Pejuang Hati - Bab 32 Pulang Bersama
Gerakan Anggi Yang ini, sekalipun Marvin Su tidak begitu romantis, tapi dia mengerti apa maksudnya, dengan segera, ia pun menciumnya.
Marvin Su menggigitnya dengan lembut, dan menggunakan lidahnya membuka mulut Anggi Yang, kemudian terus menciumnya.
Bibirnya sangat halus, nafas mulutnya sangat menyegarkan, Marvin Su menghisapnya dengan lembut, dan sepasang tangannya juga mulai beraksi.
Dia menjulurkan tangannya mulai meraba, dan memegang buah dada Anggi Yang, tempat tidur yang dibuat oleh Ferdian Dong ini, sekarang malah sangat berguna bagi Marvin Su.
"Uuuuh." Anggi Yang mendesah dengan ringan, kemudian memeluk Marvin Su, dan mulai merespon dengan antusias.
"Kak Anggi, apakah kamu merasa tidak nyaman?" Marvin Su tahu Anggi Yang sedang datang bulan, jadi tidak berani begitu agresif, dan ia dengar kabar kalau wanita sedang datang bulan, sangat mudah mendapat penyakit ginekologi.
"Kamu sedang mengkhawatirkan kakak ya?" Anggi Yang pelan-pelan melepaskan ciuman bibir dengan Marvin Su, lalu berkata sambil menghela napas.
Marvin Su menganggukan kepala.
"Kalau begitu malam ini kita tidak melakukan apapun, apakah kamu sanggup menahannya? " tanya Anggi Yang.
"Sanggup." Marvin Su sekali lagi menganggukan kepala, meskipun penisnya sudah mulai terangsang, tapi dia tidak terburu-buru.
"Memang hanya kamu yang paling menyayangi kakak." Anggi Yang tertawa ringan, kemudian sepasang pahanya naik ke paha Marvin Su, lalu saling bertatapan, dan mereka kembali berciuman.
Bentuk badan Anggi Yang sangat bagus, tinggi badannya sekitar 170 Cm, ramping, dan sangat montok, sungguh seperti seorang model.
Wanita seperti ini, duduk di pahanya dan mereka saling berhadapan, dia hanya mengenakan pakaian dalam yang tipis dan seksi, rambut panjang yang terurai, tatapan mata yang menggoda, paras seperti ini hanya sebentar saja sudah bisa membangkitkan gairah para pria.
"Kak Anggi." Martin Su tidak tahan lagi untuk tidak memanggilnya.
"Dasar, bagaimana mungkin kakak tega membuat kamu tidak nyaman." Anggi Yang tertawa genit, lalu melanjutkan menggigit bibir Marvin Su.
Marvin Su menyambutnya, dia memeluk erat Anggi Yang, setelah mereka berciuman sekitar setengah menit, tangan Anggi Yang mulai turun dari badan Marvin Su, dan saat berada di antara dua pahanya, dia pelan-pelan membuka resleting celana Marvin Su.
Di dalam kamar sangat sunyi, sampai suara resleting celana Marvin Su dibuka terdengar jelas.
Setelah itu, nafasnya mulai terengah-engah, karena setelah beberapa detik, tangan Anggi Yang mulai mengelus-elus "barangnya" itu, kemudian membuka mulut dan mengulumnya.
"Uuuh!" Marvin Su merasa sangat nikmat, dia menggertakan giginya dengan erat, dan meletakkan kedua tangannya ke kepala Anggi Yang, lalu pelan-pelan menggerakkannya.
Anggi Yang berusaha mengikutinya, saat ini, dalam kamar hanya terdengar suara desahan, itu adalah suara dari mulut Anggi Yang terus mengeluarkan dan menelan air liur.
Dalam situasi rangsangan ganda visi dan perasaan, Marvin Su bertambah semangat, dan terus menekan kepala Anggi Yang ke arah bawah.
Saat ini, mulut Anggi Yang sudah mulai lelah, tapi melihat reaksi dari Marvin Su, dia juga tahu kalau ini adalah saat yang paling penting, jadi dia tidak berhenti, langsung membuka mulutnya lebih lebar lagi, sehingga membuat Marvin Su sangat menikmati sampai puncak klimaksnya !
"Aauu!" Marvin Su mengerang keenakan, kemudian hanya terus menekan kepala Anggi Yang, dan kedua kakinya mulai gemetaran !
Ini terus berlanjut selama beberapa detik, baru akhirnya Anggi Yang pelan-pelan melepasnya !
"Dasar." Anggi Yang menyalahkan Marvin Su, kemudian bergegas mengambil beberapa helai tisu mengelap mulutnya, dan memuntahkan semuanya, lalu dengan kepalan tangan meninju dada Marvin Su : "Hampir saja membuat kakak tersedak sampai mati, karena susah bernapas...... dan juga telah banyak menelannya."
Mendengar nada bicara Anggi Yang yang menyalahkannya tapi tidak bermaksud marah, dia tidak tahan untuk tidak tertawa, dan berkata: "Kak Anggi, kamu yang paling baik, aku cinta padamu. "
Sambil berbicara, Marvin Su memeluk Anggi Yang, lalu menciumnya berkali-kali, untuk membuatnya merasa senang.
……
Keesokan harinya, Marvin Su masih berada di rumah menemani Anggi Yang dalam waktu yang cukup lama, sampai sore, dia baru kembali ke sekolah.
Meskipun Anggi Yang sedang datang bulan, tapi dia mempunyai banyak trik, menggunakan tangan dan mulut, juga kakinya, setelah membuat Marvin Su terus terangsang berkali-kali, baru berhenti.
Setelah kembali ke sekolah, Marvin Su bermesraan lagi dengan Siva Zhao di taman, meskipun telah menemani Anggi Yang seharian, tapi begitu bertemu Siva Zhao, dia tetap tidak tahan untuk tidak menggodanya.
Mengenai Fenny Liu, Marvin Su juga sudah menghubunginya, setelah mereka mendengar kabar Marvin Su sudah kembali ke sekolah, Martin Su tidak berkata apa-apa, hanya saja Rina Chen terus depresi, dan sekarang sudah kembali ke kampung.
Marvin Su mendengar Rina Chen akan kembali, sebenarnya dia sangat senang, tapi satu kata Fenny Liu berikutnya adalah: "Apakah hari rabu ini kamu mau pulang bersama kami?"
"Hari rabu pulang untuk apa?" Marvin Su berkata dengan bingung.
"Festival Qing Ming ! " kata Fenny Liu.
Martin Su baru mengerti, kalau sudah akan liburan! Qing Ming adalah festival untuk menghormati leluhur, Martin Su dan Fenny Liu saja pulang, tidak masuk akal jika tinggal dia sendiri yang tidak pulang, jadi dia berkata: "Iya, ok."
Setelah menutup panggilan, Marvin Su menghela nafas panjang, jika Rina Chen tidak ada di sini, maka Fenny Liu tidak akan teraniaya, lalu mengenai Martin Su.... masalah rumah tangga mereka, ia juga tidak bisa banyak bicara.
Tapi, andaikan pelayanan Fenny Liu bisa seperti Anggi Yang, maka ia akan merasa sangat nyaman !
Dalam hati Martin Su, terus merindukan Anggi Yang, tapi dia tidak tahu apakah sekarang Anggi Yang sedang sibuk atau tidak !
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" karena melihat Marvin Su diam saja, Siva Zhao tiba-tiba bertanya.
"Tidak ada apa-apa, " kakak ipar ku ingin aku pulang bersama mereka. jawab Marvin Su, dan dia berkata lagi: "Istriku, libur Qing Ming nanti, apakah kamu harus menjaga ibumu lagi?"
"Iya." Siva Zhao menganggukkan kepala tak berdaya, tapi, ibuku sudah mulai membaik, nanti setelah melewati akhir pekan ini, aku sudah bisa menemanimu lagi !"
"Jika akhir pekan nanti ada Siva Zhao yang menemaniku, maka aku tidak akan mudah untuk menemui Anggi Yang lagi, ternyata sungguh tidak bisa mendapatkan keduanya sekaligus !" pikir Martin Su dalam hati, tapi dia berpura-pura senang, memeluk dan mencium Siva Zhao lalu berkata: "Baik, kalau begitu libur akhir pekan kita pergi ke bioskop, dan pertunjukkan tengah malam nanti !"
"Dasar." muka Siva Zhao memerah, meskipun mulutnya memarahi Martin Su, tapi dia masih menyandarkan kepalanya di dada Marvin Su.
……
Waktu berlalu begitu cepat, sudah hampir libur akhir pekan, Rina Chen yang bertanggung jawab untuk keberangkatan kali ini, saat Marvin Su sudah libur, juga satu hari sebelum Qing ming, Martin Su mengendarai mobil bersama Fenny Liu menjemput Marvin Su, kemudian menuju kampung halaman.
Sepanjang jalan, Marvin Su merasa tidak enak hati berbicara dengan Martin Su, bagaimanapun juga dia telah tidur dengan Fenny Liu, dan pergi tanpa permisi, setelah dipikir-pikir ada sedikit rasa canggung.
Sedangkan Martin Su adalah seorang yang gila kerja, dia bukan type humoris, jadi sepanjang jalan mengemudi dengan serius, tidak berbicara sedikitpun.
Fenny Liu melihat mereka berdua tidak berbicara, dia menghela napas, dan berpikir, karena dia, masalah ini menjadi semakin rumit !
Sepanjang jalan mereka bertiga hanya diam saja, sehingga dengan cepat sudah sampai di kampung, lalu setelah mengantar Marvin Su, Martin Su melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.
Saat sampai depan pintu rumah, dan turun dari mobil, Fenny Liu melihat Dokter Zhang dari dalam berjalan keluar, begitu melihat Martin Su dan Fenny Liu, ekspresi Dokter Zhang berubah, kemudian dia berkata: "Kalian, sudah kembali, aku.... datang mengantar obat untuk ibumu, dan sekarang mau pulang !"
Selesai berkata, Dokter Zhang tergesa-gesa, dan langsung pergi !
Fenny Liu melihat ada yang aneh dengan tingkah laku Dokter Zhang, lalu terpikir bahwa reputasi ibu mertuanya di desa ini, seketika dia mengerutkan keningnya.
Janda yang mencari perhatian para lelaki, hei ! dia menghela nafas, lalu melihat Martin Su, seperti sudah mengetahui sesuatu.....
Novel Terkait
Istri ke-7
Sweety GirlInventing A Millionaire
EdisonPria Misteriusku
LylyThe Gravity between Us
Vella PinkyStep by Step
LeksGet Back To You
LexyPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)