Istri kontrakku - Bab 31 Leon yang Gila
"apakah tidak ada orang yang ingin mendapatkan tanah ini? tidak apa-apa, ada sebuah kabar baik untuk kita semua. tanah ini akan digunakan untuk membangun panti jompo. apakah ada yang ingin ikut berperan dalam pembangunan kali ini?!" setelah pembawa acara berbicara selama beberapa saat, tidak ada satupun orang yang ingin mendapatkan tanah ini.
60T, tidak semua orang bisa mengeluarkan uang sebanyak ini. meskipun jenis tanah ini telah berubah menjadi jenis tanah komersial, namun tanah ini tetap berada di wilayah pinggiran kota. ini tidak setimpal dengan harga 60T.
"panti jompo? apakah itu akan mendatangkan keuntungan? tanah seharga 60T ini pada akhirnya hanya bisa dijadikan sebuah panti jompo. sangat sulit mendapatkan keuntungan di kota Azgard."
setelah mendengar perkataan pembawa acara itu, semua orang yang ada di bawah pentas mulai kehilangan rasa tertarik dan dalam waktu sekejap, acara penawaran itu hanya tersisa beberapa orang saja.
Andrew rela mengeluarkan 100M untuk ikut berperan dalam pembangunan ini. tentunya tidak begitu banyak orang yang menghiraukan hal ini.
para peserta sudah tidak lagi merasa tertarik, namun para rakyat yang awalnya tinggal di sana mulai bersemangat. tadinya bagi mereka, hari ini merupakan hari yang paling suram bagi mereka. namun hal suram ini malah berubah menjadi hal yang baik.
setelah kembali ke perusahaan, Manajer Zhou pun datang ke ruangan kantor Andrew.
"Presdir Andrew, kamu bagaikan dewa, bagaimana caramu mengetahui kalau jenis tanah itu akan berubah? aku bahkan tidak mendapatkan informasi ini! aku benar-benar sangat kagum padamu!"
manajer Zhou sangatlah kagum akan aksi Andrew ini. Andrew adalah seorang pria yang awalnya tidak mengerti tentang apapun dan kini dia sudah menjadi seorang pengusaha besar. Manajer Zhou benar-benar merasa kagum akan pemikiran yang dimiliki oleh Andrew.
"aku tidak sehebat itu, hanya saja aku baru mengenal seorang teman baru. oh iya, kamu harus bertanggung jawab atas panti jompo itu dan carilah tim teknisi yang bagus!" Andrew tidak mengatakan kalau temannya itu adalah walikota. Andrew bukan termasuk orang yang seperti itu.
“hal ini tidaklah rumit, namun menghabiskan 100M untuk membangun panti jompo sepertinya tidak akan mendatangkan keuntungan yang besar kepada kita kedepannya!” dulunya manajer Zhou juga pernah bekerja di bidang teknisi. meskipun 100M merupakan nominal yang besar, namun pada akhirnya mereka hanya bisa mendapatkan sedikit yang saja. lebih baik, mereka menghabiskan uang tersebut untuk mengundang artis.
"meskipun penghuni tempat itu tidak mengizinkan pembongkaran, namun perumahan yang ada di tempat itu sudah tergolong perumahan tua. merenovasi tempat itu sudah merupakan hal yang wajib dilakukan. jika kita bisa menyelesaikan pembangunan panti jompo ini dengan baik, maka kedepannya akan lebih banyak lagi proyek diserahkan kepada kita!"
ternyata, ketika Andrew berbicara dengan Wandy waktu itu, dia sudah memiliki niat hati untuk merubah wilayah tanah ini. hanya saja, dana di kota Azgard ini tidak mencukupi. oleh karena itu, dia tidak memiliki keberanian untuk mulai menjalankan proyek ini.
Pembicara tidak memiliki niat, tetapi pendengar malah mendapatkan niat. ini juga merupakan alasan kenapa hari ini Andrew menyuruh manajer Zhou untuk menyediakan 100M.
Andrew pun duduk di dalam ruangannya sambil memikirkan masalahnya dengan Jeslyne. jika tetap dibiarkan seperti ini, juga bukanlah merupakan pilihan yang baik. Andrew berencana untuk pulang dan membicarakan hal ini dengan Jeslyne.
ketika hari hampir menjelang malam, Andrew pun pergi ke pasar dan membeli beberapa sayur. setelah itu, dia pun pulang untuk memasak. setelah menunggu hingga pukul 8 malam, Jeslyne tetap saja belum pulang.
di saat ini, ponsel Andrew pun berdering.
"halo, apakah kamu adalah Andrew?" ini merupakan panggilan dari nomor Jeslyne, namun yang berbicara adalah seorang pria.
"benar, dimana Jeslyne?" Andrew merasa sedikit marah karena yang memegang ponsel Jeslyne adalah seorang pria.
"Jeslyne ada bersamaku sekarang. dengarlah semua perintahku jika kamu tidak ingin dirinya mati!"
"apa? apa yang kamu inginkan?" Andrew tidak menyangka kalau Jeslyne ditangkap dan tidak tahu kenapa Andrew merasa begitu sakit hati.
"aku ingin kamu segera datang ke pinggiran barat daya. aku akan menjemputmu di sana nanti! ingat, kamu hanya boleh datang sendiri!" pria itu lalu menutup panggilan itu setelah mengatakan ini.
setelah menyimpan ponselnya, pikiran Andrew seketika menjadi kosong. dia lalu mulai berpikir. setelah itu, dia pun menelepon Gunawan dan menyuruh Gunawan untuk mengirimkan beberapa polisi untuk mengikutinya.
pukul 11 malam, Andrew pun tiba di pinggiran kota barat daya. ponselnya kembali berdering.
"turunlah dari mobil dan berjalan ke arah gunung!" kata pihak lawan agar Andrew tidak bisa melakukan rencana lain.
Andrew merasa begitu tidak berdaya. dia hanya bisa mengikuti semua perintah yang ada. kini, Andrew hanya berharap agar polisi yang mengikutinya dari belakang tidak diketahui oleh pihak lawan. jalanan di tengah gunung ini terasa begitu dingin.
Andrew terus berjalan ke arah gunung dan tidak tahu sudah tiba dimana, sebuah pukulan yang kuat tiba-tiba mendarat di bagian belakang kepalanya. setelah itu, Andrew pun jatuh pingsan.
tidak tahu sudah berapa lama ia tertidur, setelah Andrew terbangun, dirinya sudah terbaring didalam sebuah gudang terbengkalai dan Jeslyne berada tepat di sampingnya.
"Andrew... Akhirnya kamu menyadarkan diri."
saat ini, Jeslyne tidak terlihat cantik lagi. kondisi rambutnya terlihat begitu kacau sekarang.
"istriku, tidak apa-apa, jangan menangis. cepat katakan kepadaku apakah ada orang yang melakukan hal buruk padamu!"
Jeslyne menggelengkan kepalanya. awalnya dia berpikir ingin memasak untuk Andrew setelah dia pulang bekerja. namun sebelum dirinya sampai di pusat perbelanjaan, dirinya sudah ditangkap oleh sekelompok orang. ketika Jeslyne menyadarkan diri, dirinya sudah terbaring di tempat ini.
"sepasang suami istri yang sangat romantis, Andrew, aku tidak menyangka kalau Jeslyne adalah istrimu." terdengar sebuah suara yang tidak asing dan itu adalah Leon.
"Leon, apa yang ingin kamu lakukan? kamu tahu jelas akan resiko perlakuanmu ini." Andrew merasa sedikit menyesal karena tidak mempersiapkan diri sebelumnya.
Leon juga melakukan ini dengan terpaksa. kemunculan Andrew telah menghancurkan semua industri yang ia bangun selama puluhan tahun. ini semua sangat jelas merupakan perbuatan Andrew.
"hehe, apa yang ingin aku lakukan? aku bahkan ingin bertanya padamu. aku sudah datang ke kota Azgard ini selama puluhan tahun. waktu itu, ayahku hanya memberiku 10M sebagai modal dan aku sudah mempergunakan uang itu untuk memperluas jaringan bisnisku. namun setelah mengenal kamu, semua industriku mulai mengalami kerugian. aku tidak akan perduli lagi akan latar belakang dirimu. kamu harus mati hari ini!"
Leon terlihat telah meminum begitu banyak alkohol. dia terlihat semakin penuh emosi dan tidak tahu sejak kapan, dirinya telah mengeluarkan sebuah pistol dari bagian pinggangnya.
"jangan, aku mohon padamu. lepaskan Andrew, ini semua adalah salahku. kamu cukup membunuhku saja!" Andrew tidak mengatakan apapun, Jesyne langsung bergegas menghalangi dirinya.
Jeslyne terlihat begitu ketakutan, meskipun dia menyuruh Leon untuk membunuhnya, namun sekujut tubuhnya terlihat gemetaran. Andrew tidak menyangka kalau Jeslyne rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk melindungi dirinya.
"Jeslyne, perkataanmu tidaklah salah. aku tidak akan membiarkan kamu begitu saja!" setelah menatap Jeslyne, Leon kembali teringat kejadian yang tidak menyenangkan diantara dirinya dengan Andrew.
Novel Terkait
Doctor Stranger
Kevin WongYou're My Savior
Shella NaviBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesDewa Perang Greget
Budi MaMenantu Hebat
Alwi GoEverything i know about love
Shinta CharityIstri kontrakku
RasudinIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat