Istri kontrakku - Bab 32 Sano
"Leon, lepaskan kami. aku akan mengganti semua kerugianmu."
suara Andrew terdengar begitu stress. jujur saja, dia tidak ingin kehilangan semua yang ada di depan matanya ini. dia sudah merasa cukup akan kehidupannya sekarang ini. namun ketika ia menatap wajah Jeslyne, Andrew kembali merasa kalau harta yang ia miliki tidka bisa dibandingkan dengan Jeslyne.
"ganti rugi? dengan cara seperti apa? apakah kamu akan memberikan Elafy Entertainment Company mu itu? apakah kamu merasa aku membutuhkan itu?" ekspresi wajah Leon terlihat begitu menyeramkan dan dia hampir sama seperti orang gila.
Leon menarik kera baju Andrew dan kembali melemparkannya pada lantai. Andrew berusaha melawan, namun dirinya malah dihajar habis-habisan oleh Leon.
"jangan pukul dia lagi! jangan pukul lagi!" teriak Jeslyne dengan nada yang kasar.
"aku ingin kamu membayar semua hutangmu kepadaku!" kata Leon dengan mata yang memerah sambil menghajar Andrew.
Andrew dipukul hingga tidak bisa meluruskan badannya.
setelah itu, Leon pun melirik ke arah Jeslyne, "wanita murahan! aku juga ingin membunuhmu!"
"sh*t! apakah kamu adalah seorang pria? pria seperti apa yang memukul wanita!" teriak Andrew.
Leon tersenyum dingin: "di saat seperti ini, kamu masih ingin bersikap seperti seorang pahlawan? kalau begitu, aku akan mengikuti alurmu. aku akan memberi sebuah pilihan kepadamu, yaitu memilih salah satu dari kalian untuk dibunuh. bagaimana?" Leon tetap saja tidak merasa setimpal jika membunuh Andrew dengan begitu saja. oleh karena itu, dirinya tidak bermaksud untuk membunuh Andrew dengan gampang.
"aku akan mati untuknya. aku mohon padamu Leon!" kata Jeslyne setelah mendengar perkataan Leon.
Leon menundukkan kepalanya dan merasa sakit hari. dia tahu kalau di saat seperti ini, Leon tidak mungkin membebaskan mereka berdua, Leon hanya sedang mempermainkan mereka saja.
"istriku, tidak perlu bermohon padanya. kita boleh memilih untuk mati bersama!" Andrew mengangkat kepalanya dan berkata kepada Jeslyne dengan penuh ramah.
perkataan Andrew bagaikan obat tenang yang membuat Jeslyne tidak lagi gemetaran. dia sudah lama tidak mendengar nada lembut dari Andrew. saat ini, Jeslyne juga tahu jelas atas perasaan Andrew kepadanya.
"maaf, suamiku, aku tidak bersikap baik kepadamu selama ini. di kehidupan selanjutnya, aku akan menjadi seorang istri yang baik untukmu." Jeslyne pun masuk di dalam pelukan Andrew. dia merasa kalau mati bersama Andrew merupakan sebuah hal yang sangat bahagia.
"Leon, di kehidupan sekarang, kamu tidak bisa menang dariku, begitu juga dengan kehidupan selanjutnya!" Andrew bersikap begitu percaya diri dan ini merupakan hal yang sangat dibenci oleh Leon.
"brengsek! diam!"
"pria lemah tetaplah pria lemah, kamu hanya bisa menggunakan cara ini untuk menyelesaikan masalah!" kata Andrew dengan cuek!
"kamu cari mati!"
Leon kembali menginjak Andrew dengan kuat. dia terlihat seperti sedang membalas dendamnya secara perlahan!
"brengsek! kalau begitu, aku akan mengabulkan permintaan kalian!" Leon lalu mengambil botol alkohol yang ada pada meja. "gluk! gluk!" setelah meminum alkohol tersebbut, dia pun mulai menggerakkan pistol pada tangannya itu.
Jeslyne mengedipkan matanya dan tetap berada di dalam pelukan Andrew. dia merasakan detak jantung Andrew. anehnya, Jeslyne merasa begitu tenang sekarang.
"brakk!" ketika Leon hendak menembak mereka, tiba-tiba pintu ruangan itu di tendang oleh seseorang dan setelah itu, sekelompok polisi pun bergegas masuk.
Gunawan telah tiba, bocah ini tidak mengecewakan Andrew.
"Leon, letakkan pistol pada tanganmu itu, kalau tidak kamu akan diproses secara hukum nantinya!" Gunawan tidak mengenakan seragam kepolisian, namun hal ini tidak menganggu dirinya dalam bertugas.
"Gunawan? akhirnya kamu datang juga. hahaha, tidak disangka kamu akan mengkhianati aku! tunggu, setelah aku membunuh Andrew, aku akan membalas dendamku padamu."
Leon sudahlah gila, dia bahkan tidak merasa ketakutan ketika menghadapi polisi. dia mulai mengangkat tangannya untuk membunuh Andrew.
namun, sebelum dirinya menembak Andrew, bawahan Gunawan berhasil menembak tangan Leon yang memegang pistol itu. pistol yang ada pada tangannya pun terjatuh pada lantai. setelah itu, para polisi pun menghampirinya. Leon dan para bawahannya telah berhasil ditangkap dan Andrew kembali selamat.
"bro, maafkan aku atas keterlambatanku." kata Gunawan sambil mengulurkan tangannya ke depan Andrew.
saat ini, Andrew merasa kalau wajah Gunawan sangatlah enak dipandang.
"terimakasih bro." meskipun Gunawan memiliki sedikit kebiasaan buruk selama beberapa tahun ini, namun dirinya tidak pernah melakukan hal yang melanggar hukum. selama ini, dia hanya menerima beberapa sogokan. ini juga merupakan alasan kepada Andrew ingin tetap menggunakan Gunawan. Gunawan juga tidak membuat Andrew merasa kecewa.
"istriku, mari pulang!" Andrew mengelus kepala Jeslyne dan saat ini, dia pun sadar kalau Jeslyne telah jatuh pingsan.
setelah itu, Jeslyne pun dilarikan ke rumah sakit. dia pun tinggal selama 3 hari di rumah sakit. selama 3 hari, Andrew tidak melakukan apapun dan dia hanya menjaga Jeslyne.
"suamiku?" ketika Jeslyne membuka matanya, Andrew tengah tertidur.
"kenapa istriku? apakah kamu ingin makan buah?" Andrew segera mengambil apel setelah dirinya bangun.
"aku sudah makan tadi. ponselmu sedang berdering." Jeslyne lalu mengelus kepala Andrew sambil berkata dengan ramah. dia merasa begitu bahagia ketika melihat Andrew yang sedang terbengong di depannya.
"oh!" Andrew baru saja tersadar kalau ponsel yang ada di dalam kantongnya sedang bergetar. itu merupakan panggilan dari Gunawan. Andrew lalu berjalan keluar dari kamar pasien untuk menerima panggilan itu.
"kenapa?"
"datanglah ke kantor polisi sekarang, ada yang ingin berjumpa denganmu."
"siapa?"
"atasan."
semenjak Leon ditangkap, Gunawan sudah memperingati Andrew kalau akan ada orang datang untuk membawa dirinya keluar. namun, tidak disangka dia datang begitu cepat.
Andrew lalu menyuruh John untuk membantunya menjaga Jeslyne, dia pun segera pergi ke kantor polisi dengan kendaraannya sendiri. Gunawan tengah menunggu Andrew di depan pintu kantor polisi.
"akhirnya kamu datang juga, aku tidak tahu bagaimana menyelesaikan ini. aku merasa kalau hal ini akan melibatkan walikota." kata Gunawan setelah bertemu dengan Andrew.
"walikota? kenapa? apakah keluarga Li meminta tolong kepada atasan?" Andrew juga tahu kalau keluarganya akan menggunakan berbagai cara untuk menolong Leon. oleh karena itu, dia juga sudah mempersiapkan dirinya.
"bukan, siapa yang berani datang untuk membawa tahanan pergi dari kantor polisi di kota ini? hanya pengusaha besar bernama Sano di kota inilah yang berani melakukan itu. masuklah untuk membicarakan ini." setelah mengatakan itu, Gunawan pun membukakan pintu untuk Andrew.
setelah masuk ke dalam kantor polisi, dia melihat seorang pria tua bernama Sano, penampilan orang ini tidaklah begitu cocok dengan namanya. pria tua ni terlihat begitu berpengetahuan dan ini tidaklah cocok dengan namanya.
"hehehe, orang yang bisa dibukakan pintu kantor polisi ini tidaklah banyak. tidak heran kalau Leon bisa terjatuh di tanganmu." kata Sano sambil tersenyum, namun Andrew merasakan sedikit kelicikan pada tatapannya.
"kamu adalah tuan Sano? aku sudha mendengar namamu sejak lama. ada hal apa kamu mencariku hari ini?" Andrew sudah mendengar begitu banyak perkataan yang sopan, termasuk perkataan yang baru saja diucapkan oleh Sano.
perusahaan Aile milik Sano merupakan sebuah perusahaan terbesar di kota Azgard. dapat dikatakan kalau 30% pendapatan kota Azgard berasal dari perusahaan Aile. ini juga merupakan alasan kenapa Gunawan menyuruh Andrew untuk melibatkan walikota.
"haha, ternyata kamu adalah orang yang sangat ramah. kalau begitu, akan akan mengatakan isi hatiku. ayah Leon yaitu Toni adalah teman baikku. sebagai seorang paman, aku haruslah datang untuk melihat keponakanku yang tengah bermasalah ini."
sejak awal Andrew sudah mendengar kalau Sano pernah berusaha bersama Toni pada masa muda mereka di luar negeri. namun tidak disangka mereka berdua memiliki hubungan yang begitu baik.
"kamu sudah melihatnya bukan? untuk apa kamu mencariku?" tanya Andrew meskipun dia sudah tahu jawabannya.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyBretta’s Diary
DanielleDoctor Stranger
Kevin WongPergilah Suamiku
DanisAfter The End
Selena BeeI'm Rich Man
HartantoCinta Yang Tak Biasa
WennieIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat