Istri kontrakku - Bab 67 Krisis perusahaan

Andrew tidak akan mengurusi masalah perusahaannya selama beberapa hari ke depan dan karena itu dia menjadi sedikit tidak terbiasa . Terutama Group Li , terakhir kali Andrew menghancurkan mereka sampai begitu menyedihkan dan sampai sekarang mereka belum mengambil gerakan yang nyata untuk membalasnya , tapi mereka hanya menekan opini yang publik yang ada di Internet.

Melihat situasi yang terjadi saat ini , ada dua kemungkinan . Yang pertama mungkin keluarga Li sudah tahu dengan batasan mereka , tapi kemungkinan ini tidak terlalu besar . Yang kedua mungkin keluarga Li tidak berani bertindak gegabah .

Seperti biasa , Andrew pergi ke perusahaan bersama dengan John , namun dia tidak menyangka ada orang yang sudah menunggunya di kantor.

Ketika Andrew membuka pintu kantor , lalu mendengar suara yang begitu besar , dia merasa pernah mendengarnya tapi dia tidak bisa mengingatnya .

"Kamu adalah..."

"Orang hebat memang mudah lupa , begitu cepatnya sudah tidak ingat dengan aku lagi ." Kata Pria ini sambil berbalik ke arah Andrew dan membuat Andrew terkejut , orang ini ternyata adalah Sano .

Meskipun sebelumnya pernah bertemu dengannya di kantor polisi , tapi dia tidak terlalu mengingatnya . Selain itu , wajar jika dia dengan cepat sudah lupa dengannya .

“Apa yang kamu lakukan di sini ? Siapa yang memberimu izin untuk masuk ?” Kata John .

Sano berkata sambil tersenyum: "Ini semua masalah bisnis , bisakah kita membicarakannya sebentar saja ?"

Setelah mendengar dia selesai berbicara , Andrew menyadari ada sesuatu yang janggal , meskipun perusahaannya tidak bisa bersenjata lengkap , tapi perusahaannya tidak bisa dengan mudah membiarkan orang luar masuk ke dalam .

Andrew dengan cepat mundur , tapi jelas sudah terlambat . Kedua pria berbaju hitam menghalangi jalannya . Pada saat yang sama , Ponselnya dan milik John diambil.

Melihat situasi ini , Andrew tertawa dan berkata : "Direktur sano sangat suka mengurus sebuah masalah secara langsung , ha ha ha ..... Tapi jika kamu melakukannya dengan cara seperti ini , kamu pasti akan menyesal ."

"Segera pergi dari sini bersama anggotamu , jika tidak tanganku akan melayang ke wajahmu ." John juga berkata.

"Direktur Andrew , kamu jangan salah paham , aku juga tidak ingin membuat masalah dengan kalian , tapi kamu harus ingat satu hal , naga tidak akan menundukkan kepalanya kepada ular , lagipula kalian masih seekor ular . "

"Bagaimana dengan budi dan Christine ?" Tanya Andrew , Dia menannyakan hal ini adalah karena dia merasa kedua orang ini pasti dikendalikan oleh Sano , jika tidak polisi seharusnya sudah berada di gerbang .

" Jangan khawatir , Kedua orang itu masih aman , setidaknya lebih aman daripada kamu . Ayo, mari kita mengobrol." Kata Sano

"Kamu dan aku sepertinya tidak punya apa-apa untuk dibicarakan."

"Ha ha ha ..." Tawa Sano .

"Anak yang baik , tenyata kamu punya keberanian juga . Sejujurnya , aku sangat suka dengan sikap kamu yang seperti ini , jika bukan karena masalah keluarga Li , aku benar-benar ingin membuatmu sebagai adik kecilku . " Kata Sano sambil tersenyum .

"Aku khawatir kamu tidak tahan mempunyai adik yang seperti aku . Aku beri kamu waktu 1 menit untuk meninggalkan perusahaaanku , jika tidak aku tidak akan bisa menjamin apa yang akan terjadi selanjutnya ."

Mendengar ini hal ini , Sano mendekati Andrew , meraih kerah bajunya dan berkata : "Dasar bocah tidak tahu malu , aku sudah sangat sopan padamu , jangan memaksaku untuk marah kepadamu ."

Andrew sambil tersenyum menarik tangannya , lalu berkata : "Apa gunanya kamu mengatakannya kepadaku ? Siapa yang sedang ingin kamu takuti?"

"Aku tidak pernah suka menakuti orang lain ." Kata Sano sambil melepaskan tangannya , kemudian dua pria berbaju hitam itu membawa Christine dan budi bersama dengan tiga orang sekertaris mereka dengan kondisi terikat . Christine dan para sekertaris baik-baik saja , tetapi budi yang berada di samping mereka , terlihat begitu menyedihkan .

Wajahnya babak belur , Andrew bahkan hampir tidak mengenalinya.

“Dasar brengsekkkk ..... “ Sebelum John selesai bicara , dia sudah duluan dikendalikan oleh pengawalnya .

“ Sebenarnya , kita tidak perlu membuat suasana menjadi sangat gugup . Selama kamu patuh , semuanya akan menjadi lebih mudah . " Kata Sano sambil tersenyum .

" Jika kamu tidak mau patuh , masalah jadi lebih mudah lagi , aku hanya perlu membuang peluruku ." Kata Sano sambil mengeluarkan pistol dari pinggang pengawalnya .

Andrew tidak terkejut ketika melihat pistol , lagipun jika orang seperti Sano tidak punya pistol maka akan lebih mengherankan lagi .

"Pistolku ini masih barang baru , aku belum pernah memakainya , apa aku boleh coba kepada kalian berdua ?"

Kemudian Sano menodongkan pistolnya ke Andrew .

Andrew menatap Sano dengan tatapan menyeringai dan sama sekali tidak bergerak , karena dia tahu pasti ada sekelompok orang yang diam-diam sedang melindunginya dan kakak perempuannya sendiri tidak mungkin akan menipu dia .

"Andrew , turuti saja apa yang dia inginkan , jangan pakai nyawamu sebagai candaan ." Kata Christine sambil menangis .

"Sialan , kamu diam saja ."Begitu Andrew mengatakannya , Sano langsung melepaskan tembakannya dekat lantai Christine dan Peluru yang ditembak terpantul sampai ke dingding , hal ini langsung membuat Christine jatuh pingsan .

Andrew juga terkejut , dia tidak menyangka Sano benar-benar berani menembak , dia juga sedang berharap kakanya Venny segera muncul dihadapannya .

"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir , Aku akan menghitung sampai angka tiga dan jika kamu tidak memberiku jawaban , peluru ini tidak akan kutembak di lantai lagi ."

"Tiga ... dua ... " Sebelum satu nomor lagi diucapkan , pintu kantor tiba-tiba terbuka , kemudian empat atau lima pria dengan senjata yang tidak kalah muncul di depan Andrew .

Salah satu dari mereka berkata : "Apa kalian ingin mencicipi senjataku ini ?"

Melihat anggotanya telah datang , jelas sudah terlambat untuk menembaknya .

"Ha ha ha ... aku tidak menyangka hal ini bisa terjadi ."

"Aku beri kamu kesempatan untuk mengucapkan kata-kata terakhirmu " Kata Andrew berkata dengan dinginnya .

Sano hanya menggelengkan kepalanya , berjalan perlahan ke jendela melihat pemandangan dari kejauhan dan berkata : " Aku tidak punya keinginan lain , biarkan saudara-saudaraku pergi , mereka tidak akan mengancam kalian ."

" Ternyata kamu lumayan baik hati , tapi tidak ada gunanya , hari ini tidak ada dari kalian yang bisa pergi dari sini . Tadi bukannya kita ingin berbicara denganku ? Kalau begitu mari kita duduk sambil bicara . “

Kali ini Andrew dapat sepenuhnya menghancurkan Sano , tapi Andrew tiba-tiba berubah pikiran.

Meskipun gerakan kecil di tangannya terungkap , tapi Andrew tidak pura-pura tidak tahu . Andrew harus bisa memanfaatkan orang yang mau bertanggung jawab atas saudaranya seperti Sano .

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi , sekarang adalah kesempatan terbaikmu untuk menyelesaikanku , cepat tembak aku ."

Andrew menebak Sano juga sedang berjudi , dia bertaruh aku tidak berani mengeluarkan perintah untuk menembaknya . Memang , Andrew tidak pernah berpikir untuk membunuh siapa pun , kecuali sampai membahayakan orang-orang yang di sekitarnya , mungkin dia akan melakukannya .

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu