Istri kontrakku - Bab 100 Melamar
Setelah mengatakannya, Andrew ingin meninggalkan kafe ini, tetapi kemudian Herman Li malah menahannya.
"Tunggu sebentar."
Andrew melihat dia sekilas dan berkata: "Ada apa? Apakah Direktur Herman berencana untuk membahas denganku?"
Herman Li menghela napas dan berkata: "Katakanlah, apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kamu ingin uang atau sumber daya?"
Setelah mendengarnya, Andrew tertawa berkata: "Aku mau kamu melepaskan semua saham di industri Sano."
Herman Li mendengarnya langsung tertawa keras berkata: "Andrew, bukankah kamu terlalu percaya diri terhadap dirimu sendiri, jika tidak ada masalah lain, maka aku pergi dulu."
Andrew juga tertawa dan berkata: "Baik Direktur Herman, asalkan masalah ini tidak pengaruhi pemasaran kalian di luar negeri saja."
Herman Li juga menjadi sedikit tegang setelah mendengarnya, dia melihat Andrew berkata: "Apa yang mau kamu lakukan? Kuberitahu kamu, jika kamu memaksaku terus, maka tidak ada dari kita yang bisa tidak malu."
Andrew tertawa berkata: "Waktu sudah larut, aku pergi dulu Direktur Herman. Jika kamu sudah selesai memikirkannya maka. hubungi aku saja. Oh ya, kuperingatkan kamu sebentar, jangan melakukan perjuangan yang tidak diperlukan, karena aku hanya mau membahas denganmu saja."
Andrew meninggalkan kafe setelah mengatakannya, Herman Li duduk dalam waktu yang lama, hatinya selalu merasa tidak tenang, karena dia sama sekali tidak tahu identitas asli Andrew dan latar belakangnya.
Setelah menunggu beberapa saat, Herman Li mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo, Direktur Herman, ada apa mencari aku?"
"Ada sebuah kerjaan, apa kamu mau?"
"Katakan saja, asalkan bisa aku pasti akan membantu kamu, kita ini sudah bekerja sama selama beberapa tahun."
Herman Li menganggukkan kepala berkata: "Baik, bantu aku periksa identitas seseorang, aku akan mengirimkan info yang kuketahui kepadamu."
"Baik, aku mengerti."
"Besok pagi berikan aku jawabannya."
Herman Li semalaman di perusahaan tidak pulang ke rumah, dia begadang sampai tengah malam baru merasakan sedikit kantuk.
Semalaman tidak ada suara, di pagi hari keduan Herman Li dibangunin oleh bunyi ponsel.
"Halo." Herman Li menyeka mata dan berkata, "Sudah bagaimana pemeriksaannya?"
Orang itu dari ponsel berkata: "Semalam sudah memeriksa semalaman dan tidak mendapatkan informasi yang penting, sepertinya perusahaan itu milik kakaknya, dan kakaknya beberapa tahun ini selalu di luar negeri, mungkin adalah orang yang sedikit kaya dan tidak memiliki latar belakang apapun."
Herman Li menganggukkan kepala setelah mendengarnya: "Baik, aku mengerti."
Setelah mengatakannya, dia mematikan ponsel. Orang yang meneleponnya tadi juga sangat berpengaruh baginya, sejak perusahaan didirikan, banyak masalah selalu diperiksanya, jadi Herman Li sangat percaya padanya.
Karena Andrew tidak memiliki latar belakang yang sangat besar, maka cara menyelesaikan masalah ini sangat banyak.
Terpikir sampai sini, Herman Li mengeluarkan ponsel sekali lagi dan menghubungi bawahannya.
"Halo, Direktur Herman."
"Bunuh Andrew."
Hari ini Andrew bangun sangat awal, dia barusan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum, tapi malah menemukan cincin yang diletakkan di atas meja.
Cincin ini sangat familier, ini adalah cincin yang diberikannya kepada Jeslyne.
Saat melihat cincin ini, hatinya juga merasa panik, kenapa Jeslyne meletakkan cincin di sini? Apakah ada yang terjadi?
Terpikir sampai sini, dia langsung berlari ke depan pintu Jeslyne, tanpa mengetuk pintu langsung menerobos ke dalam.
"Ah..." Jeslyne berteriak karena terkejut. Andrew melihat dia sedang berada di dalam kamar membuatnya merasa tenang.
"Apaan kamu? Sudah gila? Di pagi hari apakah tidak puas jika tidak mengejutkan orang?"
Andrew tertawa berkata: "Aku kira ada yang terjadi padamu."
"Apa yang terjadi padaku?" Jeslyne melihatnya dengan tatapan mata seperti seorang idiot.
"Aku..." Andrew terhenti sebentar, kemudian dia lanjut berkata, "Aku melihat cincin ini di dapur, ini..."
Jeslyne melihatnya langsung mengulurkan tangan untuk merebut, Andrew dengan ligat langsung menghindar.
"Kembalikan."
"Kenapa mau kembalikan?" Andrew berkata.
"Ini pemberianmu padaku, karena sudah memberikan padaku... maka tidak boleh diminta lagi."
"Apakah dulu aku mengatakan mau memberikan padaku? Hanya bergoyang di depanmu sebentar saja, kamu yang merebutnya."
"Kenapa... kenapa kamu seperti ini? Baiklah jika tidak mau berikan, aku juga tidak berharap."
Barusan selesai mengatakannya, Andrew tiba-tiba berlutut di lantai, lalu melihat Jeslyne sambil berkata: "Sebelumnya kamu yang merebut cincin ini, sekarang aku mau memberikannya padamu."
Jeslyne melihat adegan di depan matanya, seketika tidak tahu harus berkata apa. Dia sudah menikah dua tahun dengan Andrew, tetapi mereka tidak ada bedanya dengan hubungan teman biasa, bahkan masih tidak bisa dibanding dengan teman biasa."
"Apa... apa yang kamu lakukan, cepat berdiri."
"Jeslyne, dengarkan baik-baik." Andrew berkata, "Hari ini aku mau melamar kamu dengan resmi, jadi dulu saat kita berdua menikah hanya karena memiliki tujuan masing-masing, setelah menikah juga seperti dua orang asing. Tapi aku sejak awal sudah menyukai kehidupan seperti ini, aku juga sudah menganggap kamu sebagai istriku, sekarang aku percaya jika perasaan bisa perlahan-lahan dibina, jadi menikahlah padaku, aku mencintaimu."
Jeslyne terkejut hingga menutup mulutnya sendiri setelah mendengarnya, dia sangat tidak berani percaya dengan semua yang didengarnya, memang seperti yang dikatakan Andrew jika mereka berdua tanpa sadar sudah terpengaruh dan menganggap lawan sebagai salah satu bagian dari kehidupan, hanya saja tidak ada yang mau mengaku.
"Bukankah... kamu terlalu asal-asalan, aku belum..., tidak aku tidak setuju."
Andrew sangat canggung setelah mendengarnya, tadi dirinya begitu tulus, tidak disangka malah ditolak.
Andrew berdiri menatap Jeslyne berkata: "Baik, kamu merasa terlalu asal-asalan, kan? Baik, aku beritahu kepada seluruh dunia jika aku mencintaimu."
Andrew yang mengatakan kata ini langsung mengeluarkan ponsel, dan mengunggah sebuah postingan di Weibo.
Dalam unggahan itu tertulis: Aku mau menikah denganmu, memberikan sebuah acara pernikahan yang asli, mencintaimu selamanya.
Di bawah masih dipasangkan sebuah foto akta nikah mereka saat itu.
Karena sekarang Andrew juga termasuk orang terkenal, tidak lama kemudian langsung ada di atas ribuan komentar dalam postingan itu.
"Sungguh sensasional, apakah mau membunuh kami para jomblo?"
"Ambillah ucapan dariku, cepatlah enyah, sudah lama menikah masih begitu buat iri."
"Apakah pamer mesra sehari-hari?"
"Mengejutkan sekali, aku kira negara sudah menghapus sistem monogami."
Andrew mengarahkan ponsel ke arah Jeslyne dan berkata: "Bagaimana? Sekarang semua orang sudah tahu dan ada 1000 lebih komentar, ini tidak asal-asalan lagi, kan? Minggu ini aku akan memberikan kamu sebuah pesta pernikahan yang asli."
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Only One
Alice SongCinta Yang Tak Biasa
WenniePredestined
CarlyPrecious Moment
Louise LeeIstri ke-7
Sweety GirlThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat