Istri kontrakku - Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
Andrew juga tahu bahwa masalah ini sangat sulit untuk diselesaikan, lagi pula atasan sana juga bekerja demi masyarakat. Jika ada masalah petisi yang terjadi, maka akan sangat repot untuk diselesaikan.
“Andrew, kamu juga jangan terlalu panik. Aku akan membantumu memikirkan caranya. Kamu sana juga segera memikirkan beberapa cara. Kita kedua pihak saling bekerja sama, pasti dapat menyelesaikan masalah tersebut.”
“Baik, Pak Wandy. Kalau begitu, mohon bantuan Anda.”
“Mengapa tiba-tiba sungkan kepadaku? Kamu uruslah semuanya dengan berani, pokoknya aku mendukungmu seratus persen.”
Setelah memutuskan panggilan, Andrew pun berencana untuk mengendarai mobil menuju Desa Bunga Persik. Di saat ini, seseorang dengan wajah yang membuatnya merasa jijik muncul di hadapannya.
“Aduh... bukankah ini Pak Andrew kita? Mengapa bisa datang ke tempat kecil seperti ini?”
Orang yang datang kebetulan adalah Juan. Andrew meliriknya sekilas, sama sekali tidak mengatakan apapun, lalu berbalik badan berencana pergi.
Saat ini Juan tiba-tiba menahannya, membuka mulut berkata. “Mengapa tidak berani bertemu denganku? Jangan selalu menghindar. Menghindar tidak dapat menyelesaikan masalah.”
Mendengar kata ini, Andrew pun tertawa sinis dan membalas. “Berbicara dengan binatang agak sulit bagiku. Maaf, aku pergi dulu.”
“Kamu.... Hahaha.... tidak apa-apa, biarkan kamu senang dulu, akan ada saat dimana kamu menangis bermohon kepadaku. Saat itu, tunggu saja tanah-tanah yang kamu kontrak itu dipakai untuk menanam sayur.”
“Tanah yang dikontrak perusahaan kita mau dipakai untuk apa, seperti tidak ada kaitan denganmu.” ujar Christine yang berjalan kemari.
Setelah melihat ia, tawa Juan semakin kencang. “Hahaha.... bukankah ini pengikut budak yang ditendang keluar itu? Ada apa? Kamu di rawat oleh Pak Andrew?”
“Pak Juan, apakah kamu tidak merasa dirimu sangat kekanakan?” Christine membuka mulut berkata. “Perusahaan kita tidak ada kaitan denganmu. Perusahaan Adidassler semakin bukan mililik Anda. Entah dari bagian manapun, kamu tidak berhak memberi komentar. Bagai bocah saja, lihat siapa gigit siapa.”
Mendengar ucapan ini, amarahnya seketika meledak. Tidak apa-apa jika Andrew yang seperti ini kepadanya, lagi pula ia adalah Direktur seorang perusahaan. Dan sekarang seorang karyawan kecil bahkan berani berkata seperti itu kepadanya, memang sangat membuatnya kehilangan muka.
“Sialan, kamu tidak tahu siapa diriku ya? Apakah kamu percaya bahwa aku bisa membunuhmu sekarang?”
“Juan, kamu juga memperkira dirimu terlalu tinggi. Sekarang semuanya belum bisa dipastikan, siapa yang kalah masih belum diketahui!” Wajah Andrew langsung menjadi datar.
“Hehe! Kalau begitu, kamu tunggu saja!” Juan menyeringai, jelas sekali bahwa ia sangat percaya diri bahwa ia bisa mengalahkan Andrew.
Selanjutnya, Andrew menarik Christine naik mobil.
“Orang ini juga sungguh tidak tahu malu.”
“Jangan marah, orang ini tidak pantas kita pikirkan.”
“Sekarang kita mau kemana?”
“Desa Bunga Persik.”
Siang pukul 12:00, berbagai media berita besar merilis berita siang tadi. Para netizen juga mendukung tindakan yang dilakukan para penduduk.
“Apakah orang-orang ini tidak ada otak?” Christine memandang berita di ponselnya, lalu berkata dengan kesal. “Mereka juga tidak memikirkan dengan baik. Perkembangan rekreasi atau perkembangan pertanian yang bisa membuat penduduk setempat cepat bebas dari kemiskinan? Sungguh bodoh sekali.”
Andrew terkekeh berkata, “Pengarahan pendapat seperti ini sangat normal. Pihak yang lemah selalu suka mengasihani pihak lemah, karena mereka selamanya membenci pihak yang kuat, tidak berharap kita bisa hidup baik. Pengarahan pendapat seperti ini sangat mudah diubah, tidak perlu takut.”
“Ini sekelompok otak bodoh. Oh iya, ada apa kita pergi ke Desa Bunga Persik?”
“Apa lagi yang bisa kita lakukan? Tentu menyelesaikan masalah.”
Dengan cepat, Andrew mereka berdua pun tiba di Desa Bunga Persik. Para penduduk Desa Bunga Persik juga langsung mengenali Andrew.
“Aduh, Pak Andrew sudah datang. Anda tidak memberi tahu kalau Anda mau datang, setidaknya biar kita melayani Anda dengan baik.”
Andrew tertawa berkata. “Kalian semua tidak perlu begitu sungkan. Hari ini aku juga ada masalah yang ingin bermohon kepada kalian. Dimana Kepala Desa kalian?”
“Kamu ingin mencari Kepala Desa kita? Aku akan bawa kamu kesana sekarang.”
Dengan cepat, Andrew mereka pun dibawa ke pusat perkumpulan. Kepala Desa itu bermarga Sun, merupakan orang tua yang usianya telah melampaui setengah dari seratus tahun. Ia juga sangat semangat setelah melihat kedatangan Andrew dan segera datang menyambutnya.
“Pak Andrew, angin apa yang membawa Anda datang kesini? Anda adalah dermawan desa kita. Kita pun bingung akan cara untuk membalas kebaikanmu.”
“Hahaha.... Kepala Desa terlalu sungkan. Hari ini aku datang bermohon kepada kalian untuk membantu sesuatu.”
Mendengar ini, Kepala Desa langsung menjadi serius dan berkata, “Katakan saja, Pak Andrew. Maupun harus menjalani percobaan yang berat, Anda hanya perlu memberi perintah, maka satu Desa Bunga Persik akan menjalaninya.”
“Sebenarnya bukan masalah yang begitu besar.” Andrew membuka mulut berkata, “Aku hanya ingin meminta kalian bantu untuk memainkan sebuah pertunjukkan.”
Andrew pun berbisik di samping telinga, Kepala Desa mengangguk, menandakan dirinya sudah mengerti.
Sore itu segerombolan wartawan pun mendatangi Desa Bunga Persik, ingin memanaskan kejadian siang tadi. Setiap media berita ingin mendapatkan berita utama tersebut.
“Halo, apakah Anda adalah Kepala Desa disini?”
“Maafk mengganggu, bagaimana pendapat Anda terhadap tanah Desa Bunga Persik yang diubah untuk tanah penggunaan perdagangan?”
“Apakah ada orang yang memaksa desa kalian untuk melakukan hal itu?”
“Apakah menyewa tanah Desa Bunga Persik merupakan maksud dari kalian?”
Pertanyaan yang bertumpukan membuat Kepala Desa pusing, seketika bingung entah apa yang harus ia katakan.
“Kalian semua jangan panik dulu. Aku akan memberi jawaban yang puas untuk kalian. Kalian semua dengar aku berbicara dulu.”
Kepala Desa membersihkan tenggorokannya, lalu lanjut membuka mulut berkata. “Kita semua adalah rakyat desa yang polos. Apa yang ingin dilakukan oleh para pengusaha besar, kita tentu tidak akan mengerti. Tapi kita mengetahui akan satu hal, jika bisa membuat masyarakat desa menjalan hidup yang bahagia, maka ia adalah seorang pengusaha yang baik.”
“Kalau begitu, apakah menurut Anda projek rekreasi yang dibuat Elafy Entertaiment Company bisa membuat desa kalian kaya?”
Kepala Desa menggelengkan kepalanya saat mendengar ini, lalu berkata. “Bisa buat kita menjadi kaya atau tidak, aku juga tidak tahu. Tapi ada seorang pemuda menganalisa kelebihan dan kekurangan masalah tersebut dengan teliti kepada kita. Aku merasa yang ia katakan itu benar.”
“Siapa yang menganalisanya untuk Anda?”
“Seorang pemuda. Siapa namanya ya? Namanya... Juan. Benar, Juan, sepertinya ia berasal dari Group Li.”
Kepala Desa sengaja mengulang nama Juan berkali-kali, seperti takut para wartawan itu tidak dapat ingat.
Para wartawan itu seketika mulai ricuh setelah mendengar kata-katanya.
“Juan, bukankah ia Tuan Muda Besar dari Group Li?”
“Benar, aku tak sangka ia bisa datang kesini.”
“Biasanya sungguh tidak tertampak, ternyata ia juga ada saatnya berpikir demi masyarakat.”
Saat ini seorang wartawan itu bertanya lagi kepada Kepala Desa. “Lalu bagaimana si Juan ini menganalisanya kepada Anda?”
Kepala Desa membuka mulut berkata. “Ia bilang kepada kita bahwa projek rekreasi tidak dapat membuat desa kita kaya. Aku juga tidak tahu yang ia katakan itu benar atau salah, tapi aku merasa ia cukup tulus, seharusnya tidak akan menipuku.”
“Kalau begitu maksud Anda, Anda juga tidak berharap tanah desa berubah menjadi tanah penggunaan perdagangan?”
“Ini juga belum tentu berjalan sesuai yang kuinginkan, kita masih harus mendengar keputusan dari atasan. Tapi Group Li mereka seharusnya tidak menipu kita.”
Novel Terkait
Your Ignorance
YayaYama's Wife
ClarkTakdir Raja Perang
Brama aditioSi Menantu Buta
DeddyAdieu
Shi QiVillain's Giving Up
Axe AshciellyIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat