Pejuang Hati - Bab 43 Indra Keenam
“Ini……”
Mendengar hal ini, Martin Su pun seketika tertegun. Meski ia pun bisa menebak kalau Fenny Liu telah diperkosa, tetapi mendengar perkataan sang dokter itu, ia pun juga masih terkejut.
Awalnya, ia merasa bahwa pemerkosaan ini sudah merupakan hal yang paling buruk, tetapi ternyata hasil pemeriksaan ini jauh lebih buruk dibandingkan pemerkosaan itu.
“Kapan kakak iparku bisa sadar?“ Tanya Marvin Su.
Dokter menghela napas pelan, lalu berkata: “Ia hanya pingsan sebentar, tetapi badannya tidak ada masalah. Kami sudah menambah obat penenang di dalam obat yang kami berikan untuknya. Setelah tidur satu malam, ia pasti akan terbangun.“
“Kalau begitu......“
Martin Su ragu sejenak, tetapi akhirnya memutuskan untuk menutup mulutnya.
Setelah itu, Anggi Yang menyerahkan barang bukti yang ia miliki kepada polisi. Polisi itu mengetahui bahwa Anggi Yang adalah teman Ketua Wang, maka itu setelah membungkus barang bukti tersebut, ia pun berkata: “Jika perlu bantuan, hubungi saja kami.“
“Baiklah, maaf sudah merepotkanmu.“ Setelah mengatakan demikian, Anggi Yang pun mengantarkan mereka ke lantai bawah.
Beberapa lama setelah itu, Anggi Yang pergi membantu memindahkan Fenny Liu ke kamar pasien, sedangkan Martin Su bertugas menjaganya.
Marvin Su yang tidak melakukan apa-apa, setelah menunggu beberapa saat, ia ditarik pergi oleh Anggi Yang yang berkata kepadanya untuk menjenguk Fenny Liu besok bersama-sama.
Sesampainya di lantai bawah, Anggi Yang melihat Marvin Su seperti masih tidak rela untuk pergi. Ia lalu mengulurkan tangannya dan memukul kepala Marvin Su kuat-kuat, lalu berkata: “Kenapa kamu ini? Apa kamu takut kakakmu mencurigaimu?“
“Mencurigai apa?“ Marvin Su masih tertegun.
“Mencurigaimu karena menyukai kakak iparmu sendiri!” Anggi Yang membuang napas, lalu berkata: “Siapa pun pasti bisa melihat sikapmu yang bersemangat itu. Malam ini ikutlah aku pulang dulu dan jangan tinggal di rumah sakit.“
Marvin Su tersenyum pahit, hatinya tidak tahu harus berpikir bagaimana lagi.
Ia memang menyukai Fenny Liu, apalagi setelah mengetahui Fenny Liu yang sudah memutuskan untuk bercerai dengan Martin Su, dalam hatinya ada pemikiran tersembunyi di mana ia dapat menjalin hubungan dengan Fenny Liu.
Selain itu, Martin Su adalah anak hasil dari luar pernikahan Dokter Zhang dengan Rina Chen dan tidak ada hubungan darah sama sekali dengan dirinya. Jika ia bersama dengan Fenny Liu, ini juga tidak termasuk merebut istri saudara sendiri, bukan?
Meskipun dalam hati Marvin Su tahu pasti bahwa kemungkinan dirinya dapat bersama dengan Fenny Liu sangat kecil, tetapi entah kenapa setelah kembali dari desa, ia semakin ingin bersama dengan Fenny Liu.
Rasa dan keinginan ini tidak semata-mata hanya untuk memiliki tubuhnya saja!
“Aku......Apakah sikapku sangat terlihat jelas?“ Tanya Marvin Su sambil mengerutkan alis.
Anggi Yang menganggukkan kepalanya dan berkata: “Kalau saja bukan pada kondisi mendesak ini, aku rasa kakakmu akan segera mencarimu untuk berbincang-bincang.“
“Huh!“ Marvin Su tersenyum pahit dan tidak menutupi sama sekali.
Setelah itu, kedua orang itu pun naik ke dalam mobil. Melihat Marvin Su yang tidak rela meninggalkan rumah sakit itu membuat Anggi Yang sedikit cemburu pada Fenny Liu. Walaupun ia pada awalnya hanya berbuat iseng kepada Marvin Su, tetapi setelah mengenal cukup lama, ia pun menyadari bahwa laki-laki ini punya pesona yang kuat.
Perempuan biasanya menyukai 2 jenis laki-laki, yang satu memliki kedewasaan, dapat memahami isi hati orang lain, serta bisa melindungi dirinya, sedangkan yang satu lagi adalah seperti Marvin Su ini. Pada saat bersama dengannya, selalu ada rasa seakan sedang berpacaran dan tak tahan untuk bermanja-manja dan mengisenginya.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil, Anggi Yang sedang berbincang-bincang dengan Marvin Su.
“Apakah perceraian kakak iparmu ada hubungannya denganmu?“ Tanya Anggi Yang tiba-tiba.
“Tidak ada……Yang terutama memang karena kakak sepupu dan bibi kedua.” Jawab Marvin Su jujur.
“Apa hubungannya dengan ibu mertua tidak harmonis?” Anggi Yang mengedipkan mata penasaran, lalu lanjut bertanya: “Lalu, kakakmu tidak membantu kakak iparmu?”
“Hal ini sulit dijelaskan dengan kata-kata, yang pasti kakakku ini memang ada sedikit masalah……Lalu, bibi kedua terus-menerus memperkenalkan laki-laki lain untuk diambil spermanya agar bisa membuahi sel telur kakak ipar!” Marvin Su mengerutkan alisnya sambil mengungkapkan alasan dengan cara yang paling mudah dan sederhana.
“Lalu, kakakmu setuju?” Tanya Anggi Yang.
Marvin Su menganggukkan kepala dan tidak membuka suara.
“Lalu, kali ini kembali ke desa, kakak iparmu……?” Tanya Anggi Yang lagi.
“Bibi ke-2 memberi obat pada kakak ipar sampai ia tak sadarkan diri. Untungnya, aku datang tepat waktu. Yang jelas, pernikahannya dengan kakak sepupu sudah tidak ada harapan lagi.” Kata Marvin Su. Tiba-tiba ia merasa sangat kesal dan menutup mata, lalu berkata: “Kak Anggi, menurutmu setelah kejadian yang datang bertubi-tubi ini, apakah kakak iparku masih kuat menghadapinya?”
Anggi Yang menggigit bibirnya dan berkata dengan pasrah: “Aku juga tidak tahu.”
Saat itulah Anggi Yang akhirnya mengerti kenapa Marvin Su bisa menunjukkan rasa perhatiannya pada Fenny Liu tanpa mempedulikan apapun.
Dari awal sampai akhir, semua masalah selalu menuju ke arah yang buruk. Pada kondisi seperti ini, Fenny Liu membutuhkan seorang laki-laki untuk bangkit memberikan dukungan dan melindungi dirinya……Tetapi, orang ini tidak mungkin adalah Martin Su. Pada saat di rumah sakit, Anggi Yang pun bisa menilai dari sikap Martin Su yang muncul saat berbicara dengan dokter!
“Anak kecil, tidak usah berpikir terlalu banyak. Kita lihat saja besok.“ Setelah mengatakan demikian, Anggi Yang menginjak pedal gas secara perlahan dan mulai menambah kecepatan.
……
Sesampainya di rumah, Anggi Yang mencarikan barang-barang keperluan mandi untuk Marvin Su, lalu dirinya kembali ke toilet kamarnya untuk mandi.
Marvin Su mandi di toilet ruang tamu. Ia melihat ujung matanya, darah segar sudah membeku, luka itu disebabkan karena Fenny Liu yang memukulnya karena kehilangan fokus.
“Huh!” Marvin Su menarik napas dalam-dalam, lalu langsung membuka bajunya dan mandi air hangat.
Setelah badan kembali segar, Marvin Su berkata dengan suara keras: “Kak Anggi, aku tidur di kamar yang mana?“
“Kenapa? Tidak tidur dengan kakak?“ Tanya Anggi Yang sambil membuka pintu toilet dan mengeluarkan kepalanya yang imut.
“Tidur bersama......Apakah kamu tidak marah?“ Marvin Su tertegun sejenak, lalu bertanya.
“Marah kenapa?“ Anggi Yang membuang napas, lalu membalut tubuhnya dengan handuk dan berkata: “Aku dari awal sudah tahu kalau kamu suka Fenny Liu, hanya saja kamu baru mengakuinya sekarang.“
“Ah?“ Marvin Su mengernyitkan alis, lalu bertanya: “Bagaimana kamu bisa tahu?“
“Dengan kecerdasanku serta indra keenam yang dimiliki oleh perempuan, sangat mudah untuk ditebak!“ Saat itu, barulah Anggi Yang membuka pintu kaca toilet, lalu membungkukkan badan, menurunkan rambutnya yang basah dan mengeringkannya.
Setelah itu, ia mengibaskan rambutnya pelan, spontan gerakannya sama dengan adegan lambat yang biasa ada di televisi, membuat Marvin Su seketika terpesona.
“Kalau begitu, apakah selanjutnya aku masih bisa bersamamu, Kak Anggi?“ Tanya Marvin Su sambil menelan ludah.
“Lihat kondisi saja, takutnya kalau Fenny Liu tidak menginginkanmu, kakak akan menerimamu untuk dijadikan pacar kecilku.“ Kata Anggi Yang, lalu berjalan dan memeluk Marvin Su. Kemudian, ia menggigit telinganya dan berkata dengan suara pelan: “Tidak perlu takut seperti itu, kakak juga tidak ingin menikah......Lagipula, kamu dan Fenny Liu juga tidak ada harapan lagi.“
Setelah berkata demikian, tangan Anggi Yang pun dimasukkan ke sela-sela di antara kedua kaki Marvin Su.
‘Adik kecil‘ Marvin Su pun seketika dipegang oleh sebuah tangan yang lembut. Melihat rupa Anggi Yang yang menggoda itu, bibirnya pun mulai terangkat.
Karena sudah tertekan begitu lama, Marvin Su pun juga butuh untuk melepaskan penat. Anggi Yang spontan mengerti suasana hatinya, lalu senyum di bibirnya pun sedikit merekah dan berkata: “Anak kecil, malam ini adalah malam penentuan untuk mengujimu apakah kamu bisa atau tidak......“
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongDoctor Stranger
Kevin WongHis Soft Side
RisePernikahan Kontrak
JennyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMy Perfect Lady
AliciaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)