Pejuang Hati - Bab 27 Ulang Tahun
Melihat Marvin Su menatap dirinya seperti itu, suasana hati Fenny Liu menjadi lebih kacau.
Dia tidak peduli dan terus menggosoknya, dan dengan panik melepaskan celana dalam yang ada di lutut, kemudian menggantinya dengan yang baru.
“Dasar bajingan kecil.” Fenny Liu marah dengan suara yang sedikit manja, setelah membereskan bajunya, dia langsung masuk ke dalam selimut dan menutup dirinya dengan rapat.
“Kakak ipar, bukannya sudah janji jika tidur sambil dipeluk.” Kata Marvin Su.
“Siapa suruh kamu begitu nakal, sudah dipeluk, nanti tidak tahu mau apalagi, cepat tidur.”
“Aku tidak mau.....janji yang sudah dikatakan, jangan hanya bisa bicara tapi tidak menepatinya.” Kata Marvin Su, sambil mengangkat selimut Fenny Liu.
Tapi sebenarnya Fenny Liu sangat takut jika hal seperti ini diteruskan, takut tidak bisa menahannya dan pada akhirnya bisa menyerahkan dirinya pada Marvin Su, setelah itu berkata: “Baiklah, baiklah, peluk sambil tidur, tapi kamu tidak boleh aneh-aneh ya, dengar tidak?”
“Oke,oke.” Setelah berkata seperti itu, Marvin Su langsung memeluk Fenny Liu, sambil berkata dengan lembut: “Aku tidak akan macam-macam lagi, yang tadi punyaku sudah keluar, jadi sekarang sudah bisa menahannya....sekarang, aku hanya ingin tidur sambil memeluk wanita cantik yang aku sukai.”
Setelah mendengar gombalan dari, Fenny Liu merasa dia semakin jatuh cinta dengan pria yang umurnya lebih kecil ini.
……
Hari kedua, Fenny Liu pagi pagi sudah bangun.
Karena dia khawatir dengan Rina Chen dan Martin Su, makanya dia bisa bangun sepagi ini, sedangkan Marvin Su saat ini masih tidur.
Melihat Marvin Su yang saat ini tertidur dengan pulas di atas ranjang, membuat Fenny Liu tidak tahan ingin pergi ke arahnya dan mencium keningnya. Sebenarnya penampilan Marvin Su lumayan tampan, suka olahraga, khas seorang laki-laki ABG yang ceria, meskipun kadang dia sedikit cabul namun itu adalah hal yang alami.
Sambil tertawa dengan pelan, Fenny Liu memutuskan untuk mencium wajah Marvin Su, Dia dengan cepat mencoba untuk menenangkan hatinya, setelah itu bangun mengganti bajunya.
Setelah semua selesai, Fenny Liu bersiap-siap untuk membuat sarapan, namun siapa sangka setelah sampai di ruang tamu, dia melihat Martin Su sedang mempersiapkan sesuatu di dapur.
Setelah melihat tubuh Martin Su di hadapannya, Fenny Liu langsung menhentikan langkahnya, dia sebenanrya masih belum siap bertemu dengan Martin Su, pertama karena semalam dia telah melakukan hal yang tidak-tidak dengan Marvin Su, yang kedua dia takut Martin Su marah.
“Istriku, sudah bangun?” Martin Su menolehkan kepalanya, terlihat dari wajahnya terlihat sedikit canggung.
Jika melihat kondisi Martin Su saat ini, sepertinya semalam dia tidak bisa tidur, karena dari matanya bisa di lihat garis-garis darah dan mata panda yang lumayan tebal.
Karena pekerjaan yang berat, membuat bola mata Martin Su terlihat garis-garis darah halus, tapi garis darah hari ini terlihat lebih tebal, dan baru pertama kali seperti itu.
Melihat itu semua, hati Fenny Liu menjadi sedikit luluh: “Martin.....”
Kamu tunggu sebentar ya, sarapan sudah mau selesai.” Kata Martin Su.
Fenny Liu membuaka mulutnya seakan ingin berkata sesuatu, di saat dia ingin pergi, Rina Chen juga telah bangun.
Melihat ibu mertua yang keluar, hati Fenny Liu yang tadinya luluh seketika kembali menjadi berat lagi, semua masalah ini tidak akan terjadi jika Rina Chen tidak datang kesini.
Memangnya bagi dia aku ini apa, alat untuk membuat anak?
Meskipun sebenarnya hati Fenny Liu sangat tidak senang, namun dia tidak bisa secara terang-terangan memperlihatkan hal itu, Setelah melihat Rina Chen, dia langsung dengan pelan berkata: “Bu!”
“Iya!” Rina Chen menjawab panggilan itu, setelah ini berjalan ke arah Fenny Liu sambil memegang tangannya: “Bagaimana tidur semalam?”
“Luma.....lumayan nyenyak.” Jawab Fenny Liu.
“Kalau begitu baguslah, pupukkan dulu perasaan kamu dengan Marvin Su, nanti juga tidak canggung lagi, dengan begitu baru bisa melahirkan anak.” Kata Rena Chen.
Kali ini, Fenny Liu tidak mengeluarkan suara apa-apa.
“Fenny, jangan bilang ibu sedikit cerewet, harapan keluarga Su , semua ada padamu.” Rena Chen kembali berkata.
Fenny Liu mengerutkan keningnya, sambil menggigit bibirnya kemudian berkata: “Bu, apakah kamu tidak pernah berpikir, jika aku benar-benar hamil anaknya.......Marvin.....Marvin Su, nanti bagaimana aku bisa menghadapinya?”
Setelah berkata seperti itu, wajah Fenny Liu seketika berubah menjadi merah, karena dia tidak menyangka bisa mengatakan hal yang berani seperti itu.
“Untuk masalah ini kamu tidak perlu khawatir.....Martin Su dan Marvin Su itu anak yang berasal dari desa, nanti kesempatan untuk pulang semakin kecil, sekarang dia masih sekolah, makanya dia jadi sering datang ke rumah kita, setelah dia lulus nanti, dia pasti pergi untuk mencari uang dan bekerja.....” Rena Chen berkata.
Fenny Liu merasakan sesuatu di hatinya, namun bukanlah sebuah perasaan.
Setelah beberapa saat, dia memberanikan diri berkata: “Bu, bagaimana jika.....bagaimana jika aku dan Martin Su mengadopsi anak?”
“TIdak bisa!” Raut wajah Rina Chen seketika berubah: “Anak yang diadopsi dari luar itu tidak tahu marganya apa, kebetulan Marvin Su satu marga dengan suamimu, jika kamu tidak bersedia dengan Marvin Su....,bagaimana jika nanti aku kembali ke desa mencari Jeremi!”
Jeremi adalah anak dari paman Martin Su, Saat masih SMP dan tidak lulus dia sudah berani menarik rok guru perempuannya, sehingga dia dikeluarkan, meskipun sekarang sudah menikah dan punya anak, namun sikapnya masih tetap seperti bajingan, suka menggoda istri orang dan wanita, sehingga dia sering dihajar oleh orang-orang!
Setiap tahu saat imlek, Martin Su selalu membawa Fenny Liu untuk pergi ke rumah pamannya itu, Jerry Su selalu diam-diam melihat ke arahnya.
Pandangan mata yang dia berikan sangat berbeda dengan pandangan Marvin Su, meskipun pandangan mata Marvin Su terlihat sedikit cabul, namun terlihat sangat lembut dan mempesona....
Hal itu sangat berbeda dengan padangan mata Jeremi Su, pandangan matanya hanya ada hasrat yang sangat membara untuk melakukan itu, pandangannya itu seperti serigala lapar yang sedang melihat daging gemuk segar!
Setelah membayangkan penampilan Jeremy yang seperti itu, ditambah dengan perut buncit karena sering minum, membuat Fenny Liu sedikit jijk!
Dia lebih memiling langsung bercerai daripada harus bersama bajingan itu, dalam otaknya, Fenny Liu banyak sekali terlintas beberapa pemikiran, sangat ingin melepaskannya, tiba-tiba Martin Su sudah berada di depannya, dengan suara yang lembut berkata: “Sarapan sudah siap, kamu coba panggil dulu Marvin Su, akan kuambilkan bubur untukmu!”
“.....Oke.”
Fenny Liu menghela nafas diam-diam, yang membuat permintaan aneh seperti ini adalah Rena Chen, bukan suaminya.
Dia tidak bisa langsung memarahi Rena Chen, karena Rena Chen adalah orang tua dan senior, dan dia juga tidak bisa meluapkan emosinya pada suaminya sendiri.
Setelah menerima cobaan seperti ini, hidupnya sedikit sakit dan berkata: “Aku tidak punya selera.”
“Kalau begitu setidaknya makan sedikit......” Martin Su membuka mulutnya, belum selesai berbicara, Fenny Liu langsung pergi ke kamarnya.
Dia kemudian duduk di samping ranjang, setelah mencoba menahan tangisannya dan menggosok matanya, dia baru pergi membangunkan Marvin Su.
“Kakak ipar, kamu menangis?” Terdengar suara Marvin Su yang baru bangun sambil menggosok matanya, setelah melihat mata Fenny Liu merah, dia langsung duduk dan bertanya dengan lembut.
“Tidak apa-apa, bangun dan pergi sarapan.” Fenny Liu membalikkan kepalanya, agar Marvin Su tidak melihat ke arah matanya.
Marvin Su ingin mengatakan sesuatu, namum karena lagi, akhirnya dia memilih menutup mulutnya.
Memangnya ada alasan lain selain karena Kakak sepupu dan bibi kedua? Marvin Su berkata dalam hati.
Setelah selesai memakai baju, Marvin Su sebenarnya ingin menghibur Fenny Liu, namun tiba-tiba Martin Su datang.
“Kakak.” Marvin Su memanggil dengan canggung.
“Ayo pergi sarapan.” Martin Su berkata, kemudian menghadap arah Fenny Liu.
Marvin Su tidak berbicara apa-apa lagi langsung pergi dari sana, setelah melihat Marvin Su keluar, Rena Chen langsung menarik tangannya, dan bertanya: “Bagaimana?”
“Apa, Apanya yang bagaimana?” Jawab Marvin Su dengan polos.
“Selamam bagaimana?” Rena Chen kembali bertanya.
Dengan serius Marvin Su menjawab: “Tidak.... tidak ada apa-apa, dia itu kakak iparku.....kami.... kami hanya berbaring dan tidur.”
Diberi pertanyaan seberti itu membuat Marvin Su sedikit canggung, namun dengan ekspresi seriusnya dia berbicara seolah apa yang dia katakan adalah kenyataannya, hingga bisa menipu Rena Chen.
“Anak bodoh, kakak ipar kamu begitu cantik, apakah kamu tidak terpikat?” Rena Chen bertanya dengan wajah sedikit menyeramkan.
Marvin Su meneruskan aktingnya : “Pasti terpikat...tapi karena hubungan ini tidak boleh....aku.....”
Omong kosong, meskipun dia telah meniduri Fenny Liu dia pasti juga akan diam-diam, tidak mungkin akan memberitahunya pada kalian? Kata Marvin Su dalam hati.
Rena Chen tidak curiga dengan apa yang dikatakan oleh Marvin Su, dia hanya menghela napas dan berkata: “Pelan-pelan saja, aku juga tidak mau memaksamu.”
Dengan perasaan cemas menghabiskan sarapannya, tidak lama kemudian Fenny Liu dan Martin Su keluar dari kamarnya, namun Fenny Liu masih tetap tidak memiliki selera untuk sarapan, di tangannya hanya ada tas, dan kemudian berkata: “Hari ini adalah ulang tahun Anggi, siang nanti aku tidak pulang!”
Setelah selesai berkata, Fenny Liu langsung pergi.
Marvin Su terdiam, di dalam hati berkata, apa maksudnya? Membiarkan aku sendiri menghadapi kakak sepupuku dan bibi kedua?
“Marvin Su, lebih baik kamu ikut denganku.” Saat sampai di depan pintu, Fenny Liu tiba-tiba menoleh dan berkata.
Marvin Su juga tidak menolak, dia dengan langsung mengelap mulutnya dan ikut pergi, dia tidak mau di interogasi oleh Rena Chen tentang kejadian semalam......
Setelah keluar dari perumahan, Marvin Su bertanya: “Kakak ipar, apakah hari ini ulang tahun kakak Anggi Yang?
“Iya.” Jawab Fenny Liu sambil mengangguk.
“Kalau begitu harusnya orang kantor pasti semua datang....bagaimana jika, aku pergi dulu ke sekolah, setelah malam nanti aku baru datang?” Marvin Su mencoba untuk bertanya.
Setelah mendengar perkataan dari Marvin Su, mungkin Marvin Su mengira dia akan melakukan kegiatan seperti semalam, seketika wajah Fenny Liu langsung menjadi merah. Setelah itu dia menjelaskan: “Tidak ada orang kantor, hanya ada beberapa teman, dan pacar Anggi Yang!”
“Oooh.” Marvin Su menghela nafas.
“Ayo jalan, kita pergi ke mall dulu untuk membeli hadiah untuknya.” Kata Fenny Liu.
Setelah itu, mereka berdua menaiki bus untuk pergi ke Mall Bisnis Internasional , setelah berkeliling lebih dari setengah jam, pada akhirnya pilihan jatuh pada tas wanita bewarna merah.
“Aku sebaiknya beli apa untuk kak Anggi?” Marvin Su berkedip sambil bertanya.
“Kamu ya, cukup ikut aku makan saja, orang tidak akan perhitungan dengan anak kecil.” Jawab Fenny Liu diiringi dengan tawa.
“Aku bukan anak kecil!” Marvin Su berkata sambil membusungkan dadanya.
“Cihh!” Jawab Fenny Liu dengan nada ejekan.
……
Setelah menunggu beberapa saat, tiba-tiba Fenny Liu mendapatkan telepon dari Anggi Yang, dia mengatakan jika sudah memesan tempat, berada di Hotel Greenland ruangan di lantai dua.
Setelah menutup teleponnya, Fenny Liu mengajak Marvin Su untuk mencari Anggi Yang, karena melihat masalah yang terjadi pagi tadi, dan tahu juga suasana hati Fenny Liu sedang tidak baik, jadi dia tidak berani berulah dan hanya mengikuti Fenny Liu.
Setelah sampai di hotel, dia baru tahu juga di dalam ruangan itu tidak terlalu banyak orang, semua hanya ada 3 wanita dan 1 laki-laki, termasuk Anggi Yang di dalamnya.
Dua wanita lainnya harusnya adalah teman kerja Anggi Yang dan Fenny Liu, dan laki-laki itu harusnya pacar Anggi Yang, jika dilihat postur tubuhnya sangat bagus dan terlihat cerah bersemangat.
“Fenny, Marvin, kalian sudah datang!”
Sebagai pemeran utama hari ini, pakaian dan dandanan Anggi Yang hari ini sangat cantik.
Gaun bewarna putih salju, pipi bewarna pink, simple dan elegan, dandanan dia harus ini terlihat lebih natural, namun jika membayangkan keseksian dan keberaniannya, Marvin Su malah merasa, jika dandanan Anggi Yang hari ini membuat pria sangat ingin menaklukkannya!
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinWahai Hati
JavAliusIstri Pengkhianat
SubardiMata Superman
BrickLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyHabis Cerai Nikah Lagi
GibranThe Sixth Sense
AlexanderLove In Sunset
ElinaPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)