Istri kontrakku - Bab 30 Kebalikan
"6T satu kali! 6T dua kali! 6T tiga kali!"
bagi Leon, hal ini berjalan dengan lancar. meskipun ada beberapa pengusaha yang bersaing dengannya, namun nominal yang mereka berikan memiliki perbandingan yang sangat jauh dengan harganya.
"selamat kepada perusahaan Sriwijaya yang telah berhasil mendapatkan tanah ini!" pembawa acara itu bahkan tidak menyangka kalau tanah ini bisa dijual dengan harga 6T.
setelah mendengar perkataan pembawa acara, dalam waktu yang bersamaan, Leon dan Letda pun menatap ke arah Andrew. sayangnya Andrew tidak merasa sedih karena tidak mendapatkan tanah ini. dia malah terlihat begitu menikmati minuman anggur merah itu.
hasil sudah keluar dan Leon merasa kalau Andrew tidak lagi memiliki ide lain. oleh karena itu, dia pun melepaskan tangan wanita pendampingnya itu dan bersiap-siap untuk pergi menandatangani kontrak.
"tunggu sebentar."
ketika Leon bersiap-siap menggerakkan pulpennya, sebuah suara pun terdengar di ruangan tersebut. suara ini merupakan suara yang sangat dibenci oleh Leon dan dia sangat ingin membunuh pemilik suara ini.
"pembawa acara, jenis tanah ini merupakan jenis tanah komersial. bukankah kalian sedikit rugi jika hanya menjualnya dengan 6T?" kata Andrew dengan tenang.
"hm? tuan, apakah kamu salah berpikir? meskipun wilayah ini dekat dengan area kota baru, namun dia tetap saja tergolong di pinggiran kota dan merupakan jenis tanah pertanian. 6T sudah merupakan harga yang sangat tinggi. aku juga merasa kalau kota Azgard akan sangat puas akan hasil ini! tunggu sebentar, aku akan mengangkat sebuah panggilan."
sebelum selesai berbicara, ponsel pembawa acara itu pun berdering.
"Andrew, semua orang tahu kalau ini merupakan jenis tanah pertanian. kenapa kamu bisa ikut dalam acara penawaran ini kalau kamu tidak mengetahui hal dasar seperti ini?"
tadinya Leon mengira kalau Andrew ingin mengatakan hal lain. ternyata dia hanya mengatakan jenis tanah dan tidak ada satu pun orang yang lebih jelas akan jenis tanah ini jika dibandingakan dengan Leon.
"apakah begitu? aku merasa kamu perlu menelepon untuk menelusurinya dengan jelas lagi!"
ekspresi wajah Andrew terlihat begitu serius dan tidak terlihat sedang bercanda. hal ini membuat Leon merasa sedikit ragu.
ketika Leon hendak menelepon, pembawa acara segera berlari menghampirinya. Leon juga tidak tahu apa yang terjadi, tidak menunggu respon dari Leon, pembawa acara itu langsung merebut kontrak dari tangannya dan mengoyak surat kontrak tersebut.
"brengsek! apa yang kamu lakukan!" Leon terlihat marah dan dia ingin memukul pembawa acara itu. untungnya ada beberapa polisi yang ditugaskan oleh Gunawan untuk menjaga keamanan di sana. kalau tidak, pembawa acara itu pastilah sudah mati karena pukulan Leon.
"maaf para hadirin sekalian, aku baru saja mendapatkan kabar kalau tanah yang awalnya merupakan tanah pertanian ini sudah berubah menjadi tanah komersial. harga dasarnya adalah 60T. silahkan dilelang!"
pembawa acara ini sangatlah profesional, dia tidak terpengaruh akan hal ini. tujuan dia merebut kontrak itu dari Leon adalah agar perusahaannya tidak merasakan kerugian yang besar. meskipun hal ini akan menyinggung perasaan Leon, namun ini semua layak dilakukan.
"apa? tanah ini bukan merupakan tanah pertanian?"
"lelucon apa ini? bisnis sebesar ini juga memiliki kesalahan?"
"tidak mungkin! tidak mungkin!"
semua orang mulai berdiskusi setelah mendengar perkataan dari pembawa acara. hanya dalam waktu beberapa menit, tanah pertanian bisa berubah menjadi tanah komersial. harganya juga naik sebanyak 10 kali lipat. hal ini tidak bisa diterima oleh para peserta.
apalagi Leon, dia tidak menyangka kalau Andrew bisa merubah jenis tanah ini. di waktu yang bersamaan, Andrew juga telah membuktikan kemampuannya pada Leon.
"Andrew! kamu!" saat ini, Leon terlihat seperti anjing gila dan sedang menerkam Andrew.
sebelum dia sampai di depan Andrew, beberapa polisi mulai mengelilingi Leon.
"tuan, berbicaralah dengan baik, kami tidak akan bersikap segan jika kamu tetap seperti ini!" kata salah satu polisi itu kepada Leon.
"brengsek, kalian berani bersikap tidak segan padaku? apakah kamu tahu siapa yang memberi gaji kepada ketua kantor polisi kalian? akulah orangnya. cepatlah minggir!" saat ini, Leon hampr gila. melihat kondisi ini, para polisi itu tidak lagi bersikap segan padanya, mereka langsung menangkap dan menekan tubuh Leon pada lantai.
terdengar suara sirine polisi dan Leon pun dibawa ke kantor polisi yang ada di kota Azgard.
"kakak sepupu!" Letda ingin meminjam kesempatan hari ini untuk membuat dirinya semakin tenar. namun dia tidak menyangka kalau kakak sepupunya akan dibawa pergi oleh polisi.
"bocah, kesinilah." Andrew merasa lucu ketika melihat ekspresi Letda yang terkejut itu.
saat ini, Letda tidak lagi bersikap sombong. ketika dia hendak pergi dari tempat itu, dia melihat ada dua pria kekar dan satu pria gemuk berdiri di belakang tubuhnya. pria gemuk itu adalah John.
tentunya ada beberapa hal yang tidak bisa langsung dikerjakan oleh Andrew. oleh karena itu, dia pun membutuhkan bantuan John.
"kenapa.......! aku lah yang salah tadi." tanpa dipikir lagi, Letda juga tahu kalau Andrew lah yang sedang mencelakai kakak sepupunya.
Letda tahu jelas akan kedudukannya sendiri. dia bukan merupakan apa-apa di depan Leon, apalagi di depan Andrew. dia tidak memiliki hak untuk berbicara di depannya.
"piak!" tidak menunggu Letda selesai berbicara, John langsung memberi sebuah tamparan yang kuat padanya.
"bocah, kamu terlihat begitu sombong! siapa orang yang ada di sampingmu itu? dia tidak terlihat asing!" kata John sambil menatap Jeslyne.
kalau bukan karena bimbingan dari pamannya sendiri, mungkin John sudah menjadi seorang preman sekarang.
"maaf, maaf! aku tidak mengenalnya." saat ini, Letda terlihat begitu ketakutan.
Jeslyne merasa begitu marah melihat sikap Letda. sebenarnya tujuan Jeslyne melakukan semua ini hanyalah ingin membuat Andrew marah. bagaimana pun, dia dan Letda tengah membintangi sebuah film. Jeslyne juga memiliki sedikit informasi tentang latar belakang Letda. dia tidak menyangka kalau Letda begitu tidak berguna di depan Andrew.
"Letda, kamu benar-benar tidak berguna! pergilah dari sini, kamu tidak perlu berada di sini lagi." kata Jeslyne kepada Letda dengan jijik.
Letda menatap Andrew dan sadar kalau Andrew tidak menatapnya. dia tahu kalau dirinya bagaikan badut yang tidak dipentingkan olh semua orang.
setelah Letda pergi, Jeslyne pun berjalan menghampiri Andrew.
"maaf, akulah yang salah. aku tidak memiliki hubungan apapun dengannya!" ini merupakan perkataan yang sama dengan Andrew waktu itu.
"aku berharap kamu tahu batas dalam melakukan segala hal!" kata Andrew dengan tidak senang.
Jeslyne hampir menangis mendengar ini, bagaimana mungkin dia tidak merasa dirugikan?
Andrew lalu menghela nafas setelah melihat kondisi ini, "sudahlah, lupakan saja. jangan melakukan hal bodoh seperti ini lagi. aku tidak mungkin membuangmu!"
Andrew seketika merasa sedih melihat kondisi Jeslyne itu. dia lalu merangkul Jeslyne dan meraih bagian pinggangnya.
Andrew masih mengingat jelas Jeslyne yang sangat meremehkan dirinya di masa dulu. namun kini, gadis kecil ini mulai merasa cembutu. hal ini membuat Andrew merasa kalau Jeslyne telah berubah.
namun Andrew tetap saja tidak berani untuk menerima Jeslyne. jika suatu hari nanti dia menjadi miskin, dia khawatir kalau Jeslyne akan membuangnya dengan tanpa ragu.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniUnplanned Marriage
MargerySi Menantu Buta
DeddyCEO Daddy
TantoMarriage Journey
Hyon SongMilyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu
Milea AnastasiaIstri kontrakku×
- Bab 1 Menjadi Pemeran Utama
- Bab 2 Menolak Diberi Jalan
- Bab 3 Siapa yang Berlutut?
- Bab 4 Tawaran
- Bab 5 Punya pemikiran yang matang
- Bab 6 Tidak Dapat Kabur Jika Ada Sayap
- Bab 7 Aku ada Sebuah Ide
- Bab 8 Pasti Ada Caranya
- Bab 9 Konferensi Pers
- Bab 10 Mempermalukan
- Bab 11 Perubahan
- Bab 12 Balas Dendam
- Bab 13 Persiapan
- Bab 14 Tanda Tangan Kontrak
- Bab 15 Kegaduhan Lokasi Syuting
- Bab 16 Menerima Dejun
- Bab 17 Bertemu Dengan Venny Lagi
- Bab 18 Taruhan
- Bab 19 Bisnis Seharga Enam Ratus Ribu
- Bab 20 Akting
- Bab 21 Anak orang kaya
- Bab 22 Mujizat
- Bab 23 Memenangkan kontrak
- Bab 24 kata-kata yang tak bisa disampaikan
- Bab 25 Pertama kali bertemu orang penting
- Bab 26 Tempat rahasia
- Bab 27 Situasi
- Bab 28 Hubungan Kerja Sama
- Bab 29 Sampah
- Bab 30 Kebalikan
- Bab 31 Leon yang Gila
- Bab 32 Sano
- Bab 33 Kekhawatiran
- Bab 34 Melihat Bunga Persik
- Bab 35 Ditangkap
- Bab 36 Senang
- Bab 37 Godaan Christine
- Bab 38 Pilihan Orang yang Tepat
- Bab 39 Pemutusan Kontrak
- Bab 40 Siasat
- Bab 41 Masalah Besar
- Bab 42 Jeje Gadis Pelayan
- Bab 43 Minta Dipukul
- Bab 44 Gadis Gosip
- Bab 45 Pertaruhan
- Bab 46 Jerami Terakhir Yang Mematikan Unta
- Bab 47 Panik
- Bab 48 Kekuatan Andrew
- Bab 49 Mark Menyerah
- Bab 50 Kesalahpahaman
- Bab 51 Masalah yang Mengganggu
- Bab 52 Memainkan Sebuah Pertunjukkan
- Bab 53 Mendorong Menjadi Topik Hangat
- Bab 54 Rahasia Sano
- Bab 55 Juan yang Jengkel
- Bab 56 Marah Besar
- Bab 57 Krisis Film
- Bab 58 Konferensi Pers
- Bab 59 Acara Keluarga (1)
- Bab 60 Acara Keluarga (2)
- Bab 61 Perjamuan Keluarga (3)
- Bab 62 Pemutusan Kontrak Artis (1)
- Bab 63 Pemutusan Kontrak Artis (2)
- Bab 64 Group Li Dalam Bahaya
- Bab 65 Mantan kekasih
- Bab 66 Waktu mendatangkan perubahan
- Bab 67 Krisis perusahaan
- Bab 68 Krisis perusahaan 2
- Bab 69 Apa Jeslyne dalam masalah ?
- Bab 70 Permintaan Jessica
- Bab 71 Penculikan Lagi
- Bab 72 Perang senjata
- Bab 73 Pertemuan pertama
- Bab74 Data
- Bab 75 Telepon dari Walikota Wandy
- Bab 76 Memastikan Rencana
- Bab 77 Kedatangan Willy
- Bab 78 Kerjasama
- Bab 79 Kerjasama
- Bab 80 Meminta Pernyataan
- Bab 81 Dosis Yang Kuat
- Bab 82 Curiga
- Bab 83 Membasmi
- Bab 84 Pengkhianatan
- Bab 85 Memindahkan Aset
- Bab 86 Membeli Saham
- Bab 87 Mulai Panen
- Bab 88 Konferensi Pers
- Bab 89 Tamu Penting
- Bab 90 Kerja Sama
- Bab 91 Luar Negeri
- Bab 92 Hebat
- Bab 93 Memamerkan Kehebatan
- Bab 94 Tugas Dari Venny
- Bab 95 Menyusun Rencana
- Bab 96 Telepon dari Juan
- Bab 97 Kamera Mini
- Bab 98 Pemikiran Buruk Juan
- Bab 99 Keadaan Krisis
- Bab 100 Melamar
- Bab 101 Benar-Benar Marah
- Bab 102 Tamat