Istri kontrakku - Bab 83 Membasmi
Leopold mendengar perkataan ini, langsung menjelaskan lagi: "Bos kamu dengar aku dulu, bukan seperti itu......"
Perkataan Leopold masih belum selesai, telepon Sano tiba-tiba berdering lagi. "Halo, bos Sano, bagaimana urusanmu disana?"
"Tuan muda WIlly, jangan buru-buru, menyelesaikan masalah juga butuh waktu."
"Waktuku tidak banyak, aku berharap sebelum menjalankan proyek selanjutnya bisa menyingkirkan Andrew."
"Tuan muda Willy mau menjalankan proyek lagi, tampaknya orang muda juga yang berani."
Willy mendengarkan ini tertawa dan berkata: "Mana ada berani sekali, orang rumah berharap aku bisa mendirikan karirku, maka aku lakukan saja."
"Tuan muda Willy benar."
"Begini bos Sano, aku sekarang kesana mencarimu, aku sudah menyiapkan 600 miliar dolar amerika, kamu bantu aku cari beberapa orang, beli saham semua pemegang saham perusahaan Andrew, aku berharap sekarang bisa langsung dilaksanakan. Setelah berhasil, aku akan memberimu saham sebanyak 30%."
Sano mendengar ini tentunya senang sekali, dia tidak perlu menghabiskan usaha begitu besar sudah bisa langsung mendapatkan saham sebanyak 30%, kalau senang kenapa tidak dikerjakan?
"Baik, kamu tunggu aku sebentar, malam ini sebelum jam 12, pasti akan memberimu kabar."
Setelah Sano memutuskan telepon, menyuruh Leopold pulang kerumah dulu, tapi Sano tentunya mencari beberapa orang untuk mengawasinya.
Leopold sesampainya dirumah tentunya sangat suram, dia juga merasa ada yang tidak beres, lalu ingin menelepon Mark. Tapi saat ingin mengeluarkan handphone, di dalam vila malah langsung menjadi gelap.
Dalam hati Leopold gugup, langsung mengeluarkan sebuah pistol, setelahnya dari luar juga terdengar suara ribut tembakan.
Kira-kira tembakan berlangsung selama 5 atau 6 menit, sedangkan penjaga rumah Leopold satu per satunya juga terluka berat, tapi tidak sampai membahayakan nyawa.
Lalu setelah beberapa saat, listrik di dalam vila kembali normal, seluruh rumah juga menjadi terang, tapi saat ini sudah ada puluhan memegang pistol mengelilingi Leopold.
Diantaranya ada satu orang berjalan kemari dan menurunkan pistol Leopold, lalu membawanya ke atas.
"Maaf kakak ketiga, bos Sano menyuruh kami mengambil nyawamu, aku juga tidak ada cara lain."
Baru saja terdengar suara, tiba-tiba terdengar suara bel alarm, orang itu langsung menarik pelatuk, tapi saat ini di dalam pistolnya sudah tidak ada peluru lagi, orang itu melihat demikian juga langsung kabur dari jendela.
Ini semua tentunya diatur oleh Andrew, dari mencari orang membunuh Leopold, sampai polisi kemari, lalu di dalam pistol tidak ada pelatuk, semuanya hampir tidak ada celah.
Setelah polisi datang kemari, tidak menangkap seorang tersangka, hanya melakukan interogasi sebentar, lalu melajukan mobil dan pergi.
Leopold juga lebih bisa mengamati keadaan, sebelum polisi masuk sampai meninggalkan vila, kalau tidak tidak akan bisa dijelaskan.
Leopold mencari tempat untuk duduk, dalam hatinya kesal sekali, sudah berteman begitu lama, malah karena hal sekecil ini, mencurigai dirinya, siapapun juga pasti akan marah, memikirkan ini Leopold pun datang ke gudang rahasianya, mengambil sebuah senjata dari dalam, juga memanggil segerombolan orang, berencana mencari Sano untuk memperjelas masalah.
Sano saat ini sedang duduk di dalam ruangan VIP klub malam Sunny, menunggu kedatangan Willy dengan diam.
Cepat sekali, Willy pun sudah datang ke klub malam Sunny, juga melihat Sano, Willy mengeluarkan selembar cek dengan nominal 200 miliar dolar amerika, berkata: "Bos Sano, ini adalah uang panjar untukmu, dalam 3 hari bisa diselesaikan bukan?"
Sano melirik dolar amerika di atas meja, berkata: "Tenang saja tuan muda Willy, masalah ini pasti akan dibereskan."
Bisa dikatakan seluruh proses berjalan sangat lancar, tapi saat mereka berdua ingin pergi, pintu ruangan VIP tiba-tiba terdorong buka oleh sebuah mobil, sedangkan Leopold juga langsung turun dari mobil itu.
"Sano, dasar bajingan, apa maksudmu?" Willy melihat orang ini berkata, "Kamu ini mau bermain licik untuk mengancamku. Aku beritahu padamu, sebelum kamu mencairkan uang ini harus aku konfirmasi terlebih dahulu, jangan mencari masalah."
Sano juga langsung menjelaskan: "Semuanya adalah teman, jangan gegabah, ini pasti ada kesalahpahaman."
"Salah paham!" Ucap Willy, "Apakah ini adalah salah paham?"
Setelah mengatakan ini, dia mengeluarkan sebuah pistol dari dalam pelukannya, menembak salah satu bawahan Leopold, ini juga pertama kalinya dia menggunakan pistol, jadi tidak mengenai siapapun, pelurunya mengarah ke atas lantai.
Bawahan Leopold melihat demikian, juga langsung menembak, untuknya Willy kabur dengan cepat, kalau tidak sungguh akan terkena beberapa tembakan.
Bawahan Sano juga bergerak cepat, dengan cepat mencari tempat untuk bersembunyi.
Tapi begitu perang yang baru saja dimulai, mana mungkin bisa berhenti dengan mudah, kira-kira berlangsung selama 5 atau 6 menit, Leopold sana sedikit tidak bisa menahan lagi, di atas lantai penuh dengan orang berteriak kesakitan.
Saat ini Leopold juga sudah terlajur emosi, dia dengan cepat keluar dari bunker dan menyerang Sano.
Tapi hanya dia seorang, mana mungkin bisa mengalahkan mereka, cepat sekali Leopold sudah merasakan sakit pada tubuhnya, selanjutnya langsung berlutut di atas lantai, beberapa bawahan Sano menahannya dengan cepat.
"Kakak ketiga, nyalimu benar-benar tidak kecil, ingin mengkhianatiku."
Setelah mengatakan ini, Sano pun memukul dengan kuat kedua tangan dan kaki Leopold.
"Alasan tidak membunuhmu, karena melihat hubungan kita yang begitu lama, bersikaplah yang baik."
Andrew saat di rumah sakit juga mendapatkan kabar ini, ini membuatnya sangat terkejut, dia juga tidak menyangka masalah ini akan sampai pada tahap ini, tapi sekarang mengatakan ini juga tidak guna lagi, dia langsung berjalan keluar dari rumah sakit, memanggil sebuah taxi, datang ke lokasi yang dikatakan Willy kepadanya.
Saat ini klub malam Sunny gelap gulita, tidak ada jejak satu karyawan pun, Andrew membuka pintu dengan hati-hati, dalam sekejap bisa mencium bau amis darah.
Menyalakan senter ponsel, gambaran di hadapannya membuatnya gemetaran, hanya melhat darah dimana-mana di atas lantai, bau amis yang amat kenal membuatnya langsung menutupi hidungnya.
Tapi saat ini Andrew masih bisa mendegar suara nafas yang sangat lemah, dari rumah sakit kemari tidak menghabiskan banyak waktu, saat ini Leopold masih ada sedikit kesadaran.
Andrew berjalan ke hadapannya, jongkok dengan perlahan, setelah Leopold melihatnya, dengan lemah berkata: "Antar saja aku pergi, kumohon padamu."
"Maaf, aku bukan Sano."
Setelah Andrew kembali ke rumah sakit, sudah jam 2 subuh, gambaran darah dimana-mana terus melekat di otaknya, lama sekali tidak bisa dilupakan. Tapi, dia juga bisa berpikiran terbuka, pertarungan seperti ini adalah kondisi yang tidak bisa dihindari.
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyAwesome Husband
EdisonHusband Deeply Love
NaomiPengantin Baruku
FebiUnperfect Wedding
Agnes YuIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat