Istri kontrakku - Bab 84 Pengkhianatan

Hari kedua pagi-pagi Andrew sudah terbangun, meskipun hanya tidur 4 atau 5 ham, tapi dia tetap sulit sekali untuk lanjut tidur, tidak tau apakah berhubungan dengan kejadian semalam.

Setelah makan sarapan, dia datang ke taman rumah sakit untuk berolahraga sebentar, saat ini tangannya sudah hampir sembuh, beberapa olahraga kecil tentunya tidak masalah.

Saat sekitar jam 7 atau jam 8, Christine datang kemari, mereka berdua sudah hampir setengah bulan tidak berjumpa, proyek desa bunga persik sana juga berjalan lancar, tidak ada kecacatan yang sangat besar, Christine kali ini kemari hanya ingin menjenguk Andrew.

Christine melihat Andrew, tidak ada masalah besar, lalu mengatakan sebentar mengenai perkembangan proyek desa bunga persik juga langsung pergi, bagaimana juga disana masih ada banyak urusan harus diselesaikan.

Christine baru saja pergi, Andrew pun mendapatkan sebuah panggilan, Willy yang meneleponnya.

Andrew mengambil telepon dan menerimanya, berkata: "Ada apa?"

"Selanjutnya mau melakukan apa? Semua hal yang kamu suruh sudah dikerjakan."

"Selanjutnya dekati saja dia, kapan tunggu dia santai dan lengah baru pancing dia untuk berinvestasi. Beberapa waktu ini boleh menggunakan beberapa cara, singkirkan beberapa orang penting darinya."

"Apa kamu mengira mudah sekali." Ucap Willy, "Kamu tau tidak si Sano ini seberapa berhati-hati, mana mungkin mudah sekali untuk mendapatkan kepercayaannya."

Andrew mendengarkan ini, menghela nafas dan berkata: "Karena dia terlalu waspada, kita harus bersabar, suatu hari dia pasti akan lengah terhadapmu, sekarang yang harus kamu lakukan adalah bekerja sama dengan baik dengannya."

Willy di ujung telepon sana berkata lagi: "Kamu yakin membiarkanku membeli perusahaanmu, kamu tidak takut aku tidak mau mengembalikannya kepadamu?"

Andrew mendengar ini lalu tersenyum dan berkata: "Selama kamu ingin makan makanan penjara dan mendapatkan hukuman ekonomi, kamu boleh melakukannya sesuka hatimu. Tapi aku bisa memberitahumu, aku tidak kekurangan sedikit uang ini."

"Apa maksudmu?" Ucap Willy dengan marah, "Dari awal kamu yang memohonku melakukan ini, sekarang untuk apa mengatakan ini? Habis manis sepah dibuang?"

"Maksudku, kamu jangan sembarangan, setelah menyelesaikan pekerjaan ini, keuntungan yang kamu dapatkan jauh lebih besar daripada menelan perusahaanku ini."

Tidak menunggu Andrew selesai berbicara, Willy langsung memutuskan panggilannya.

Setelah memutuskannya, Andrew melirik Sano yang duduk di sebelah, berkata: "Bagaimana bos Sano, sudah puas?"

"Kamu sudah bekerja keras, tuan muda Willy." Sano duduk di sebelah sambil menghisap cerutunya, dengan santai berkata, "Masih belum apa-apa, sudah mencoba ingin mempermainkanku, dia kira dia siapa."

"Aku sudah membantumu melakukannya, bos Sano jangan lupa syarat yang kamu janjikan kepadaku."

Sano mendengar ini, lalu tertawa dan berkata: "Tenang saja tuan muda WIlly, asalkan kamu menemaniku menyelesaikan sandiwara dua hari ini, pasti tidak akan merugikanmu."

Willy mengangguk dan berkata: "Boleh, tapi ada satu hal yang aku masih tidak mengerti, sebenarnya kamu berencana bagaimana menyingkirkan Andrew? Kekuasaan di belakangnya tidak semudah yang kamu pikirkan."

"Ini tidak perlu tuan muda Willy khawatirkan, aku mempunyai caraku sendiri. Tapi kali ini memang tidak mudah, bahkan orang disebelahku saja bisa dibeli, sungguh membuatku terbuka mata dengan lebar."

Willy tersenyum berkata: "Memang, setidaknya aku tidak mengerti ceritanya."

"Tampaknya ingin mengalahkannya membutuhkan waktu yang pasti."

Gedung perusahaan grup Li.

Sano datang ke kantor Herman, saat ini Herman sedang mengayunkan tongkat golfnya itu.

"Kak Herman."

"Ada apa, merasa kamu sedikit mengecewakanku."

Sano berdehem dan berkata: "Kak Herman, sudah ada rencana, tidak butuh waktu beberapa hari sudah bisa menghancurkan perusahaan Andrew."

"Hancurkan perusahaan dia!" Herman mendengus dingin dan berkata: "Apakah aku menyuruhmu menghancurkan perusahaannya? Aku menyuruhmu membunuhnya.‘

Sano tentunya mengerti apa yang diinginkan Herman, tapi membunuh Andrew bukan hal yang mudah.

"Kak Herman, Andrew orang ini benar-benar sulit didapatkan, dia mempunyai beberapa master di sebelahnya, sepertinya dari tentara bayaran, kemampuannya bagus sekali, aku sudah dua kali meladeni Andrew, tidak pernah berhasil sekalipun, beberapa bodyguard itu bisa dikatakan dengan sekuat tenaga melindunginya.

Herman mendengar ini langsung menghentikan tongkat golf di tangannya, melihat Sano berkata: "Aku tidak percaya, apakah dia ini dewa, begitu banyak orang melawannya masih tidak bisa mendapatkannya."

Sano berkata lagi: "Kak Herman, yang terpenting adalah beberapa bodyguard di sebelahnya, sungguh sulit dilawan, jadi kami menjalankan rencana lain lagi."

"Sano." Herman menghela nafas dan berkata, "Aku ikut denganku juga sudah 20 tahun, harusnya kamu paling mengerti temperamenku, setiap yang menghalangi rezekiku, maka harus dimusnahkan, mengerti tidak?"

Sano mengangguk berkata: "Baik kak Herman, aku tau."

"Aku beri kamu 3 hari lagi, dalam 3 hari aku mau informasi yang aku pikirkan itu."

"Baik kak Herman."

Sano tidak begitu senang meninggalkan grup Li, dalam hatinya masih tidak menginginkan nyawa Andrew, kemarin Andrew melepasnya pergi, dia sudah memikirkan hal ini, yaitu Andrew tidak boleh mati.

Tapi dia ingin berkerja untuk keluarga Li, bagaimana juga andalan seperti keluarga Li tidak bole hilang, kalau tidak nantinya perkembangannya di kota Azgard akan sangat terhambat.

Andrew duduk di atas ranjang pasien menghadap televisi berkata: "Bagaimana, dia sudah tau."

"Sudah tau, sungguh tidak mengerti, sebenarnya bagaimana rencanamu, aku sekarang sedikit bingung."

Andrew tersenyum berkata: "Tenang saja, rencananya pasti sempurna, asalkan bagianmu tidak boleh salah."

"Aku tidak bisa menjanjikannya."

"Aku percaya padamu."

..............

Setelah Andrew bertelepon lalu berdiri berjalan ke atap rumah sakit, kamar pasien ini didesign oleh Andrew sendiri, semua mesin diimport dari luar negri, demi untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Membuka pintu kamar ruangan pasien, bau obat yang amat kuat tercium.

"Bagaimana kondisinya."

"Nyawanya sudah terselamatkan, tapi tidak tau apakah bisa bangun atau tidak."

"Malam ini sebelum jam 11 kalau masih belum bangun, maka sudah lewat 24 jam, nantinya persentase kemungkinan untuk bangun akan sangat kecil."

"Lakukan segalanya untuk menyelamatkannya, apapun itu harganya."

"Baik Tuan Andrew."

Andrew melangkah maju, yang berbaring di atas ranjang adalah Leopold.

Alasan Andrew melakukan segalanya untuk menyelamatkan Leopold ada 2 alasan, yang pertama dia tidak ingin ada yang kehilangan nyawa karena kejadian ini, dia tidak ingin membuatnya merasa bersalah selamanya.

Yang kedua adalah untuk menjalankan rencana selanjutnya, mempunyai hubungan sangat besar dengan Leopold, jadi Andrew pun melakukan segala cara untuk menyelamatkan nyawa Leopold.

Novel Terkait

Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu