Istri kontrakku - Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
Saat makan, Andrew dan Jeslyne berbicara tentang masalah film Paman Loren.
“Film ini ditulis oleh tetanggaku sebelumnya, seluruh naskahnya cukup bagus, seharusnya ini menjadi yang paling penting tahun ini, menurutku kamu cukup cocok untuk menjadi perannya, aku akan meminta sutradara Lorentius untuk berbicara denganmu nanti.”
“Aku?”
“Ada apa? Tidak percaya diri?”
“Bukan.” Jeslyne berkata: ”Tapi menurutku, sekarang menggunakanku mungkin tidak terlalu bagus, aku khawatir ini akan berdampak negatif pada perusahaan. “
Pertimbangan Jeslyne tidak sepenuhnya tidak masuk akal, siapa bilang, dirinya karena popularitas film terakhir, pondasinya belum begitu kokoh, dan selain itu, dirinya dan Andrew memiliki hubungan seperti itu, tidak dapat dihindari bahwa dia tidak akan digosipkan oleh orang luar, yang juga akan berdampak pada citra perusahaan secara keseluruhan.
“Aku akan membicarakan masalah ini dengan Hartanto, tapi menurutku kamu masih cocok untuk menjadi pemeran utama wanita, kamu pikirkan lagi. Jangan khawatir dengan perusahaan, ini bukan sesuatu yang harus kamu permasalahkan.”
“Aku tahu.”
“Baiklah, aku sudah selesai makan, aku akan pergi ke perusahaan.”
Sambutan itu baru saja dilontarkan, bel pintu tiba-tiba berbunyi.
“Siapa?” Sambil berbicara, Andrew berjalan ke pintu.
Saat mmebuka pintu, Andrew melihat bahwa ornag yang datang itu adalah bibinya Jeslyne.
“Mengapa kamu datang kemari?”
Dengan tersenyum tak tahu malu bibi Jeslyne berkata: “Aku kemari untuk mengunjungi kalian, kalian berdua sudah menikah selama dua tahun, dan aku belum pernah bertamu kemari.”
Tentu saja Andrew tidak akan memberinya raut wajah yang baik, dan dia tahu mengapa dia datang ke sini, tetapi sangat tidak mungkin baginya untuk mengentikan bibi Jeslyne sekarang, jika orang tidak menggangguku, aku tidak akan menganggu orang itu, jika orang itu menggangguku, aku akan membalas orang itu sepuluh kali lipat. Ini adalah prinsip terpenting dalam pikiran Andrew.
“Masih ada beberapa masalah di perusahaan, aku harus pergi dulu, Jeslyne ada di dalam rumah.”
Selesai berbicara, Andrew bergegas pergi ke perusahaan.
Setelah datang ke perusahaan, Manajer sudah menunggu Andrew di pintu.
“Ada apa? Ada masalah apa?”
Manajer budi Zhou mengambil setumpuk dokumen dan berkata: “Tuan Andrew, kemarin aku dengan teliti menyelidiki prospek pasar media baru, aku merasa ada potensi besar untuk pengembangan, aku harus mengatakan bahwa Kamu harus membuat keputusan yang bijaksana dalam hal ini.”
Tentu saja ,Budi tidak tahu apa yang terjadi tadi malam, dia hanya mengira itu adalah akuisisi bisnis sederhana.
“Seberapa bagus prospeknya.” Andrew bertanya.
“Sekarang kita telah memasuki era Internet, dan hampir semua hal yang dilakukan orang melalui internet, oleh karena itu, baik dalam bidang pendidikan atau media, 80% perlu direalisasikan melalui Internet, oleh karena itu, prospek perkembangannya adalah tak terukur.”
“Kelihatannya Willy mempunyai sedikit kemampuan.”
“Ah? Tuan Andrew, apa maksudmu?”
“Oh, tidak ada.” Andrew dengan cepat menjelaskan: “Dia hanya seorang teman, oh iya, kamu lihat bagaimana dengan perkembangan dan penerapan perusahaan ini.”
“Masih cukup baik.” Budidengan tidak ragu-ragu berkata: “Ini seharusnya menjadi rencana yang dibuat oleh orang luar, sama sekali tidak menemukan masalah penting di sini, aku berpikir kita harus mencari seorang yang profesional untuk mengelola perusahaan ini.”
Andrew mengangguk dan berkata: “Baiklah, Kamu bertanggung jawab atas masalah ini, carilah orang yang bisa diandalkan.”
“Baiklah, Tuan Andrew.” Budi berkata: “Ngomong-ngomong, Tuan Andrew, ada masalah, aku tidak tahu apakah aku harus memberi tahu Kamu atau tidak.”
“Berhubungan dengan apa.”
“Berhubungan dnegan film “Pahlawan kesepian.“
“Katakan.”
“Kemarin beberapa informasi yang berhubungan dengan film itu digeledah sebanyak dua kali, dapat dikatakan bahwa film itu sudah populer sebelum ditayangkan.”
“Kalau begitu kali ini kita membuat kemajuan.” Andrew mengerutkan keningnya, dan Manajer mengangguk dengan penuh semangat.
“Masalah ini sudah membawa popularitas besar ke film, namun, ada keuntungan besar di balik popularitas, para investor tidak akan membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja.”
Mendengar ini, Andrew berkata sambil tersenyum: “Orang-orang ini benar-benar tidak tahu malu, di mana mereka sekarang?”
“Di ruang konferensi.”
“Baiklah, aku sudah tahu. Oh iya, beri aku beberapa data tentang film "Pahlawan Kesepian.”
“Baik Tuan Andrew.”
Setelah mengambil data ini, Andrew pergi ke ruang konferensi, setelah sampai di ruang konferensi, orang-orang ini benar-benar ada di sini.
“Aku sudah lama menunggumu.” Andrew duduk di kursi dan berkata, “Aku tidak ingin berbicara omong kosong dengan kalian lagi, ayo langsung ke intinya, kenapa kalian kembali, aku tahu dengan jelas, pasti merasa bahwa film ini memiliki nilai jual bukan?”
Salah satu investor berkata sambil tersenyum: “Tuan Andrew, kami terlalu gegabah kemarin, dan kami dengan tulus datang ke sini untuk berbicara tentang kerja sama dengan Kamu, jika bukan karena keluarga Li, kita semua akan menjadi mitra sekarang.”
Andrew berkata sambil tersenyum: “Sangat tidak layak kerja sama dnegan kalian, kemarin setelah kalian pergi, kami sudah memberikan hal-hal spesifik dari investor, sekarang agak sulit untuk melakukan perubahan. Apalagi, filmnya belum dirilis, dan sudah sangat populer di Internet, setelah film dirilis, aku khawatir film itu akan menciptakan suatu keajaiban di box office, begitu banyak orang datang untuk berbicara denganku tentang kerja sama dalam dua hari terakhir, aku benar-benar sedikit sulit untuk menanganinya.”
“Tuan Andrew, berapa banyak uang yang Kamu butuhkan, kamu langsung beri tahu kami, kami pasti akan menunjukkan ketulusan 100%, kamu tidak perlu khawatir.”
“Tapi kuota investasi dari film ini sudah penuh, aku tidak bisa melanggar peraturan perusahaan.”
“Semua keputusan perusahaan ini ada di tangan Tuan Andrew, aturan macam apa yang akan kamu buat, bukankah dari keputusanmu, jika Kamu mengakomodasi, kami bisa mendapatkan sedikit ekuitas.”
Andrew menggelengkan kepalanya dan berkata: “Aku tidak bisa melakukan ini, aku sudah berbicara dengan orang lain, sekarang aku tidak bisa merubah semuanya, bukankah kalian sudah menyuruh orang lain untuk mengambil proyek ini?”
“Tuan Andrew, kami dengan tulus ingin bekerja sama denganmu, Kamu lihat...”
“Baiklah.” Andrew tiba-tiba berdiri dan berkata: “Jika Kalian ingin bekerja sama dengan perusahaan ini, sesuai aturan seberapa kalian dapat segitulah yang diambil, aku tidak akan pernah memanfaatkan Kalian, tetapi Kalian tidak boleh membiarkanku melakukan bisnis dengan kerugian, jadi Kalian harus menyetujui satu permintaanku. “
“Pemintaan apa? Tuan Andrew, katakan saja, aku akan memberikannya kepada Kamu meskipun itu nyawaku.”
Andrew berkata sambil tersenyum: “Aku mendengar bahwa salah satu orang di perusahaan Kalian telah menandatangani kontrak dengan grup Li, aku tidak tahu apakah berita ini akurat.”
“Tuan Andrew, apa maksudmu?”
Andrew berkata: “sebenarnya, ide aku sangat sederhana. Aku akan meminta Kamu untuk membiarkan Andrew berkata: “Sebenarnya pemikiranku sangat simple, suruh artis perusahaan kalian mengakhiri kontrak dengan grup Li, lalu aku akan mengizinkan Kalian untuk berinvestasi dalam film ini, tentu saja, semua biaya akan ditanggung olehku.”
Salah satu investor berkata sambil tersenyum: “Tuan Andrew, aku khawatir persetujuan ini tidak dapat dipenuhi, kamu juga tahu betapa kuatnya Group Li, selain itu, kami tidak dapat melepaskan kesempatan untuk bekerja sama dengan Group Li hanya untuk sebuah film, itu merupakan bagian besar dari pendapatan perusahaan kami.”
“Benar, Tuan Andrew, ini benar-benar suatu hal yang konyol.”
“Meskipun kami tahu ada beberapa perselisihan antara Kamu dan Group Li, bagaimanapun juga, kami adalah perusahaan, dan kami masih perlu mempertimbangkan pendapatan perusahaan.”
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviWahai Hati
JavAliusAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaSi Menantu Buta
DeddyIstri Pengkhianat
Subardi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat