Istri kontrakku - Bab 80 Meminta Pernyataan
Walikota Wandy memandangnya sekilas, lalu berkata: “Jangan khawatir, meskipun yang kupikirkan tidak sedikit darimu, tetapi aku tahu apa yang kamu khawatirkan, aku dapat memberitahumu dengan jelas hal ini, bahkan jika terjadi sesuatu pada Sano, juga tidak akan mempengaruhi ekonomi Kota Azgard. Yang terutama adalah kamu jagalah dengan bagus industrinya.”
“Baik, kalau begitu aku akan menunggu arahan dari Walikota. Berapa banyak pasukan elit yang dibutuhkan Walikota, katakan saja padaku, aku pasti akan mengirimkan pasukan elit terbaik dan terkuat.”
“Tidak perlu pasukan elit terbaik ataupun terkuat, kamu hanya perlu mengingat apa yang kukatakan selanjutnya saja sudah bisa.”
“Dalam periode ini, harus ingat bahwa jangan sampai membiarkan perusahaan Sano mengalami masalah, terutama putusnya aliran modal. Begitu kamu menemukan bahwa perusahaannya sedikit tidak bisa bertahan lagi, maka segera melaporkannya padaku, perusahaannya adalah industri pilar kota Azgard kita, jadi harus melindunginya dengan baik, tidak boleh membiarkan para rakyat menderita.”
“Baik.”
Dapat dilihat, Walikota Wandy masih belum sepenuhnya mempercayai Andrew, jadi dia mencari Gunawan untuk mengawasinya.
Kali ini Gunawan datang kesini juga karena dia mengetahui dari laporan ini bahwa ada informasi Sano, untuk menjaga sesuatu yang tidak terduga, dia secara khusus datang kemari.
Raut wajah Gunawan datar, menghadap kedua pria berbaju hitam itu.
“Semuanya jangan bergerak, jangan macam-macam, kedua tangan memegang kepala, cepat.”
Seluruh gudang dikepung oleh polisi dengan ketat, tidak mungkin bagi orang-orang itu untuk melarikan diri, jadi mereka juga sangat pintar, tidak melawan sama sekali.
Seorang polisi disamping, membuka koper transaksi, tetapi didalam koper hanya ada beberapa mainan dan sejenisnya, setelah mencari lebih dalam baru menemukan beberapa benda hias. Setelah membuka koper-koper itu, ada beberapa ahli arkeologi mulai memeriksanya.
Benar, isi laporan Willy saat itu adalah soal penyelundupan peninggalan budaya.
“Pak polisi, kami hanya melakukan jual-beli beberapa benda hias, bukanlah barang antik, jika tidak percaya Anda boleh memeriksanya.”
Begitu selesai berbicara, sekelompok wartawan menerobos masuk, para polisi itu juga menjaga dengan ketat, tetapi masih ada beberapa wartawan yang berhasil menerobos masuk.
Tidak perlu dikatakan, para wartawan ini pasti diatur oleh Willy.
Salah satu wartawan berkata: “Halo, para permisa sekalian, kami sekarang berada di sebuah gudang yang ditinggalkan di pinggiran kota, menurut informasi yang terpercaya, Tuan Andrew yang merupakan direktur Elafy Entertainment Company melaporkan Sano yang merupakan seorang pengusaha, melakukan transaksi ilegal, sebenarnya apakah Tuan Andrew yang berbohong, untuk memfitnah Tuan Sano, atau memang hal ini adalah kenyataan. Sekarang polisi sedang menyelidikinya, mari kita tunggu dan lihatlah.”
Para ahli arkeologi itu sudah selesai memeriksanya, pria berbaju hitam itu tersenyum lalu berkata: “Bagaimana
Aku mengatakan bukanlah barang antik, hanyalah beberapa benda hias.”
Gunawan mengabaikannya, dan berkata kepada beberapa ahli itu: “Bagaimana hasilnya?”
Salah satu ahli berkata: “Kebanyakan adalah barang yang berasal dari Dinasti Qing.”
“Apa! Bagaimana bisa?”
Pria berbaju hitam itu berkata dengan terkejut: “Ini tidak mungkin adalah barang asli, pasti terjadi kesalahan.”
Gunawan melihat ini, juga menyuruh beberapa polisi menahan kedua pria berbaju hitam lalu berjalan keluar dari gudang, orang-orang yang tersisa didalam gudang juga ditahan, berencana akan membawa mereka kembali ke kantor polisi untuk di interogasi.
Namun, pada saat pria berbaju hitam itu akan naik kedalam mobil, terdengar suara baam, pria itu langsung terjatuh ke tanah.
“Tidak baik, ada penyerangan, cepat sembunyi, lindungi ketua.”
Kemudian sekelompok besar polisi mengelilingi Gunawan dengan ketat, lalu dengan cepat bergerak kearah mobil polisi.
Orang yang menyerang ini tentu saja diatur oleh Andrew, untuk mempermudah persiapan langkah selanjutnya. Tentu saja yang cedera ini juga adalah palsu.
Ketika hal ini terjadi, ada banyak wartawan disana, tentu saja banyak media berita bersaing untuk melaporkannya, Willy yang dirumah juga mendapatkan berita ini, setelah melihat berita ini, sudut mulutnya mengeluarkan senyum tipis.
Andrew berbaring didalam kamar pasien, mengangkat ponsel ditangannya lalu menelefon Willy.
“Pertunjukkan kedua sudah bisa dimulai.”
“Jangan khawatir.”
Willy mengambil kunci mobil, lalu dengan marah membawa beberapa orang datang ke klub malam yang merupakan tempat berjumpa semalam.
Pada saat ini, klub malam masih belum dibuka, tetapi Willy mana mungkin peduli begitu banyak, menyuruh para bawahannya menendang pintu dengan kuat.
Setelah beberapa saat, seseorang yang seperti manajer berjalan keluar.
“Apakah kamu ingin mati? Apakah tahu ini tempat siapa?”
Mendengar ini, Willy langsung memukul kepala pria itu, kemudian berkata: “Cepat panggil bosmu keluar, apakah sudah bosan hidup, beraninya mempermainkanku?”
“Siapa kamu, semuanya keluarlah, ada orang yang membuat rusuh.”
Kemudian puluhan pria tangguh muncul dihadapan Willy, diantaranya ada dua pria yang bertemu Willy tadi malam, jadi salah satu dari mereka dengan segera membisikkan sesuatu kepada pria itu.
Pria itu mendengar ini, segera mengeluarkan ponsel dan menelefon, setelah menutup telefon, sikapnya langsung berubah 180 derajat.
“Anda adalah Tuan Willy, kan. Salahkan aku yang tidak bisa menilai, aku benar-benar pantas mati.”
Pria yang berbicara itu menampar wajahnya sendiri, Willy mengabaikannya, langsung berjalan masuk ke dalam klub malam.
“Kapan bos kalian akan datang?”
“Segera, segera!”
Willy menunggu sekitar 10 menit disini, lalu melihat sosok badan yang familiar masuk dari luar.
“Tuan Willy, mengapa Anda memiliki waktu luang datang kemari?”
Ketika Willy mendengar ini, dia mendengus dingin lalu berkata: “Kamu masih memiliki wajah untuk bertanya padaku? Menurutmu mengapa aku bisa datang kemari, suruh bos kalian datang menemuiku secara pribadi, menyuruh orang sepertimu, sedang mempermainkan siapa!”
Orang yang datang adalah Darren, ketika Darren mendengar ini didalam hatinya sedikit emosi, tetapi Willy adalah pelanggan besar mereka, tentu saja tidak berani menyinggungnya.
“Tuan Willy, Anda tunggulah sebentar, bos kami segera tiba, jika Anda memiliki masalah dapat mengatakannya kepadaku terlebih dahulu.”
Dia tentu saja tahu apa yang dilakukan Willy datang kemari, media sudah mempublikasikan luas apa yang terjadi pada siang ini, jika tidak ingin mengetahuinya juga sulit.
“Aku memiliki masalah apa datang mencari kalian, apakah kamu tidak jelas? Apakah kamu merasa kamu dapat menyelesaikan masalah ini? Beberapa bawahanku telah ditangkap, sebenarnya apa yang terjadi.”
Mendengar ini, Darren terdiam, lalu membuka sebotol anggur merah, dan menunggu kedatangan Sano dengan diam. Setelah menunggu lebih dari 10 menit, masih belum datang, Willy juga sedikit cemas, jadi berkata kepada Darren: “Apakah dia akan datang? Kalau tidak, aku akan menghancurkan toko kalian.”
“Tuan Willy, aku menyarankan Anda untuk jangan impulsif.” Darren berkata, “Toko ini adalah tempat kesukaan bos kami, jika kamu menghancurkannya, takutnya akan sulit untuk menangani hal ini.”
“Maksudmu, aku harus menuruti bos kalian, iya? Kalian jangan lupa, sebenarnya siapa yang mengacaukan bisnis ini. Hancurkanlah, kapan Sano muncul, kapan itu berhenti.”
Novel Terkait
More Than Words
HannyPernikahan Kontrak
JennyMenunggumu Kembali
NovanCinta Tak Biasa
SusantiIstri Yang Sombong
JessicaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanI'm Rich Man
HartantoIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat