Istri kontrakku - Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta

"Bos, bukankah uang enam miliar itu harus diserahkan kepada organisasi? Mengapa kamu....." Begitu Mark berkata, anak buahnya memperingatkannya.

"Jangan berisik, kita sudah membantu Sano melakukan banyak hal, dia tidak akan berani berbuat apa-apa terhadapku meskipun akan kalah uang enam miliar ini." Mark mendorong tangan anak buahnya.

Andrew tidak peduli Mark mendapatkan uang itu dari mana, yang hanya tertarik dengan Sano, tidak disangka jika Mark bahkan membantu Sano.

"Bocah, apakah kamu berani?" Mark menekan tangannya di meja sambil mencondongkan sebagian badannya, jarak wajahnya sudah sangat dekat dengan Andrew sehingga Andrew bahkan bisa mencium bau rokok yang ada di tubuhnya.

"Baik, aku akan bertaruh 10 miliar denganmu." Tidak tahu rokok siapa yang ada di atas meja dan Andrew mengambilnya serta memasukkan ke dalam mulutnya, dulu Andrew adalah seorang perokok tapi karena ibunya sakit maka dia berhenti merokok, tidak tahu mengapa Andrew hari ini tiba-tiba ingin merokok mungkin karena menantang.

"Gila! 10 miliar! Ini pertaruhan besar!"

"Siapa sebenarnya bocah ini, dia bahkan bisa mengeluarkan uang sebanyak ini!"

Sewaktu para penonton sedang menebaknya, bola mata Mark juga sedang berputar.

"Aku tidak punya uang 10 miliar. Aku hanya ada 6 miliar, jika aku kalah maka warnet ini juga akan menjadi milikmu." Mark sudah membuat perhitungan paling buruk.

"Tidak, tidak, aku tidak tertarik dengan warnetmu ini, jika kamu kalah maka aku akan membeli sebelah tanganmu seharga 4 miliar." Andrew mengisap rokoknya dalam-dalam, penampilan Andrew pada saat ini sama sekali tidak terlihat seperti seorang direktur sebuah perusahaan melain bos mafia.

"Apa! Bajingan....." Mark tidak menyangka jika Andrew akan mengatakan permintaan seperti itu, jika ini pada situasi biasa maka Mark sudah pasti membereskan Andrew tapi sekarang dia mau memenangkan uangnya kembali.

"Kenapa? Tidak berani?" Andrew bersandar malas di kursi, wajah Mark terlihat mengalami perubahan besar.

Mark tiba-tiba tertawa ketika melihat tampang Andrew, dia menggelengkan kepalanya sendiri dan berpikir apakah dia orang bodoh, dia sudah kalah beberapa kali tapi dia tidak mungkin kalah terus dan tidak akan kalah lagi.

Jika dia kalah dan meskipun Andrew tidak mau mengambil satu tangannya, Sano juga tidak akan melepaskannya, tapi jika dia menang maka hidupnya akan berubah.

"Takut? Aku tidak mengenal kata takut sejak aku dilahirkan, tapi kamu harus meletakkan uangnya di sini dulu." Sekarang di atas meja 1,6 miliar sehingga Mark tidak percaya kepada Andrew.

Andrew menyerahkan sebuah kartu bank kepada John dan kembali setengah jam kemudian serta mengangkat sebuah koper di tangannya.

"Siapa sebenarnya kamu." Melihat Andrew begitu mudah mengeluarkan uang sebanyak 10 miliar maka Mark menjadi penasaran dengan identitas Andrew.

"Aku kemarin sudah memberitahukannya kepadamu, apakah sudah bisa dimulai?" Andrew tidak ingin membuang-buang waktunya lagi karena uangnya sudah diambil.

"Baik, dimulai, kamu tunggu mati saja." Mark berusaha memikirkan masalah kemarin tapi kemarin dia minum lumayan banyak sehingga dia tidak bisa mengingat apa yang telah dikatakan Andrew kepadanya.

"Tunggu, tidak boleh membiarkan dia yang mengocok kartunya lagi, gadis busuk ini bertentangan denganku, Yaya, kamu yang kocok kartunya." Jeje telah mengocok dua kali dan Mark juga kalah dua kali maka Mark menduga jika semua ini karena Jeje.

"Yaya, kamu yang kocok, kasih dia kartu As." Mungkin karena hubungan John dan Yaya lebih baik maka John mempercayainya.

John terlihat santai tapi Yaya menjadi panik karena pertaruhan satu putaran ini senilai 10 miliar sehingga Yaya merasa takut, demi mendapatkan sedikit uang, dia setiap hari harus menghadapi pria yang tidak dia sukai tapi uang yang ada di sini malah seolah-olah dipertaruhkan sebagai kertas.

Yaya mengocok kartunya dengan gemetaran bahkan dia menjatuhkan beberapa lembar kartu.

"Gadis busuk, jika kamu memberiku kartu As maka aku akan membunuhmu." Tidak tahu mengapa Mark kali ini juga terlihat sangat tenang, dia memegang rokoknya sambil memarahi Yaya.

Yaya meletakkan kartunya di atas meja setelah Mark selesai bicara, Yaya benaran takut, jika Mark mendapatkan kartu As maka dia percaya jika Mark tidak akan melepaskannya.

"Mark, kamu seorang pria malah menggertak seorang gadis kecil? Yaya, kamu yang mewakili diriku bermain dalam putaran ini." Andrew menarik Yaya ke arahnya setelah dia selesai bicara.

"Aku? Apakah kamu yakin? Ini senilai 10 miliar." Yaya tidak menyangka Andrew akan menyuruh dirinya yang bermain dalam putaran ini.

"Jangan panik, aku tidak akan menyalahkanmu meskipun kalah." Andrew memberikan isyarat kepada Yaya setelah itu.

Meskipun Yaya merasa agak takut tapi tatapan mata Andrew membuatnya merasa tenang, dia menarik sebuah kartu dengan hati-hati dari tumpukan kartu itu, dia berpikir jika setidaknya dia akan mendapatkan kartu di atas sepuluh tapi malah mendapatkan kartu angka empat.

"Hahaha, kamu malah menyuruh seorang wanita jalang bermain untukmu, kamu benar-benar cari mati." Mark sangat senang sewaktu dia melihat kartu angka empat yang ada di tangan Yaya, dia bahkan sudah merencanakan mobil merek apa setelah dia menang pertaruhan ini.

"Jangan khwatir, dia masih belum mengambil kartunya. Mark, jangan berisik lagi, cepat ambil kartunya." Andrew tidak panik sama sekali tapi dia malah mendesak Mark supaya cepat menarik kartunya.

Meskipun Andrew mendapatkan kartu angka empat tapi Mark masih sangat hati-hati mengambil kartunya sehingga Mark menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit.

Otaknya menjadi kosong sewaktu Mark melihat kartunya karena ternyata kartunya adalah selembar kartu angka tiga.

"Tidak mungkin, pasti kamu bermain curang!"

Mark yang marah karena kalah menfitnah Andrew bermain curang.

"Mark, kamu bahkan tidak sanggup kalah? Sepertinya kamu hanya seperti itu saja." Andrew tidak takut sama sekali.

"Haha, bocah, apakah kamu tahu akan menghadapi hukuman apa jika bermain curang di tempatku? Cepat datang, tahan mereka berdua karena aku akan memotong kedua tangannya." Mark sekarang menuduh Andrew bermain curang karena ini tempatnya maka semua katanya adalah benar.

Setelah anak buahnya mendengarnya, mereka segera menahan Andrew dan lainnya.

"Biarkan dua wanita jalang ini jadi mainan saudara-saudara kita setelah itu jual mereka!" Mark tertawa kencang.

"Brengsek! Kamu berani!" John mengumpat dan badannya ditekan.

Mark menarik rambut Jeje dan Jeje kesakitan lalu jatuh ke lantai, "Kamu lihat aku berani atau tidak!"

"Bocah, jika kalian pergi setelah memenangkan uang 200 juta maka kalian masih bisa mempertahankan tangan kalian tapi kalian terlalu tamak maka itu jangan menyalahkan aku." Mark memegang sebuah pisau lunak dan berdiri di depan mereka.

"Dimulai dari kamu saja! Karena kamu yang paling pantas mati!" Mark mengeluarkan pisau dan menekannya di wajah Andrew.

"Kamu akan menyesal!" Ekspresi Andrew tidak berubah sama sekali.

"Heng! Tidak ada kata menyesal dalam kamusku!" Terdengar suara kencang sebelum kata ini berakhir, pintu warnet telah dirusak!

Semua orag terkejut sambil melihat ke arah luar.

"Haha! Aku sudah mengatakan jika kamu akan menyesal!"

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu