Istri kontrakku - Bab 96 Telepon dari Juan
"Baiklah, aku sudah tahu." Jessica berkata, "Serahkan padaku dan tenang saja."
Andrew menganggukkan kepala berkata: "Baik, kalau begitu aku tanya satu pertanyaan padamu lagi, satu tahun kemudian berapa banyak bunga yang bisa kamu hasilkan dari perusahaan ini?"
Jessica di telepon berpikir sebentar kemudian berkata: "Dalam satu tahun aku bisa menaikkan index saham menjadi 400 hingga 600 miliar."
Andrew menganggukkan kepala dengan puas setelah mendengarnya dan berkata: "Sekarang aku perlu mengurangi waktu 1 tahunmu menjadi 2 bulan, sebulan kemudian perusahaan harus mulai untung, dua bulan kemudian index saham harus mencapai 600 miliar."
Jessica setelah mendengarnya, dia tidak fokus kembali dalam waktu yang lama, kemudian dia lanjut berkata: "Bagaimana mungkin, jangankan dua bulan, bahkan kamu beri aku waktu setengah tahun juga tidak bisa kuselesaikan. Index saham bukan naik sesuai yang kamu inginkan, ini memerlukan beberapa waktu untuk pemasaran."
Andrew dari ponsel menghela napas dan berkata: "Aku tidak peduli cara apa yang kamu gunakan, intinya dua bulan kemudian aku mau melihat hasilnya. Menurutku ini mungkin bukan masalah yang sulit, kan? Bahkan bagian dana akan kubantu kamu menyelesaikannya, asalkan kamu bisa menaikkan keuntungan perusahaan, berapa banyak uang yang diperlukan juga bukan masalah."
Andrew berani mengatakan hal seperti ini karena ada penopang yang besar yaitu Venny, tadi pagi Venny juga pernah mengatakan seperti ini padanya, dia hanya meminta Andrew membuat keuntungan proyeknya menjadi paling maksimal saja, tentang masalah berapa banyak uang yang diinvestasikan, dia sama sekali tidak memberikan batas.
"Kamu yakin? Kuberitahu kamu jika kesuksesan yang buru-buru ini mungkin dasarnya tidak akan kokoh, jadi..."
"Kamu lakukan dengan berani dan tenang saja, semua ini ada aku, aku sudah memikirkan semua konsekuensinya."
"Boleh, karena kamu adalah bos, jadi semua tergantung padamu, lalu jangan salahkan aku jika usaha ini rugi."
"Tenang saja, aku tidak akan menyalahkan kamu, kamu lakukan dengan tenang saja, aku akan menanggung semua dendanya, jika perusahaan mendapatkan uang akan berikan kamu hadiah."
Andrew menutup telepon setelah mendengarnya, harus diakui jika dia sudah membayangkan dirinya di dua bulan kemudian, jika tidak ada kesalahan besar yang terjadi, maka dua bulan kemudian mungkin dirinya sudah bisa melewati Herman Li, tapi dilihat dari situasi sekarang dirinya memang sudah melewati dia, karena di belakangnya masih ada perusahaan pembiayaan yang begitu besar.
Terpikir sampai sini suasana hati Andrew menjadi lebih baik, setelah dia makan siang di desa Bunga Persik, dia menyetir mobil kembali ke perusahaan.
Setelah mengurus beberapa pekerjaan, Andrew pulang ke rumah. Dia tahu hari ini Jeslyne pasti ada di rumah, karena masalah mengubah aktor yang begitu besar pasti akan mempengaruhi syuting.
Kemudian karena belakangan ini Jeslyne juga lumayan lelah merawat dirinya, jadi dia berencana membeli beberapa sayuran untuk menghiburnya.
Tapi Jeslyne tidak ada di rumah saat Andrew pulang, ini sungguh di luar dugaannya, karena Jeslyne tidak memiliki teman yang terlalu baik, jika tim kru tidak ada kerjaan lagi, seharusnya dia pulang ke rumah.
Sekitar sudah melewati 1 jam, Andrew memasak dan semuanya sudah hampir selesai dipersiapkan, kini dia baru mendengar suara Jeslyne di depan pintu, tetapi sepertinya ada satu orang yang ikut dia pulang.
Andrew langsung pergi membuka pintu, setelah membuka pintu rumah, dia melihat Jeslyne malah sedang menemani seorang perempuan berdiri di depan pintu.
Andrew melihat perempuan itu dan langsung mengenalinya, dia adalah aktor yang lumayan terkenal, sepertinya namanya Jasmine, biasanya Andrew tidak terlalu memperhatikan aktor seperti ini, alasan dia memiliki kesan yang dalam adalah karena namanya sedikit sama dengan Jeslyne.
Tapi belakangan ada beberapa rumor yang tidak baik tentang Jasmine, jadi Andrew ada mencari tahu sedikit tentang dia. Kini dia datang ke rumahnya mungkin karena mau minta tolong.
"Kenapa hari ini pulang begitu awal?" Jeslyne menanyakan.
"Aku pulang setelah selesai pekerjaan."
Jeslyne menganggukkan kepala dan lanjut berkata: "Oh ya, kuperkenalkan sebentar, dia Jasmine teman kuliahku, kita berdua sekelas dan sama-sama jurusan akting."
"Halo halo, aku pernah melihat di TV."
"Baik, silakan masuk."
Andrew menyajikan masakan yang sudah dimasak ke atas meja, dia membuka sebotol bir anggur, dan mereka bertiga duduk bersamaan.
"Andrew, aku mau menanyakan sesuatu." Jeslyne berkata.
"Katakanlah ada apa?"
"Kenapa film [Alone Fighter] tiba-tiba ganti aktor?"
Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Ini adalah keputusan internal perusahaan, kenapa? Apakah ada pengaruh terhadapmu?"
Jeslyne melihat Jasmine yang berada di sampingnya dan berkata: "Ini memang tidak terlalu berpengaruh terhadapku, tapi... kamu juga tahu jika belakangan ini ada yang terjadi pada Jasmine, mungkin film ini akan menjadi kesempatan baginya."
Andrew menganggukkan kepala sambil mengatakannya: "Aku tahu, tapi kali ini adalah keputusan dari petinggi perusahaan. Begini saja, sebenarnya sangat gampang menyelesaikan masalah ini, biarkan Jasmine ke perusahaanku saja."
"Ke perusahaanmu!" Jeslyne berkata dengan sedikit terkejut, "Benarkah, apa kamu yakin?"
"Iya." Andrew menganggukkan kepala sambil mengatakan, "Boleh datang ke perusahaanku, aku juga pernah melihat beberapa karya kamu, kemampuan kamu memang bagus, terhadap biaya ganti rugi yang kamu perlukan untuk penggantian pekerjaan, perusahaan kamu juga bisa membantu kamu membayarnya."
Jasmine langsung menangis setelah mendengarnya, dia sudah semangat hingga tidak bisa berkata-kata.
Kini ponselnya tiba-tiba berdering, karena Andrew duduk di tengah, Jeslyne dan Jasmine duduk di dua sisinya, jadi saat ponsel Jasmine berdering, Andrew langsung melihat nomor teleponnya.
Ini adalah sebuah nomor asing, tetapi Andrew selalu merasakan sedikit familier,
"Tunggu, jangan angkat."
Jasmine langsung berhenti setelah mendengarnya, Andrew menekan tombol rekaman di ponselnya kemudian menyuruhnya mengangkatnya.
Jasmine menekan tombol terima, dia menekan speaker, kemudian berkata: "Halo, siapa?"
"Aku adalah Juan, kamu mungkin pernah dengar nama ini, kan?"
Ternyata adalah Juan, Andrew sudah menyadari pemilik nomor tidak dikenal ini, tidak tahu apa yang masih ingin dilakukannya?
"Oh ternyata Direktur Juan, apakah ada masalah?"
Juan di telepon tertawa dan berkata: "Tidak ada masalah apapun, hanya saja dengar kabar belakangan ini ada masalah yang terjadi padamu, kamu juga tahu aku ini suka bakat, asalkan kamu memiliki kemampuan, aku bersedia membantumu."
"Tapi sekarang aku..."
Jasmine barusan ingin bilang dirinya tidak perlu bantuan, Andrew langsung menghentikannya dan menyuruh dia lanjut membahas dengan Juan.
"Direktur Juan, sungguh terima kasih. Belakangan ini memang ada sedikit kesulitan dalam usahaku."
Juan tertawa lagi dan berkata: "Begini saja, nanti kuberikan kamu sebuah alamat, malam nanti datang ke sini jika ada waktu, kita berbincang-bincang."
"Baik Direktur Juan."
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanLelaki Greget
Rudy GoldThe Richest man
AfradenKembali Dari Kematian
Yeon KyeongTakdir Raja Perang
Brama aditioTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniAir Mata Cinta
Bella CiaoIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat