Pejuang Hati - Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
Namun, Fenny Liu berusaha tenang dan berkata: "Bagaimana dengan Siva Zhao?"
Marvin Su sedikit ragu-ragu dan berkata, "Jika kamu setuju, aku akan putus dengannya sekarang."
“Hei, kamu laki-laki jahat, jika aku tidak setuju, maka kamu tidak akan putus dengannya!?” Seru Fenny Liu dengan cemberut, dan mengulurkan tangannya dan mencubit pinggang Marvin Su dengan keras dan berkata: “Lebih baik kamu kembali ke sekolah dan pacaran dengan dia! "
Marvin Su juga merasa bahwa jawabannya agak memalukan, dan merasa seperti tidak puas dengan yang sudah ia miliki sekarang.
Dia menatap Fenny Liu, sepertinya dia benar-benar marah, dan dengan cepat berkata: "Aku ... aku akan menelepon dan meminta untuk putus kepada Siva Zhao sekarang, dan mulai sekarang aku tidak akan memikirkan siapa pun kecuali kamu."
Setelah berkata seperti itu, Marvin Su pergi untuk mengambil handphonenya.
Fenny Liu buru-buru menghentikannya dan berkata, "Mengapa kamu begitu tega! Setiap hari Siva Zhao pulang sekolah berdesak-desakan naik bus umum untuk menemuimu , dan sekarang kamu begitu kejam terhadap dia?"
"Aku ..." Marvin Su mengerutkan kening dan berkata, "Tapi aku lebih menyukaimu. Sekarang aku punya kesempatan untuk bersama kamu, aku tidak mau seperti ini terus."
Fenny Liu tidak tahu bagaimana membujuknya. Tiba-tiba, dia merasa bahwa dia seperti perebut lelaki orang, ia menghancurkan hubungan Marvin Su dan Siva Zhao.
Tetapi dilihat dari sifat Marvin Su, bagaimanapun Fenny Liu menolaknya, dia tidak akan menyerah untuk mengejar dirinya sendiri. Singkatnya, ini adalah cinta segitiga yang membingungkan.
Memikirkan segitiga cinta, Fenny Liu tidak bisa tidak memikirkan hal mengesalkan di bus saat itu. Dia di perilakukan tidak senonoh oleh seorang pria, tetapi Marvin Su dan Anggi Yang malah sedang bermesraan. Keduanya sedang saling menggigit bibir dan berciuman, dan, tangan Anggi Yang pun sudah masuk ke dalam celana Marvin Su.
Gambaran sebulan yang lalu tiba-tiba muncul di benak Fenny Liu. Dia mendongakkan kepalanya dan menatap mata Marvin Su, mata indahnya berkedip dan menatap Marvin Su sangat dalam.
“Ada apa, kakak ipar?” Marvin Su bertanya dengan rasa penasaran.
"Tidak apa-apa. Tunggulah sebentar lagi ..." Fenny Liu menyimpan rasa keraguan di wajahnya dan berkata dengan serius.
Perubahan Fenny Liu yang tiba-tiba membuat Marvin Su merasa bingung, tetapi melihat tatapan serius Fenny Liu, Marvin Su tidak berani melanjutkan pembicaraannya. Dia mengangguk lugu dan berkata, "Baiklah!"
Fenny Liu meninggalkan Marvin Su, ia berjalan perlahan ke arah jendela, memandang langit kelabu di luar, dan tiba-tiba merasa bahwa masalah antara dirinya dan Marvin Su masih harus dipertimbangkan kembali.
Dalam hal perasaan dan cinta, Fenny Liu selalu bimbang, kalau tidak dia tidak akan bertahan "bersama" dengan Martin Su begitu lama.
Marvin Su melihat adanya kesedihan pada hati Fenny Liu, mengetahui bahwa dia tiba-tiba memikirkan sesuatu yang tidak bahagia, tetapi dia tidak tahu apa hal yang dipikirkan, jadi dia hanya bisa melihat punggung Fenny Liu dengan cemas dan tidak bisa berbuat apa-apa.
"Tok..tok..tok…."
Pada saat ini, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dengan lembut, dan ternyata yang masuk adalah dokter yang merawat Marvin Su.
Setelah melihat dokter yang merawat Marvin Su, Fenny Liu buru-buru menata kembali emosinya dan menyapa: "Halo Dokter Liang"
"Aku datang untuk memeriksa cedera Marvin Su," kata Dokter Liang.
Marvin Su mendengar kata-kata itu dan bergegas duduk di tepi ranjang dan mengulurkan lengannya untuk diperiksa oleh Dokter Liang.
Dokter Liang melihat Marvin Su mengangkat lengannya dengan mudah, kemudian berkata, "Pemulihannya terlihat cukup baik." Kemudian, ia melepas lapisan-lapisan kain kasa tersebut, dan terlihat bahwa lukanya telah sembuh, tetapi belum waktunya untuk melepaskan jahitannya.
"Luka ini sudah bukan masalah besar," Dokter Liang memandanginya sekitar setengah menit, dan membalut lengan Marvin Su dengan kain kasa. "Lukanya sudah sembuh dengan baik, tetapi tetap tidak boleh mengangkat beban berat. Sekarang sudah boleh pulang."
"Ah," Marvin Su mendengar bahwa dia bisa keluar dari rumah sakit. Dia masih enggan, tetapi hanya berkata: "Terima kasih, Dokter Liang."
"Oh iya, aku akan memberimu obat desinfektan, kain kasa dan sejenisnya. Setelah kamu pulang, kamu dapat membersihkan lukamu dan mengganti kasa sendiri. Pastikan untuk tetap bersih! Rabu depan datang kembali ke rumah sakit untuk melepaskan benang." Dokter Liang mengingatkan kembali.
Adapun Fenny Liu sudah baik-baik saja, tetapi karena Marvin Su tidak ingin memberi tahu orang tuanya masalah ia cedera, ditambah Direktur Li memberikan liburan satu bulan, sehingga membuat Fenny Liu memutuskan untuk tinggal di rumah sakit dan merawat Marvin Su terus-menerus.
Setelah mendengarkan ucapan Dokter Liang, Fenny Liu dan Marvin Su langsung berterima kasih, dan kemudian Fenny Liu pun mengurus prosedur keluar rumah sakit.
Setelah itu, keduanya merapikan barang-barang mereka dan meninggalkan rumah sakit. Dalam perjalanan pulang, Fenny Liu mengirim pesan kepada Anggi Yang dan mengatakan kepadanya bahwa mereka telah keluar dari rumah sakit, sehingga Anggi Yang tidak perlu pergi ke rumah sakit lagi.
Setelah menerima pesan tersebut, Anggi Yang bertanya: "Apakah ada perayaaan malam ini?"
Fenny Liu menatap ponselnya sebentar, lalu menatap Marvin Su, dan kemudian membalas: "Boleh juga."
Untuk masalah waktu itu, Fenny Liu berharap hanyalah sebuah “kecelakaan”, Tetapi ia tetap tidak yakin apakah Marvin Su dan Anggi Yang masih memiliki hubungan seperti itu atau tidak.
Kalau dilihat dari sifat Anggi Yang, sangat mungkin bahwa dia hanya “iseng”, dan tidak akan berminat pada Marvin Su lagi.
Bagaimanapun juga, Fenny Liu sudah sangat mengenal sahabatnya itu. Biasanya dia hanya bersifat agresif karena iseng. Dia pernah melihat sendiri Anggi Yang berusaha merayu seorang pria di bar. Kemudian dia dengan cepat menyelinap pergi dan menghilang!
Jadi Fenny Liu berpikir, mungkin Anggi Yang hanya "iseng" pada Marvin Su.
Dia memutuskan malam ini akan menyelidiki dan mencari tahu apakah Anggi Yang dan Marvin Su masih memiliki perilaku mesra atau tidak.
Setelah kembali ke rumah, ia melihat lantai yang berlapiskan debu, Fenny Liu tidak bisa menahan diri untuk merasa kesepian. Hanya dalam waktu seminggu, rumah ini telah berubah, rumah masih tetap, tetapi yang berbeda adalah orang yang berada di dalam rumah.
Marvin Su juga merasakan kesedihan tersebut. Setelah keduanya meletakkan barang bawaan mereka, mereka pun membersihkan rumah secara bersama-sama. Setelah selesai, Fenny Liu bersiap-siap untuk mandi.
Mereka tinggal satu ruangan saat di rumah sakit, walaupun mereka mandi setiap hari, mereka tidak ingin membawa kuman penyakit dari rumah sakit ke rumah, oleh karena itu, Fenny Liu mencari pakaian bersih dan bersiap untuk mandi.
Marvin Su mengerutkan kening, dan sepertinya dia kesakitan ...
"Errr..." Fenny Liu memperhatikan bahwa Marvin Su yang sedang mengernyit, dan berkata, "Kalau tidak, aku bantu kamu untuk…mandi?"
Marvin Su sebenarnya berencana untuk mencari plastik atau sesuatu untuk membungkus lengannya. Tetapi karena tiba-tiba Fenny Liu bertanya seperti itu, membuat dia menjadi tidak tenang.
"Itu ..." Muka Marvin Su memerah.
Fenny Liu hanya merasa bahwa Marvin Su menghabiskan begitu banyak waktu di rumah sakit, jika tidak mandi, ia tidak tahu berapa banyak kuman yang ada di tubuh Marvin Su, dan setelah dengan sekuat tenaga membuang pikiran-pikiran kotor, Fenny Liu berkata: "Ketika kamu berada di rumah sakit, saat mau buang air kecil pun meminta bantuan aku, apa yang salah dengan mandi... jangan banyak pikir lagi kamu!"
Setelah mendengar Fenny Liu berkata seperti itu, baru Marvin Su dengan cepat melepas pakaiannya.
Setelah melepaskan pakainnya, Marvin Su masih malu-malu, dan tetap memakai celana dalam, dia merasa lebih pasif saat mandi, dan perasaan ini yang membuatnya aneh.
Setelah melihat Marvin Su melepaskan pakaiannya, wajah Fenny Liu sedikit merona merah. Meskipun saat memberitahunya untuk melepaskan pakaian sangat mudah, tetapi seorang wanita membantu seorang pria untuk mandi, tidak mungkin semudah hanya mandi saja.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseBack To You
CC LennyBeautiful Lady
ElsaMy Perfect Lady
AliciaEternal Love
Regina WangPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)