Istri kontrakku - Bab 82 Curiga
Ingin membuat Leopold menyerahkan uang adalah hal yang tidak mungkin, jadi tidak bisa menghindari dihajar oleh mereka, beberapa orang itu setelah selesai memberi Leopold pelajaran, lalu meninggalkan sini dengan senang hati.
Mark sudah melakukan persiapan baik, dia tau dengan trik Leopold, tidak perlu satu jam sudah bisa menemukan 4 orang ini, agar bisa membuat dia bertemu dengan Leopold, Mark juga menyuruh 4 orang ini datang ke sampingnya.
"Bagaimana?"
"Tenang saja kak Mark. Kami yang bekerja, kamu tidak perlu khawatir."
"Baik, kalau begitu temani aku main kartu disini, nanti tidak peduli apapun yang terjadi, jangan katakan apapun, ada aku yang bisa menyelesaikannya."
"Baik kak Mark."
Kira-kira sudah bermain 6 atau 7 putaran, tiba-tiba terdengar gerakan dari luar pintu, Mark tau, harusnya Leopold kemari mencarinya.
Memikirkan ini, Mark pun langsung berjalan keluar, dan benar saja, pria ini adalah Leopold.
"Kakak ketiga, tengah malam begini untuk apa kemari?"
"Empat bocah itu, patahkan kakinya untukku."
"Eh, eh, eh, ada apa kakak ketiga, apa yang sudah terjadi?"
"Apa yang sudah terjadi? Lihat aku, lihat luka di wajahku, kamu ini bagaimana mengajari bawahan, akhir-akhir ini baru saja pekerjaanmu sedikit baik, ekor sudah terbang ke atas langit ya? Kuberitahu, kamu juga jangan harap mau lari."
"Jangan, jangan, jangan, kakak ketiga, ada masalah kita bicarakan baik-baik, sebenarnya apa yang terjadi?"
Leopold menunjuk 4 orang itu berkata: "Empat bocah ini, berani memerasku, juga tidak mencaritau dulu siapa aku."
"Apa!" Ucap Mark dengan pura-pura terkejut, "Mereka berempat mana berani memerasmu, apakah sudah salah lihat?"
"Salah lihat?! Maksudmu mataku bermasalah?!"
Mark mendengar ini langsung berkata dengan gemetaran: "Tidak, bukan itu maksudku, otakku yang bodoh, aku yang bodoh, kakak ketiga mana mungkin salah."
Leopold mendengar ini langsung mendengus dingin: "Bawa tiga orang ini pergi, aku ingin melihat siapa yang berani memberimu nyali."
"Bos, tolong kami, kami hanya......."
Masih belum menunggu empat orang preman itu selesai berbicara, Mark langsung memotong: "Tutup mulut kalian, sudah melakukan hal sebesar ini masih berani menyuruhku menolong kalian, semuanya pergi."
Beberapa preman itu juga bukan orang bodoh, mendengar ini langsung pergi, Leopold tentunya tidak bersedia, dia menunjuk Mark dan berkata: "Bajinga, kamu tidak mau hidup lagi ya, memaksaku panik, aku juga akan memberimu pelajaran sekalian."
"Kakak ketiga, jangan marah dulu, masalah ini pasti bisa diselesaikan."
Selanjutnya mArk membawa Leopold datang ke sebuah ruangan cerutu, setelah membakar setangkai cerutu untuknya, berkata: "Kakak ketiga, beberapa anak tadi itu adalah anak di keluargaku, benar-benar masih muda tidak tau apa-apa, masih berharap kakak ketiga bisa mengampuni mereka, asalkan kamu mau melepaskan mereka, kamu boleh meminta apapun."
Leopold mendengar perkataan ini, tertawa dingin berkata: "Hanya kamu ini, apakah kamu sanggup memenuhi permintaanku?!"
Mark mendengar perkataan ini juga tertawa dan berkata: "Kakak ketiga tenang saja, pasti bisa membuatmu puas. Beberapa tahun akhir ini aku juga tau, meskipun kamu adalah salah satu orang paling berpotensi di antara bawahan Sano, juga merupakan kakak ketiga yang kami semua hormati, tapi keuntungan yang dibagikan setiap tahunnya benar-benar terlalu sedikit, begini, aku bertanggung jawab atas beberapa bocah itu, satu orang 2 miliar, anggap sebagai uang pengobatan kakak ketiga.
Leopold mendengar ini, menghisap cerutunya, Mark langsung berkata: "Begini, kalau kakak ketiga masih tidak puas, aku bisa carikan sebuah mobil rolls-royce phantom, kamu mau mengendari berapa lama pun bisa, terakhir kalau masih tidak bisa, kuberikan padamu juga tidak apa-apa."
8 miliar ditambah sebuah mobil rolls-royce phantom, siapapun pasti akan tergerak. Kakak ketiga mengetuk sisa abu cerutunya, berkata: "Mark, kamu juga tau kakak ketiga bukan orang yang mata duitan, aku..........."
Tidak menunggu Leopold selesai berbicara, Mark berebut berkata: "Warak kakak ketiga seperti apa kami selalu tau, tapi, kita juga termasuk bekerja sangat lama di satu perusahaan, selalu tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu anda, kali ini anggap saja aku menambah sama yang dulu."
Leopold mendengar ini, langsung tertawa terbahak.
"Hahahahaha.......Adik Mark, kita berdua juga termasuk menyesal terlalu lama berkenalan."
"Termasuk, termasuk, pasti menyesal terlalu lama untuk berteman."
Setelahnya, Mark memanggil beberapa wanita panggilan untuk menemani minum, mereka berdua minum sampai tidak tau waktu disini.
Hari kedua pagi-pagi Andrew mendapatkan pesan dari Mark.
"Sudah diselesaikan, silahkan presdir Andrew transfer uangnya segera." Di akhir pesan ada juga sederet nomor rekening.
Andrew mendapatkan pesan ini, langsung tersenyum, tampaknya semua berjalan lancar. Dia dengan senang mentransfer 8 miliar ke rekening itu.
Alasan langsung mentransfer uang ke Leopold, tidak lain hanya untuk menambah kecurigaan Sano kepadanya. Semua orang tau, sekarang Andrew dengan Sano adalah musuh bebuyutan, musuhnya mengirimkan uang kepada bawahannya, tidak perlu dipikir juga tau kenapa.
Willy sana juga tidak berhenti mendesak Sano mencari keluar pengkhianat ini, begini juga demi memaksa Sano.
Leopold mengendarai rolls-royce phantom ini, melewati jalanan besar dan gang kecil, harus dikatakan mobil ini benar-benar nyaman sekali, mobil semewah ini berlalu lalang di dalam kota Azgard, tentunya akan menarik perhatian banyak orang, juga akan berhasil menarik perhatian Sano.
Seharusnya, kalau waktu biasanya, Leopold bisa membeli rolls-royce phantom ini juga tidak apa-apa, tapi di saat-saat yang penting ini tentunya Sano akan curiga.
Cepat sekali, Sano pun menemukan Leopold.
Leopold dengan hormat berjalan ke samping Sano, berkata: "Bos, kamu mencariku."
Sano meliriknya, dengan santai menuangkan segelas anggur merah, menyodorkan ke hadapannya dan berkata: "Duduklah, tidak perlu terlalu formal."
"Iya." Leopold menjawabnya, lalu duduk.
"Kakak ketiga, dengar-dengar hari-harimu baik sekali, ada apa? Mendapatkan rezeki besar?"
Leopold mendengar perkataan ini langsung menjadi gugup, dia juga tau apa maksud hari-hari baik sekali. Dia melihat Sano berkata: "Bos, beberapa waktu lalu baru saja membeli rolls-royce phantom, hanya membantumu memanaskan mesin saja, nanti aku bawa kemari untukmu."
Sano tersenyum berkata: "Aku tidak menentang kamu beli rumah beli mobil, hidup dengan baik, ini juga bukan yang bisa aku urus, tapi masalah ini kamu harus menjelaskannya untukku bukan."
Sano yang berbicara pun mengeluarkan selembar daftar transfer bank, daftar transfer bank ini adalah milik Leopold, daftar riwayat pengiriman uang bank. Setelah Sano merasa tidak benar, lalu mencari orang memeriksa pembukuan dia akhir-akhir ini, begitu periksa memang benar langsung menemukan masalahnya.
Leopold melihat daftar transfer bank di atas meja berkata: "Beberapa hari yang lalu ada beberapa orang memukulku, mereka memberiku biaya pengobatan."
"Memberimu biaya pengobatan?" Sano mendengar ini, tertawa dingin dan berkata: "Kalau seperti itu, kita tidak perlu bekerja lagi, keluar sengaja dilukai dan dibayar rugi saja. Dan juga, kamu pintar sekali mencari orang untuk membayar rugi kepadamu, tau tidak Andrew ini siapa?"
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiAir Mata Cinta
Bella CiaoMenantu Hebat
Alwi GoHalf a Heart
Romansa UniversePerjalanan Selingkuh
LindaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat