Gunawan akan melakukan ini kepadanya, dia sedikit bingung, dia sangat tahu persis di hati penduduk desa ini dia berada di posisi mana.
“Aku sudah katakan, tutup mulutmu!” Nada bicara Gunawan menjadi murung.
Voting penduduk desa segera keluar, Gunawan mendapat 737 suara, dan Reza memiliki lebih dari 500 suara.
“Kamu lihat, tuan Gunawan, ini sebuah kebohongan, aku tidak berada di tempat kejadian ketika kasus ini terjadi, kenapa aku masih bisa bersalah?” Sekarang di hati Reza muncul perasaan untuk membunuh kelompok penduduk desa ini, di dalam pemungutan suara ini, masih ada yang memilihnya.
“Plakkk!” Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Gunawan langsung menampar Reza dengan keras.
“Orang di atas mempercayaimu untuk menjadi kepala kepolisian di daerah ini, kamu tidak melakukan tugasmu, seharusnya penduduk desa tidak memilihmu, aku memberikan tamparan ini, menggantikan atasan.”
“Tuan Gunawan...”
“Plakkk!” Sebelum Reza selesai berbicara, tamparan Gunawan mengenai wajah Reza lagi.
“Menyuruhmu menjadi kepala polisi untuk menjaga keamanan semua warga, kamu telah mengecewakan orang-orang ini, aku memberimu tamparan ini menggantikan mereka.”
“Tuan Gunawan, aku salah.” Air mata Reza seperti ingin keluar, saat dipukuli oleh Gunawan.
“Plakkk!” Terdengar suara tamparan lagi.
“Dengar-dengar, Hendri adalah keponakanmu, kamu bahkan tidak bisa menngajarri keponakanmu dengan baik, ini tamparanku untuk Hendri!” Dua perkataan Gunawan sebelumnya mempunyai alasan, dan kemudian dia mulai memecah semuanya.
Namun, setiap kali Gunawan menampar, penduduk desa bertepuk tangan, yang menunjukkan betapa bencinya mereka kepada kepala polisi ini.
“Ini… apa yang terjadi, Ardi, kamu segera memohon kepada Tuan Gunawan untuk berhenti memukulnya.” Hendri masih memiliki hati nurani, dia masih tahu bagaimana cara menyayangi pamannya.
“Hmm, kamu tidak pantas hidup jika kamu terus melakukan kesalahan!”
Ardi tidak menyangka kepala biro Gunawan adalah orang yang taat, sebagai orang yang tinggal di sini semenjak kecil, menghajar Reza tanpa ragu-ragu membuat Ardi sangat senang.
“Tuan Gunawan, aku tahu aku salah, tolong jangan memukulku lagi, aku akan melayani orang-orang dengan baik kedepannya, dan aku tidak akan pernah membuat kesalahan ini lagi!” Reza hampir pigsan karena dipukuli oleh Gunawan.
“Nanti, aku akan mengumumkan bahwa kamu sudah diberhentikan dari kepolisian, selanjutnya, beberapa atasan akan datang untuk menyelidiki masalah propertimu, kemari, dan borgol Reza dan Hendri!” Setelah Gunawan selesai berbicara, anak buahnya langsung memborgol Reza dan Hendri.
“Ardi, tolong aku, aku akan memberimu satu miliar, satu miliar, cepat!” Hendri sangat panik, dan bahkan tidak bisa berbicara dengan benar, dia tahu bahwa Gunawan tidak bercanda, pamannya kali ini benar-benar akan mati.
“Terima kasih, Tuan Gunawan!” Saat Ardi melihat Hendri dibawa, dia berkata dengan lantang.
“Tuan Gunawan adalah orang yang baik.”
“Tuan Gunawan sangat adil, kami semua menghormatimu!”
“Tuan Gunawan sangat pantas menghukum orang jahat, dan membuat desa kami menjadi damai kembali, kamu adalah orang yang sangat membantu kami!”
Kemudian, penduduk desa mengikuti Ardi untuk berterima kasih kepada Gunawan, seketika, Gunawan berdiri di antara penduduk desa seperti pahlawan.
Saat malam hari, Gunawan juga datang ke rumah Ardi, secara alami, orang tua Ardi menyiapkan jamuan untuk Gunawan.
“Tuan Gunawan, bagaimana perasaanmu hari ini?” Awalnya, Andrew sedang tidak enak hati karena masalah Reza, namun, tindakan Gunawan membuat Andrew merasa sanga senang, karena kali ini dia sangat berguna datang ke desa ini.
“Keren! Saudaraku, hari ini aku Gunawan lebih bahagia dari sebelumnya!”
Gunawan dengan senang hati meneguk semua wine di gelasnya: “Aku belum pernah mengalami perasaan ini selama bertahun-tahun, aku berterima kasih kepadamu, Saudaraku, jika tidak, aku tidak tahu seperti apa aku sekarang.”
“Jangan bicara lagi, ayo minum!” Gunawan berkata sambil tersenyum: “Nanti, jika kamu ada masalah lagi, katakana saja kepadaku, aku tidak akan pernah menolak.”
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieEternal Love
Regina WangThe Sixth Sense
AlexanderCinta Yang Terlarang
MinnieTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelThe Richest man
AfradenSomeday Unexpected Love
AlexanderMy Tough Bodyguard
Crystal SongIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat