Pejuang Hati - Bab 108 Kondom
Melihat sikap Marvin Su, wajah Fenny Liu pun semakin memerah.
Dengan sedikit rasa malu, dia berkata: “Tutup…… tutup lampunya.”
Bagaimana pun juga Marvin Su tahu bahwa Fenny Liu merasa malu, walaupun keberaniannya sangat besar, dia juga akan menurut dengan Fenny Liu, apa lagi sekarang Fenny Liu bukanlah lagi kakak iparnya.
Marvin Su menganggukkan kepalanya dan dengan bergegas dia menutup lampu utama, lalu menyalakan lampu tidur.
Sedangkan Fenny Liu duduk di tepi ranjang, setelah mengganti lampu, Marvin Su pun bergegas memeluk dan mencium Fenny Liu.
Perasaan panas dan gatal itu kembali muncul, Fenny Liu kali ini tidak menolak sama sekali aksi dari Marvin Su.
Marvin Su kali ini lebih leluasa sambil mencium Fenny Liu, dia juga membuka handuk yang menyelimuti tubuh Fenny Liu, sehingga tubuh tanpa sehelai benang pun itu tertangkap oleh sorot mata Marvin Su.
“……” Fenny Liu dengan wajah memerah, menarik selimut untuk menutup sebagian tubuhnya.
Kemudian terjadilah pergelutan air liur, dan setelah bercumbu dengan Fenny Liu, Marvin Su pun melepaskan celananya dan bersiap-siap untuk berperang.
“Marvin…… aku, sekarang aku sedang tidak di minggu aman, jadi harus pakai kondom.” Tiba-tiba saja Fenny Liu teringat akan sesuatu dan segera mengatakannya.
Hotel saat ini, di setiap samping ranjangnya pasti menyediakan kondom, mendengar Fenny berkata seperti itu, Marvin pun segera berjalan ke atas meja dan mengambil sekotak kondom.
Setelah kondom itu dibawa, Marvin Su pun tertegun sejenak, ini……
Kotak itu sudah terbuka di bagian bawahnya, dan isi di dalamnya pun sudah digunakan, mungkin itu adalah hasil karya yang dibuat oleh pasangan sebelumnya.
Marvin Su sama sekali tidak menyentuh pengaman itu, dia hanya membuka bagian kotak itu sedikit, dia pun segera memasukkan kembali ke tempat semula seakan-akan tidak pernah dibuka.
Pelayanan hotel sangat tidak waspada.
Ketika itu Marvin Su terlihat sedikit sedih, dengan wajah belas kasihan dia menatap Fenny Liu, dengan tatapan yang berkata, bolehkah jika tidak dipakai?
Akhirnya Fenny Liu menggelengkan kepalanya dengan ringan dan berkata: “Tidak boleh, aku tidak ingin pergi ke rumah sakit seperti……”
“Bagaimana jika……” sebenarnya Marvin Su ingin mengatakan untuk memakan obat, tetapi melihat sorot mata Fenny Liu yang sedang menatap dirinya, dia pun tidak enak hati untuk melanjutkan kata-katanya.
Bagaimana pun juga dia masih seorang mahasiswa, jadi tidak boleh berbuat seenaknya, sama seperti Olga Wang, kadang kala tidak memakai pengaman, dan akhirnya tidak ada cara lain dia harus membawa wanitanya ke rumah sakit.
Setelah berpikir demikian, Marvin Su pun menaikkan tubuhnya dari tubuh Fenny Liu lagi.
“Fenny, coba kamu elus dia.” Marvin Su berdiri dan berbicara dengan belas kasihan.
Fenny yang melihat Marvin Su berdiri, dia merasa sedikit terharu, sehingga dia pun mengulurkan tangannya dan mengelus bagian bawahnya itu: “Anak baik, sebentar yah……”
Setelah itu Fenny Liu pun menutup mulutnya dan wajahnya memerah.
Marvin Su tertawa dengan bahagia dan berkata: “Sebentar lagi membuat dia senang bukan?”
Fenny Liu tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan memukul Marvin Su, setelah itu dia menyuruh Marvin Su untuk segera membeli pengaman, jika ditunda lagi Fenny Liu akan tidur dan tidak mau lagi bermesraan dengannya.
Seketika itu pula, dengan cepat Marvin Su menaikkan celananya, lalu memakai baju atasannya dan dengan buru-buru keluar.
Karena saat memesan hotel, hanya terdaftar nama Marvin Su seorang, jadi dia tidak enak hati untuk membeli kondom di hotel, sehinga dia pun pergi ke toko obat di bawah hotel.
Dan ketika Marvin Su mau pulang, tidak sengaja dia bertemu dengan orang yang dia kenal.
Tinggi badan orang ini hampir sama dengan Marvin Su, rambut panjang dan lehernya memakai kalung perak yang terlihat seperti anak nakal.
Ketika bertemu dengan Marvin Su, orang itu juga menatapnya selama dua sampai tiga detik, dan keduanya bersama-sama berkata:
“Marvin Su!”
“Daniel Wang!”
Setelah menyebutkan nama mereka, Marvin Su pun terlihat sedikit tegang karena dia tidak ingin bertemu dengan orang yang dia kenal, makanya dia pilih hotel yang jaraknya cukup jauh dari sekolah.
Ternyata masih juga bertemu dengan orang yang dia kenal.
Apalagi orang ini adalah orang yang berbahaya.
Karena Daniel Wang adalah teman yang baru saja dia kenal di Gunung Dagu, dia adalah kekasih dari perempuan berambut keriting, saat itu ketika Marvin Su dan Siva Zhao di setengah perjalanan mendaki dan diejek oleh mereka berdua.
“Datang dengan pacarmu ya?” Daniel Wang pun tertawa jahat dan melihat Marvin Su.
Baru saja Marvin Su memikirkan jawabannya, perempuan berambut keriting itu pun terlihat muncul dari samping, tangannya memegang segelas teh susu dingin, terlihat seperti baru saja membeli sesuatu, setelah dia datang, tangannya pun merangkul leher Daniel Wang dan melihat ke arah Marvin Su, dengan terkejut dia berkata: “Marvin Su?”
“Hai…… Santi Wang…… kebetulan sekali.” Wajah Marvin Su pun terlihat tersenyum, tetapi dalam hatinya sudah hancur berantakan.
Sudahlah bertemu dengan orang yang dikenal, ditambah lagi bertemu dengan teman sekamar Siva Zhao, Marvin Su yang melihat senyuman Santi Wang, dalam hatinya pun memaki, oh Tuhan, apakah kamu sedang mempermainkanku?
Setelah memaki, Marvin Su pun membalas senyuman Santi Wang, lalu Santi Wang pun bertanya: “Apakah Siva Zhao di atas?”
“Hmnn…… iya.” Marvin Su tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya.
“Wah, dasar kamu bajingan, bisa-bisanya membawa Siva ke hotel.” Santi Wang melihat Marvin Su tertawa dan berkata: “Tapi, Siva kita adalah wanita yang baik-baik, jadi kamu harus melakukannya selangkah demi selangkah.”
Marvin Su “……”
Hehehehehe!
Ketika itu Marvin Su merasa sangat kacau, untung saja Daniel Wang dengan terburu-buru pulang kembali ke hotel, melihat Marvin Su dan berkata: “Lain waktu kita mengobrol kembali ya!”
Setelah berkata demikian, Daniel Wang pun menarik Santi untuk meninggalkan toko obat itu, sedangkan Marvin Su dengan hati yang kacau dia kembali ke atas dan binggung bagaimana sebaiknya.
Setelah Daniel Wang kembali ke kamarnya dan bersiap-siap untuk mandi, tiba-tiba saja dia berkata: “Itu Marvin Su…… aku lihat gayanya seperti sedikit tegang, dan kelihatannya dia tidak ingin bicara banyak dengan kita, dan kamu masih saja meneruskannya.”
“Kenapa?” Santi Wang pun terlihat kebingungan.
“Tidak tahu, seperti ada sesuatu, sudahlah, kita mandi saja, tidak perlu diperdulikan.” Setelah Daniel Wang berkata seperti itu, dia pun mencium Santi Wang.
Sebenarnya Santi Wang tidak berpikir banyak, tetapi setelah mendengar perkataan dari Daniel Wang, dia pun juga merasa ada yang aneh karena ketika dia keluar dengan Daniel Wang, Siva Zhao jelas-jelas pergi ke perpustakaan.
“Tunggu tunggu tunggu!” setelah berpikir seperti itu, Santi Wang mendorong tubuh Daniel Wang sedikit dan berkata: “Tidak boleh, aku harus menelepon Siva Zhao.”
“Telepon apa lagi, itu urusan mereka berdua……” kata Daniel Wang.
“Tidak boleh, Siva adalah teman baikku, dia tidak pernah berpacaran, kalau dia dibohongi bagaimana…… dia hanyalah korban.” Setelah berkata seperti itu, Santi pun mengambil telepon genggamnya dan menelepon Siva Zhao.
……
Sesampainya Marvin Su di kamar, dia melihat Fenny Liu yang sudah memakai bajunya dan duduk di tepi ranjang.
“Fenny, kenapa kamu sudah memakai baju?” Tanya Marvin Su.
“Aku takut saat kamu pulang nanti…… begitu kamu buka pintu, ada orang lain di luar yang melihatnya, lagi pula…… menunggu tanpa memakai baju, rasanya sedikit aneh.” Jelas Fenny Liu.
Setelah selesai berbicara, Fenny pun menundukkan kepalanya dan menunggu Marvin Su yang tidak sabaran itu untuk menyentuhnya.
Kali ini persiapannya sudah lengkap bukan?
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangAdore You
ElinaDon't say goodbye
Dessy PutriMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMy Goddes
Riski saputroSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaEverything i know about love
Shinta CharityPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)