Istri kontrakku - Bab 23 Memenangkan kontrak
"Siapa kamu sebenarnya?"
Setelah mobil melaju cukup lama, Christine baru sadar dari keterkejutannya tadi. Andrew membuatnya sangat terkejut, bahkan sampai sekarang, dia masih tidak percaya bahwa semua yang terjadi itu nyata.
"Aku Andrew, Kenapa? Kamu langsung tidak mengenaliku setelah makan." Andrew tampak santai, dan sepertinya apa yang terjadi barusan tidak mempengaruhi suasana hati Andrew.
"Tidak, tidak, tidak, maksudku siapa sebenarnya identitas aslimu. Aku sangat mengerti kekuatan keluarga Leon. Seorang ketua perusahaan pialang kecil saja, jelas tidak akan bisa menyenggolnya seperti itu."
Christine.
Dia dulunya adalah menantu keluarga Li, meskipun dia belum pernah berhubungan langsung dengan indstri keluarga Li, namun Christine paham betul tentang keluarga mereka.
"Jangan khawatir, aku adalah ketua Elafy Entertaiment Company, dan ini adalah satu-satunya identitasku. Selain itu, jaman sekarang siapa yang tidak punya teman, barusan itu adalah bantuan dari temanku."
Pernyataan Andrew membuat Christine semakin meragukan identitasnya.
"Ya, seorang teman bisa membantumu menghadapi masalah itu, tetapi dalam lima menit bisa menghasilkan 6 triliun, dan itu masuk ke rekening perusahaanmu. Apakah kamu pikir masalah semacam ini bisa ditolong oleh seorang teman? Andrew, meskipun saya menikah dengan Leon, tapi aku juga pernah bekerja keras sebelumnnya. Apa kamu menganggap aku bodoh? "
Christine sedikit marah, karena jawaban Andrew terlalu mengada-ada.
Sebenarnya, Andrew tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Dari hari pertama Andrew masuk ke perusahaan, dia ingin menendang semua pemegang saham kecuali budi dari rapat pemegang saham, hanya saja ia belum menemukan waktu yang cocok. Ia juga dari lama sudah membahas masalah ini dengan Venny.
Ini sangat kebetulan, Andrew langsung mengambil kesempatan ini. Tentu saja, Andrew membuat langkah tegas dan secara langsung menyuntikkan dana Venny ke perusahaannya. Dengan cara ini, Perusahaan Elafy Entertaiment Company sepenuhnya menjadi perusahaan miliknya sendiri, dengan begini, ia juga bisa mengontrol penuh perusahaannya.
"Kamu tidak perlu khawatir, tidak peduli siapapun aku, aku tidak akan menyakitimu. Hei, aku telah membantumu kali ini. Kamu masih tidak memberiku daftar Adidassler?"
Andrew mencoba mengalihkan perhatian Christine.
Karena Andrew enggan mengatakannya, Christine pun tidak akan bertanya lagi, tidak peduli latar belakang apa yang dimiliki pria di depannya, mulai sekarang, kualitas Andrew jauh lebih baik daripada kebanyakan pria, dan Christine percaya kemampuan Andrew dapat membuat Elafy Entertaiment Company semakin besar dalam waktu singkat.
Andrew baru pulang ke rumah larut malam, dan Jeslyne sudah menunggu Andrew di sofa. Botol-botol anggur merah yang baru saja dibuka berserakan di atas meja. Tampaknya Jeslyne sudah minum banyak hari ini.
"Mengapa kamu minum anggur begitu banyak?" Andrew bertanya dengan ringan sambil membantu Jeslyne membereskan.
"Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini, kamu tahu apa yang aku pikirkan."
Mata Jeslyne merah, dan sepertinya ia sudah minum cukup banyak sebelum Andrew pulang ke rumah.
"Jika kamu percaya seharusnya kamu tidak marah. Kita telah hidup bersama selama dua tahun. Apakah kamu pikir aku adalah tipe orang yang tidak berpendirian?" Andrew tahu bahwa dia memang cukup dekat dengan Christine akhir-akhir ini, namun mereka berdua sama sekali tidak melakukan apa-apa.
"Tidak, dalam dua tahun kamu tidak pernah hidup seperti hari ini. Aku tahu kamu sangat tertindas hidup bersamaku. Sekarang kamu sudah kaya, kamu tidak ingin diganggu olehku lagi. Kamu bahkan bisa mencari wanita baru untuk merawatmu. "
Air mata Jeslyne jatuh saat dia berbicara. Dia juga tahu dia memperlakukan Andrew dengan kurang baik sebelumnya, dia juga selalu memarahinya.
“Jika menurutmu begitu, aku juga tidak bisa apa-apa, aku pun malas untuk menjelaskannya.” Dua tahun kehidupan ini bisa dikatakan sebagai rasa sakit di hati Andrew. Begitu diungkit, hati Andrew berubah menjadi keras.
Jeslyne awalnya berpikir Andrew akan menenangkannya, namun ia malah mendapat jawaban seperti itu dari Andrew, kata-kata Andrew seperti pisau baja yang menusuk hati Jeslyne.
"Maaf, aku sudah memperlakukanmu dengan tidak baik selama dua tahun ini, Andrew, bisakah kita menjalani kehidupan ini dengan baik? Aku janji aku tidak akan menindasmu lagi."
Jeslyne juga menyadari bahwa dia memperlakukan Andrew dengan buruk dalam dua tahun ini.
"Kamu terlalu banyak minum, tidurlah lebih awal, aku masih ada urusan di kantor malam ini, aku akan keluar."
Andrew pulang ke rumah kali ini untuk berbicara dengan Jeslyne, namun dengan kondisi seperti ini, Jeslyne tidak akan mendengarkannya dengan baaik. Selama dua hari ini ia sudah sangat lelah, jadi untuk sementara waktu ia ingin menghindari Jeslyne dan menunggu sampai ia cukup tenang.
Setelah kembali ke kantor, Andrew menerima telepon dari Christine. Christine ingin mengajak Andrew keluar makan, tetapi Andrew menolak. Ia keluar dari kantor karena tidak bisa tidur.
Tanpa disadari, Andrew pergi ke kios pasar malam. Andrew ingat dia sering makan di sini, tetapi akhir-akhir ini ia tidak pernah pergi lagi, dan beberapa bisnis di sini pun terlihat sudah tutup.
“Ibu Sita , berikan aku beberapa tusuk sate dan beberapa botol bir.” Kata Andrew, mungkin ia bisa tertidur jika mabuk, itulah yang dia pikirkan saat ini.
"Oh, Andrew. Aku sudah lama tidak melihatmu, kamu menjadi semakin tampan. Mengapa kamu sendirian? Mana pria gemuk kecil yang dulu sering bersamamu?" yang Ibu Sita maksud adalah Ten.
"Dia berada di Kota Sudinda, jika ada waktu luang aku akan mengajaknya makan disini. Ngmong omong, bukankah beberapa tahun yang lalu bisnis disini cukup bagus? Mengapa sekarang menjadi sangat terpuruk, aku lihat beberapa kios pasar malam di sebelah semuanya tutup. "
Andrew bertanya dengan bingung.
"Hei, bukankah itu Perusahaan Hongyuan ingin membangun gedung di sini? Membuat kita harus mengosongkan lahan bisnis kita. Lihatlah, konstruksi sudah dimulai di bagian sana, dalam beberapa hari ini, aku juga akan segera pergi."
Ibu Sita terlihat tidak berdaya saat mengatakan itu, meskipun dia tidak ingin pindah, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, jika dia tidak pindah pun, bisnisnya tetap akan sulit berjalan.
"Lagi-lagi Perusahaan Hongyuan, Perusahaan Hongyuan melakukan semua jenis bisnis."
Andrew sendiri tidak tahan lagi melihat perusahaan Hongyuan. Setelah mendengar apa yang dikatakan Ibu Sita , dia menjadi semakin jijik dengan perusahaan Hongyuan. Namun, untuk sekarang ia masih hanyalah seekor burung yang baru belajar terbang, berurusan dengan Leon bukanlah suatu hal yang besar, namun bagi Andrew, ia masih jauh untuk bisa berurusan dengan Keluarga Li.
“Tidak apa-apa, Ibu Sita , anda juga sudah tua, anda harusnya menikmati hidup.” Andrew tidak punya pilihan selain untuk menghibur Ibu Sita seperti ini.
Untungnya, Ibu Sita adalah orang yang ceria, kalau tidak Andrew benar-benar akan khawatir.
Saat Andrew sedang minum bir dan mengobrol dengan Ibu Sita , muncul sekelompok pria yang datang membawa stik baseball.
“Jangan makan lagi sialan, cepat pergi.” Orang-orang ini menyuruh Andrew pergi tanpa penjelasan.
“Siapa kalian, lebih baik kalian segera pergi.” Andrew menekan kemarahan di dalam hatinya. Dia hanya ingin minum bir dan tidur malam ini, dia sama sekali tidak ingin mengacau.
Tapi orang-orang ini mana mungkin mengenali Andrew, pria yang memiliki bekas luka di wajahnya duluan mengangkat stik baseball nya, dan membantingnya ke arah meja Andrew.
Seketika, makanan di depan mata Andrew tumpah, dan bahkan membuat pakaian Andrew kotor.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieSi Menantu Dokter
Hendy ZhangEverything i know about love
Shinta CharityMore Than Words
HannySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaDewa Perang Greget
Budi MaThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat