Pejuang Hati - Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
Setelah mendengarkan suara Rina Chen, pada saat yang sama Marvin Su memiliki firasat buruk.
“Jericho Su, apa yang sedang kamu lakukan?” Marvin Su tiba-tiba bertanya dengan marah.
"Tidak ada ... oh, ya bibi sedang mengamuk, kamu tunggu sebentar, aku akan ke luar untuk berbicara denganmu di sini terlalu berisik." Kata Jericho Su, setelah itu tidak ada suara lagi yang berasal dari ponsel Marvin, Jericho sudah pasti menutupi area mikrofon ponsel."
Dalam pikiran Marvin Su, terbayang hal yang dilakukan Jericho Su dan Rina Chen.
Meskipun Rina Chen sudah lanjut usia, dia tetap sangat menawan, sebelum kejadian dia dengan Dokter Hendri Zhang, dia memiliki hubungan yang tidak jelas dengan beberapa pria di desa. Sekarang, meskipun dia memiliki masalah mental, dan menjadi sedikit lebih kurus, tetapi penampilannya tidak banyak berubah, dia masih memiliki tubuh yang sangat menggoda.
Dengan masalah mental yang dialami Rina Chen, bukankah Jericho Su dapat melakukan apa saja terhadapnya?
Memikirkan hal ini, Marvin Su merasa sedikit takut. Dia ingin segera menutup telepon, tetapi ketika ia baru saja ingin menekan tombol tutup, suara Jericho Su muncul.
Jericho Su bertanya, “Hei, Marvin Su, bagaimana kabarmu?”
"Sebelum kita membicarakan tentang uang, aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu, kamu kembali ke desa dan berbicara dengan Paman tertua dan ayahku untuk membahas apa yang perlu dilakukan terhadap mayat Martin Su? Apakah menggunakan uang dari hasil jual rumah untuk membeli tanah kuburan di Jiangcheng? Atau kamu membawa kakak sepupu Martin Su kembali untuk dimakamkan? "Marvin Su bertanya.
Jericho Su memikirkannya, berpikir untuk membeli tanah kuburan di Jiangcheng pasti akan memakan biaya sebesar puluhan ribu RMB (10 ribu RMB sekitar 20 juta rupiah) atau bahkan ratusan ribu RMB (100 ribu RMB sekitar 200 juta rupiah)? Tetapi jika kembali ke desa, itu berarti hanya perlu memesan peti mati, dan penduduk desa di desa akan menyumbangkan uang, dan membantu memakamkan Martin Su, Pada akhirnya, itu akan menjadi sebuah penghasilan.
Memikirkan hal ini, Jericho Su menjawab dengan tanpa ragu, "Tentu dibawa kembali ke tempat asal, desa kita memiliki kebiasaan untuk dimakamkan di tempat asal setelah meninggal. Kakak sepupu Martin Su harus dimakamkan di tanah keluarga Su lama kita!"
“Baiklah kalau begitu, setelah rumah itu dijual, Fenny Liu akan mengirimimu uang, kamu gunakanlah uang itu untuk kembali ke desa dan memakamkan kakak sepupu, dan kemudian Fenny akan mengirimimu uang lagi setelah beberapa hari.” Kata Marvin Su.
“Kapan uangnya akan dikirim?” Kata Jericho Su dengan tidak sabar.
“Bagaimana aku bisa tahu, bukan aku juga yang menjual rumah itu, kita bicara sampai di sini saja, aku tutup ya!” Setelah Marvin Su selesai berbicara, ia langsung menutup telepon tanpa menunggu Jericho Su menjawabnya.
Setelah itu, Marvin Su merasa masih terlalu dini untuk pulang, setelah mempertimbangkannya, dia pun naik taksi menuju ke hotel yang disebut oleh Jericho Su sebelumnya.
Bagaimanapun, Rina Chen itu merupakan ibu kandung Martin Su. Jika suara yang baru saja berasal dari telepon itu adalah Rina Chen, bagaimana Martin Su dapat beristirahat dengan tenang di alam sana? Semakin ia memikirkannya, pikirannya semakin kacau.
Rina Chen jelas tidak memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri. Selain tubuhnya yang masih sehat, tampaknya tidak ada pilihan lain selain menjadi wanita Jericho Su.
Dan Jericho Su adalah seorang bujang tua berusia 36 tahun!
Apa yang akan Martin Su dan paman kedua yang sudah meninggal pikirkan mengenai hal ini?
Dengan Grogi, Marvin Su telah tiba di hotel tempat Jericho Su tinggal, harga di sini sangat murah, karena lokasinya tidak berada di daerah perkotaan, Marvin Su berpura-pura datang untuk menyewa kamar, setelah membayar 50 RMB (Sekitar 100 ribu rupiah), ia menerima kunci kamar, lalu berjalan menuju ke lantai dua.
“Nomor 202!” Pikir Marvin Su, sambil melihat sekelilingnya.
Ini termasuk hotel kecil, total kamar yang terdapat di hotel ini adalah enam kamar, empat kamar dilantai dua, dan dua kamar di lantai satu.
Tidak butuh waktu yang lama bagi Marvin Su untuk menemukan kamar dengan nomor 202, setelah ia menemukannya, ia pun mendekatkan telinganya ke pintu kamar tersebut.
“Ya, ah ... ini sangat nyaman, sangat nyaman.” Marvin Su hanya mendekatkan telinganya ke pintu, dan muncullah suara Rina Chen yang kurang jelas, mungkin karena ia sudah sedikit kehilangan akalnya, sehingga Rina Chen berteriak dengan keras.
Kemudian terdengar suara Jericho Su, “Baguslah kalau begitu, ha ha ha.”
Rina Chen secara terus menerus mengeluarkan suara seperti itu, dengan nada suara seperti itu, Marvin Su tidak perlu pikir panjang pasti mengetahui apa yang sedang mereka lakukan. Marvin Su pun mengepalkan tangannya.
Tapi dia tidak memiliki keberanian untuk masuk. Marvin Su bukan orang yang bisa melakukan banyak hal, meskipun dia memiliki keberanian, keberanian itu digunakan untuk melindungi orang-orang yang dia cintai, tetapi mengenai Rina Chen, Marvin Su benar-benar tidak berdaya.
Jika dia masuk tanpa pikir panjang, memang benar dia dapat menghentikan hal sedang mereka lakukan, tetapi bagaimana setelah itu?
Siapa yang akan merawat Rina Chen?
Pikiran Marvin Su menjadi semakin kacau, tetapi suara yang berasal dari kamar tersebut belum juga berhenti, Rina berteriak dengan keras, dan Jericho berkata, "Putih sekali, sungguh bokong yang besar, luar biasa!"
"Dalam beberapa hari, aku akan punya uang yang banyak. Setelah bermain denganmu beberapa hari, aku juga akan mencari beberapa gadis untuk memenuhi nafsuku."
"Namun, Marvin Su itu sungguh beruntung, gadis-gadis di sekitarnya muda dan cantik!"
"Tetapi kamu juga tidak buruk ... hahaha."
Mendengarkan perkataan Jericho yang tidak bermoral, Marvin serasa ingin segera menelepon polisi.
Pada akhirnya, dia tidak melakukan apa-apa, hal ini berada di luar kendalinya, meskipun Marvin Su bersedia mengambil tindakan, tetapi ia tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan kekacauan ini.
Dalam perjalanan kembali, Marvin Su berpikir alangkah baiknya jika Jericho Su meninggal secara tiba-tiba.
Pada saat sampai di sekolah, gerbang sekolah sudah terkunci, Marvin Su membeli bir dan duduk diam di depan gerbang, dan meminumnya, secara tidak sadar hari sudah menjelang pagi.
"Kakak ipar ... Kamu telah melakukan hal benar sudah menceraikan Martin Su, orang-orang seperti Rina Chen, Jeremi Su, Jericho Su, dan Dokter Hendri Zhang ... mereka merupakan orang yang buruk." Marvin Su bergumam pada dirinya sendiri, dan ketika dia merasa dingin berada di depan gerbang sekolah, dia pun pergi mencari hotel dan tidur nyenyak tanpa memikirkan kejadian tadi.
Ketika Marvin Su bangun keesokan harinya, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Melihat empat panggilan tidak terjawab di ponselnya, Marvin menepuk kepalanya dan berteriak, "Waduh, aku ada dua ujian hari ini. ! "
Saat memikirkan ini, Marvin dengan terburu-buru pergi keluar, membeli kue telur di tepi jalan dan bergegas menuju Gedung Sekolah...
Pada saat sampai di depan ruang kelas, Enzy Li, Olga Wang, dan Charles Yang sudah berada di ruang kelas. Mereka berdua sedang menjawab soal, Enzy Li sedang berbaring di meja, mengerutkan keningnya, sepertinya ia sedang sakit perut.
Marvin Su memasuki ruang kelas dengan canggung dan berkata, "Guru Li, aku minta maaf atas keterlambatanku.
"Ambillah kertas ujiannya.” Enzy Li tidak mempermasalahkannya. Lagipula, mereka bertiga tidak lulus ujian karena perilaku mereka dan pihak sekolah tidak mempersulit mereka, jadi pihak sekolah tidak mengganti kertas ujian selama ujian.
Enzy Li mengerti mengenai hal ini, jadi ia juga tidak mempersulit Marvin Su.
Setelah mengambil kertas ujian, Marvin Su duduk di kursinya, Marvin melihat Charles Yang dan Olga Wang yang sedang berusaha mengerjakan soal, dan berpikir, kalian berdua sudah semakin cerdas ya, pasti kalian belajar semalam kan?
Setelah melamun sesaat, dia pun memulai mengerjakan soal.
Karena Marvin Su datang terlambat, ia baru saja siap Mengerjakan setengah dari seluruh soal, sedangkan Charles Yang dan Olga Wang sudah selesai sepenuhnya menulis, setelah Enzy Li melihat jam yang menunjuk pukul setengah sebelas, dia pun berkata, "Kalian pulang saja dulu, aku akan tinggal di sini untuk menemani Marvin Su."
“Uh.” Olga Wang memandang Marvin Su dengan iri dan pergi.
Setelah mereka berdua pergi, Enzy Li menghela napasnya, Dia melihat Marvin Su dan berkata, "Perutku sakit, tolong ambilkan segelas air hangat untukku dulu ..."
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniDemanding Husband
MarshallHanya Kamu Hidupku
RenataThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensHidden Son-in-Law
Andy LeePejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)