Istri kontrakku - Bab 97 Kamera Mini
Setelah mengatakannya, Jasmine menutup teleponnya, Andrew melihat dia sambil berkata: "Si Juan ini tetap tidak berubah dari dulu, tampaknya sudah saatnya beri dia sedikit pelajaran."
"Apa yang mau kamu lakukan." Jeslyne bertanya.
Andrew tertawa berkata: "Dia yang terus melakukannya, maka itu hanya bisa menghukumnya langsung dalam satu kali saja. Menurut kabar yang kudapat perusahaannya sudah berencana memasarkan di pasar dalam negeri, jadi dia tidak ada waktu untuk melawan kita. Maka itu menggunakan kesempatan ini langsung menyelesaikannya saja, tidak ada orang yang ada waktu untuk tarik ulur dengannya."
"Jadi apa yang harus kulakukan sekarang?" Jasmine bertanya.
Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Pergi temui dia saja dulu, lihat apa yang mau dilakukannya."
"Aku... apa aku sendirian?"
"Pasti." Andrew berkata, "Tapi kamu tenang saja, dia tidak akan melakukan apapun padamu, aku sudah ada persiapan sendiri."
Tidak lama kemudian, Juan mengirimkan alamat padanya, itu adalah sebuah alamat hotel, sepertinya kamar itu adalah kamar yang sering didatangi Juan.
"Dia sudah mengirimkannya."
Jasmine menganggukkan kepala setelah mendengarnya, kemudian Andrew berkata: "Baiklah, ayo bersiap-siap untuk berangkat, aku ikut kamu pergi."
Jasmine juga terkejut saat mendengarnya, dia langsung berkata: "Jeslyne temani aku saja, tidak perlu repotkan Direktur Andrew lagi."
"Tidak apa-apa, biarkan dia temani kita pergi saja." Jeslyne berkata, "Ada pria yang menemani juga lebih tenang, jika hanya kita berdua pergi dan terjadi masalah pada kita berdua, maka kita tidak bisa menyelesaikannya juga."
Andrew menganggukkan kepala berkata: "Nanti kami akan menunggu di sebelah kamar kamu, kemudian aku akan memasang sebuah kamera mini di tubuhmu, jika ada yang terjadi, maka kami akan muncul dengan cepat."
Jasmine sangat terharu saat mendengarkan kata ini, semua orang di dunia hiburan tahu jika Juan bukan orang yang baik, banyak artis yang telah di kotori dia, jadi harus lebih waspada.
"Kalau begitu maaf repotin Direktur Andrew."
"Jangan terus menerus memanggilku Direktur Andrew." Andrew berkata sambil tertawa, "Panggil namaku saja sudah boleh, kita semua adalah teman, jadi tidak perlu begitu sungkan."
Jasmine menganggukkan kepala dan tidak mengatakan apapun lagi. Kemudian Andrew menyuruh John menyediakan sebuah kamera mini dan berencana memasang di kancing bajunya.
"Dengan begitu kita tidak kelalaian lagi dan tidak takut dia melakukan apapun lagi." Jeslyne mengatakannya.
Jasmine menganggukkan kepala dan naik mobil bersama dengan mereka berdua, kini hanya menunggu John mengantarkan kamera mini kemari saja.
Mereka menyetir mobil ke bawah gedung John, setelah menunggu lama baru melihat bayangan John, lalu ada Yaya yang ikut dengannya.
"Kenapa begitu lambat?" Andrew berkata dengan tidak senang.
John tertawa dingin setelah mendengarnya, dia berkata: "Kakak, apakah kamu ada hati nurani? Aku dengan susah payah mendapatkan kamera mini ini, aduh, sungguh sia-sia."
"Baik baik, ini salahku, cepat pasangkan."
Juan sebagai pria pastinya tidak bisa memasangkan padanya, kemudian posisi terbaik kamera ini adalah di bagian dada, jadi Yaya yang melakukannya.
Andrew melihat Yaya dan berkata: "Apa yang dilakukan Jeje belakangan ini?"
"Bekerja di luar." Yaya berkata, "Dia itu tidak bisa duduk diam."
"Jangan biarkan dia bekerja di luar lagi, seorang wanita tidak aman di luar."
"Baik, nanti kuberitahu."
Orang yang mengatakan tidak punya maksud lain, tetapi yang mendengar memiliki pemikiran lain. Padahal hanya menanyakan saja, tetapi Jeslyne yang duduk di samping malah merasa tidak terlalu senang. Tetapi dia juga tidak menunjukkan terlalu jelas, karena Andrew juga tidak melakukan hal yang terlalu keterlaluan. Dan juga hubungan dia dengannya barusan sedikit membaik, dia tidak ingin ada yang terjadi karena masalah ini.
Setelah memasang kamera, Andrew berencana menyetir mobil ke hotel, tapi malah dihalangi oleh John.
"Apa yang mau kalian lakukan? Sungguh misterius, katakanlah padaku."
"Kamu temani Yaya dengan baik, kami akan segera kembali, tidak ada masalah besar."
Ekspresi John tidak senang setelah mendengar perkataan ini, dia berkata: "Kakak, kamu ini tidak baik, setidaknya kita ini saudara yang pernah melewati kematian bersama-sama, hal apa yang perlu kamu sembunyikan."
"Tidak ada masalah apapun." Andrew berkata, "Jika memang ada masalah, apa mungkin aku tidak meminta bantuan kamu?"
"Bukankah kamu sudah minta bantuanku!" John dengan tidak puas berkata, "Kuberitahu kamu, kamu sudah memancing rasa penasaranku, jika tidak beritahu aku apa yang terjadi, maka jangan berharap untuk pergi dari sini.
Jika John mau mengulah, Andrew juga kehabisan cara, dia terpaksa menceritakan jelas semua jalan cerita ini.
"Dia sudah bosan hidup." John berkata, "Apakah kita tidak bertindak, maka dia langsung meremehkan kita? Matikan dia."
Selesai mengatakannya, John langsung duduk di barisan belakang, Yaya juga ikut masuk.
"Kenapa kalian ikut?"
"Melindungi kalian, cepat berangkat, cepat berangkat. Lebih banyak orang maka lebih kuat."
"Yaya, kenapa kamu ikut?"
"Aku... hal yang begitu penting, bagaimana mungkin kekurangan aku?"
"Sifat kalian berdua sungguh sama. Sudahlah, boleh jika mau pergi, tapi jangan semua berada dalam satu mobil, apa kamu tidak melihat hari ini aku bahkan tidak menggunakan mobilku sendiri? Jika tidak Juan akan menyadari ada yang aneh. Kalian pakai mobil sendiri saja dan ikut di belakangku."
"Baiklah."
Andrew menyetir mobil ke lokasi tujuan, Jasmine duluan turun mobil, kemudian Andrew berhenti kembali di depan hotel setelah mengeliling dua kali.
Kini John sudah masuk ke dalam hotel sejak awal, bahkan memesan sebuah kamar di samping kamar Juan.
"Bagaimana? Apakah sudah siap?" Andrew berjalan masuk ke kamar dan bertanya.
"Sudah selesai, tenang saja."
Kini Andrew datang ke depan layar, dia melihat bayangan Juan di dalam layar.
Jasmine masuk ke dalam kamar, Juan dengan sungkan mengajaknya duduk di sofa, karena ini adalah kamar president suite, jadi masih ada sebuah ruang tamu kecil.
Juan menuangkan dua gelas bir anggur, dan memberikan segelas ke depan Jasmine sambil berkata: "Tidak disangka Nona Jasmine benar-benar bisa kemari, sungguh mengejutkan."
"Direktur Juan terlalu sungkan." Jasmine berkata, "Aku yang terkejut bisa membuat orang hebat seperti Anda menemukanku."
Meskipun Jasmine adalah perempuan yang baik, tetapi sudah lama di lingkungan ini pastinya tanpa sadar sudah terpengaruh untuk belajar cara berbicara yang baik.
Setelah Juan mendengar perkataan ini, dia tertawa berkata: "Ini pertemuan pertama kita, dulu sama sekali tidak ada kesempatan bertemu. Tadi saat pertama kali melihat Nona Jasmine, aku merasa sangat cantik seperti dewi langit, memang artis gadis yang terkenal."
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Asisten Bos Cantik
Boris DreyGue Jadi Kaya
Faya SaitamaCinta Tak Biasa
SusantiIstri kontrakku
RasudinYour Ignorance
YayaIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat