Istri kontrakku - Bab 43 Minta Dipukul
"Cepat lari, omong kosong apa lagi." Andrew berbalik melihat sekilas dan sekelompok pria besar itu sedang mengejar mereka.
Tapi John dan kedua gadis itu sudah tidak kuat lari lagi setelah berlari tidak begitu lama dan pria yang mengejar mereka semakin dekat.
"Sial, aku sudah tidak sanggup lari lagi, aku lihat siapa yang berani menyentuhku hari ini." John langsung duduk di bawah, dadanya terlihat naik turun seperti hampir meledak.
Andrew hanya bisa menghentikan langkahnya setelah melihat ketiga orang itu duduk di bawah.
"Bocah busuk, lari, lari saja terus." Belasan orang yang dipimpin oleh pria cabul itu mengepung Andrew dan lainnya.
"Saudaraku, aku kasih kamu uang, biarkan kami pergi." Andrew juga sangat lelah sambil meletakkan tangan di pinggangnya, dia bernapas terengah-engah sambil berkata kepada pria kekar.
"Baiklah, berapa banyak, berikan aku sebuah harga yang bisa membuatku puas." Pria cabul itu terlihat sangat menyukai uang.
"20 juta, bisa kan."
"Boleh!"
20 juta bagi Andrew adalah masalah kecil, hanya saja sewaktu dia mengeluarkan ponselnya, ponselnya kebetulan tidak ada baterainya dan dia juga telah memberikan uang tunai sebesar 40 juta yang dia bawa kepada kak mia.
"John, beri dia 20 juta, ponselku tidak ada baterainya."
"Aku tidak membawa ponselku."
"Sial, kamu masih mengatakan akan mentraktirku?"
"Aku bisa membayarnya secara kredit!"
Andrew tidak bisa mengatakan apa-apa, mengapa dia bisa bersama rekan setim sepertinya, "Begini saja, besok kamu ke Elafy Entertainment Company dan aku akan menyuruh karyawanku memberimu uang sebanyak 20 juta, bisa tidak?"
Dia tidak ada uang tunai, juga tidak ada ponsel sehingga Andrew hanya bisa berbuat seperti itu.
"Bocah, apakah kamu sedang bercanda? Apakah kamu pernah masuk ke gerbang besar Elafy Entertainment Company? Kamu menyuruhku mengambil uangnya ke Elafy Entertainment Company." Pria cabul itu terlihat jelas tahu dengan Elafy Entertainment Company tapi dia tidak percaya jika orang ini adalah direktur Elafy Entertainment Company.
"Cabul, aku benaran direktur Elafy Entertainment Company." Andrew tidak berdaya, apakah orang-orang ini tidak menonton televisi?
"Pukul, brengsek, tidak ada uang tapi berlagak jadi pahlawan." Suara pria cabul terdengar dingin dan anak buahnya langsung menyerbu ke arah Andrew dan John.
"Aku kasih, aku kasih." Pada saat ini, Yaya mengeluarkan uang sebanyak 20 juta dari dalam tasnya.
"Aku sebenarnya mau menyimpannya ke bank, John kamu harus membayarnya kembali!" Yaya sudah hampir menangis dan sepertinya dia benar-benar kaget melihat semua ini.
"Tidak perlu, aku yang akan memberikannya, masalah ini ditimbulkan olehku." Jeje mengembalikan uang Yaya dan dia mengeluarkan uang sebanyak 20 juta dari dalam tasnya.
"Jeje, kamu masih ada perlu dengan uangmu itu, tidak apa-apa, aku saja." Yaya sangat baik dengan Jeje, dia tahu jika Jeje sangat membutuhkan uang sekarang maka dia rela mengeluarkan uangnya.
"Hahaha, kedua gadis itu lumayan kaya, pria tadi memukulku dengan botol bir maka sepertinya 20 juta tidak cukup jadi..... kalian berikan semuanya kepadaku." Pria cabul berkata dengan rakus.
"Kamu! Bagaimana bisa seperti itu, bukankah tadi sudah disepakati?" Jeje merasa kesal karena dia tidak menduga jika pria cabul ini akan menaikkan harganya.
"Brengsek, 20 juta sudah lumayan menghormatimu, jika kalian berani maka bunuh saja aku hari ini." John mana mungkin bisa sabar melihatnya, dia bangun sambil memungut sebuah tongkat kayu yang posturnya terlihat mau bertarung dengan mereka.
"Gendut, kamu lumayan hebat, pukul!" Pria cabul dan orang-orangnya lumayan banyak minum maka mereka menyerang Andrew dan John dalam pengaruh alkohol.
Sewaktu Andrew dan John sekolah dulu, mereka juga sering berantem tapi mereka harus melawan begitu banyak orang sehingga setengah jam kemudian, Andrew dan John sudah dijatuhkan lawan selain itu uang yang ada di dalam tas Jeje dan Yaya juga dibawa pergi oleh pria cabul.
Keesokan harinya, Andrew dan John bangun di rumah sakit dan Jeje dan Yaya masih menemani mereka.
"Sial, sakit sekali." Kepala John benjol dan matanya terlihat seperti panda.
"Untung saja tidak mati." Andrew bangun dari tempat tidur dan dia merasakan jika seluruh badannya sakit tapi kepalanya sepertinya tidak terluka.
"Sial, saudaraku, kepalamu sudah hancur." John berkata sambil menunjuk ke arah kepala Andrew.
Setelah diingatkan oleh John, Andrew baru merasakan jika kepalanya sakit.
"Kamu jangan bergerak dulu, dokter baru menjahitnya, minum supnya." Andrew ingin menyentuh lukanya tapi dihentikan oleh Jeje dan melihatnya sedang memegang semangkuk sup di tangannya sambil menyuapkan ke mulut Andrew dengan pelan.
"Yaya..... aku juga mau." John merasa iri ketika melihat Jeje menyuapi Andrew.
"Bajingan, tulang jempol kanannya patah, apakah tulangmu patah? Duduk dan minum sendiri!" Yaya tidak begitu sungkan terhadap John, dia langsung memberikan supnya dan menyuruhnya minum sendiri.
"Kak Andrew, bagaimana dengan masalah ini, kita tidak bisa membiarkannya saja." Andrew bisa menahannya tapi John tidak bisa, John tumbuh besar di Kota Azgard dan sebelumnya tidak ada orang yang berani menindasnya.
"Kita bicarakan lagi jika sudah keluar dari rumah sakit, kelompok itu tidak akan bisa bertahan lama." Bukan cara kerja Andrew membalas kekerasan dengan kekerasan, jika ingin membuat musuhnya mengingatnya maka harus membuatnya putus asa, jika memukulnya bisa membuat Andrew melupakannya maka masalah ini terlalu sederhana.
"Sudahlah dan kalian jangan membual lagi, orang itu bernama Mark, dia seorang rentenir, memangnya kalian bisa memukulnya." Yaya mengenal orang itu.
"Yaya, kamu tidak percaya dengan kemampuan kami tapi aku bisa membiarkannya, apakah kamu tidak mengenal orang di sampingku?" John menunjuk ke arah Andrew.
"Tidak kenal, ada apa? Apakah dia benar direktur Elafy Entertainment Company." Yaya berkata sambil mengupas apel dan nada bicaranya terdengar mengejek Andrew.
"Benar, dia adalah Andrew Elafy Entertainment Company, apakah kamu tidak menonton TV?" John dan Andrew menanyakan hal yang sama, meskipun Andrew jarang masuk TV tapi setiap kali beritanya adalah berita yang menghebohkan kota Azgard, mengapa orang-orang ini tidak mengenalnya.
"Hah!!" Ketika John menjelaskan kepada Yaya, Jeje berteriak.
"Kamu benar-benar Andrew, kamu pemilik Elafy Entertainment Company." Jeje memegang ponsel dan badannya gemetaran.
Yaya juga tidak peduli dengan apel yang dia kupas, dia buru-buru menghampiri Jeje, mereka baru bereaksi setelah menatap Andrew selama tiga puluh detik.
"Ya ampun, kamu ternyata benaran Andrew, ternyata kamu pengusaha super muda yang legendaris itu." Jeje hampir melompat karena terlalu bersemangat.
"Jangan-jangan hanya penampilanmu yang terlihat mirip saja, apakah benaran namanu Andrew?" Yaya masih terlihat tidak percaya.
Andrew tidak mengatakan apa-apa, dia benar-benar tidak bisa membereskan masalah untuk membuktikan jika dirinya adalah dirinya sendiri.
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaPerjalanan Selingkuh
LindaSang Pendosa
Doni1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaCinta Tapi Diam-Diam
RossieCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBehind The Lie
Fiona LeeGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat