Pejuang Hati - Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
Penyerangan aneh seperti ini tampaknya seperti sedang membuka lapisan rasa malunya secara terus-terusan, dan ditambah adanya Marvin Su dan Anggi Yang secara langsung memberi Fenny Liu kesenangan secara ganda.
"Berhenti, berhenti ..." gumam Fenny Liu dengan lemah.
Suaranya sangat kecil, seperti suara nyamuk yang sedang terbang, tentunya tidak bisa terdengar sampai telinga pria itu. Ujung jarinya meluncur dengan rakus di area pribadi Fenny Liu, dan tangan sebelahnya mulai membuka resleting celananya.
Merasakan gerakan pria itu, Fenny Liu panik. Sesaat kemudian, jarinya pergi, dan diganti oleh sesuatu yang lebih tebal dan lebih panas!
"Tidak, aku tidak bisa melanjutkan lagi! Bagaimana bisa aku dengan orang asing di bus ini ......"
Fenny Liu berpikir dalam hati, hatinya takut, namun kakinya tidak ada tenaga sama sekali.
Pria itu merasakan getaran Fenny Liu, dia merasa lebih bergairah, dan tubuh bagian bawahnya melekat pada pinggulnya Fenny Liu, dan dia tampaknya siap untuk masuk dari belakang ...
Di sisi lain, Marvin Su akhirnya mendapatkan kesenangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di tangan kecil Anggi Yang yang lembut.
Sensasi mati rasa meninggalkan pikiran Marvin Su kosong, dan Anggi Yang tersenyum kasmaran, kemudian perlahan-lahan menarik tangannya keluar dari celananya Marvin Su.
Semua benda Marvin Su ada di tangannya. Dia tersenyum dan memandangnya, dan berkata dengan lembut, "Bocah kecil, bendamu ini sangat berlebihan!"
“Hoo!” Sensasi yang belum mundur membuat Marvin Su lambat untuk menjawab kata-kata Anggi Yang, kemudian dia mengambil napas panjang dan hendak menjawab, tiba-tiba dia melihat tatapan Fenny Liu.
Mata Fenny Liu sedikit bingung, tapi dia terus menatap dirinya sendiri.
Karena masalah sudut, Fenny Liu bisa melihat gerakan Marvin Su dan Anggi Yang dengan jelas, tetapi Marvin Su hanya bisa melihat tubuh bagian atas Fenny Liu.
Dia hanya berpikir Fenny Liu sedang sedih ...
Anggi Yang tidak memperhatikan hal ini. Tangannya ditutupi dengan benda-benda Marvin Su. Setelah bersandar pada tubuh Marvin Su untuk menjaga keseimbangan, tangan yang lain mengambil sebungkus tisu dari sakunya dan menyeka benda-benda yang ada di telapak tangannya secara diam-diam.
“Ah!” Setelah melihat tatapan Marvin Su, Fenny Liu bangun dan dia segera mengencangkan kakinya.
Pria yang di belakangnya merasakan tolakan Fenny Liu, dia merasa panik, kemudian pada saat ini bus berhenti di sisi jalan dengan rem mendadak.
"Bus nomor enam mengingatkan Anda bahwa stasiun Mall Bisnis Internasional telah tiba, silakan naik dari pintu depan dan turun dari pintu belakangdan berpegangan dengan baik, perhentian berikutnya adalah People's Square!
Lalu orang-orang di bus mulai bergerak mundur, sang sopir membuka pintu depan dan pintu belakang secara bersamaan. Ketika ada banyak penumpang yang naik bus, dia berteriak di belakang, "Semua mundur ke belakang, masih ada cukup ruang di belakang."
Marvin Su memandangi kerumunan yang mundur ke belakang, kemudian dia memegang tangan kecil Anggi Yang dan berjalan ke belakang.
Fenny Liu relatif dekat dengan pintu, dia dengan cepat menarik rok ke bawah dan buru-buru menundukkan kepalanya untuk keluar dari bus, dan dia sangat panik, dia takut pria itu akan mengikutinya.
“Kakak ipar.” Setelah turun dari bus, Marvin Su juga menyapa Fenny Liu dengan sangat cemas. Dia sangat panik dan mengharapkan Fenny Liu tidak melihat apa yang dia dan Anggi Yang lakukan.
Fenny Liu sedang dalam keadaan panik, ditambah dengan kaki yang lemah, bagaimana dia masih bisa peduli tentang itu.
Dia dengan lembut membelai rambut di telinganya dan kemudian dengan tenang berkata: "Anggi, Marvin, apa yang ingin kalian makan?"
"Emm.... apapun bisa ... tanya Marvin, dia lebih tahu." Anggi Yang juga agak tidak wajar saat ini. Meskipun dia dari dulu kepribadiannya berani, tetapi dia baru saja menggoda adik iparnya, dan dia juga dalam keadaan gelisah.
"Makan, makan barbekyu saja." kata Marvin Su.
Sebagian besar pria adalah karnivora, terutama pria muda yang kuat seperti Marvin Su.
“Oke.” Setelah ketiga orang berdiskusi, mereka berjalan menuju jalan makanan di Mall Bisnis Internasional dengan kepanikan masing-masing.
.....
Karena kepanikan di hati mereka, emosi ketiga orang itu tidak begitu tinggi, tetapi untuk menyembunyikan pikiran mereka, mereka semua berpura-pura bahagia.
Jika tiba-tiba tidak ada topik, maka mereka akan memberi makanan ke Marvin Su, kedua wanita cantik akan satu demi satu memberi Mavin Su daging, maupun sayap ayam bakar, dan tidak lama kemudian Marvin Su sudah menjadi kenyang.
Tapi Marvin Su tidak berani bicara terlalu banyak, melihat bahwa suasananya mulai tidak begitu canggung, jika dia tidak makan, bagaimana jika menjadi canggung lagi?
Setelah makan, Fenny Liu dan Anggi Yang tidak makan banyak, tetapi Marvin Su merasa sendiri telah menelan tiga pon daging, dan bahkan harus memegang dinding untuk berjalan keluar, rasanya memang luar biasa...!
“Kakak ipar, sekarang kita pulang?” Marvin Su bertanya setelah meninggalkan restoran barbekyu.
Fenny Liu tidak bermaksud untuk berbelanja lagi, jadi dia berkata, "Boleh juga ..."
"Oh, kalau begitu kalian kembali dulu, aku akan berlatih yoga sore ini, jadi aku tidak kembali bersama kalian," Anggi Yang berkata dengan cepat.
Setelah selesai berbicara, Anggi Yang bergegas pergi. Bahkan, dia merasa ada sedikit penyesalan di hatinya. Awalnya, dia hanya merasa penasaran, dia ingin mengetahui apakah temannya jatuh cinta dengan adik iparnya, namun secara tidak sengaja dia sendiri yang tenggelam.
“Aku harap Fenny tidak akan mengetahui tentang ini.” Pikir Anggi Yang, dan tiba-tiba merasa kesepian di dalam hatinya.
Di sisi lain, Marvin Su dan Fenny Liu telah mencapai tanda berhenti.
“Kakak ipar, kamu sepertinya tidak bahagia,” Marvin Su bertanya dengan sengaja.
Fenny Liu tersenyum acuh tak acuh dan berkata: "Mungkin sedikit lelah, tidak apa-apa!"
“Oh.” Tiba-tiba Marvin Su merasa sedikit takut.
Setelah beberapa saat, bus datang, dan sekarang telah melewati masa puncaknya, dan hanya ada beberapa penumpang di dalam bus.
Sopir itu kelihatannya pengemudi yang sama, dan mereka sepertinya di bus yang sama ketika datang, Marvin Su menghela napas sedikit ketika dia naik bus, dan tiba-tiba menyesali apa yang dia lakukan dengan Anggi Yang.
Jika membiarkannya memilih lagi, bahkan jika Anggi Yang itu sangat cantik, dia akan menolak dan memilih Fenny Liu.
"Pagi ini akan hampir berhasil, apakah kakak ipar akan memberi aku kesempatan lagi..." pikir Marvin Su.
Dia tidak tahu bahwa yang dipusingkan Fenny Liu adalah hal lain ...
Ketika Marvin Su dan Anggi Yang dalam keadaan ambigu, seorang pria melanggar Fenny Liu, dan hampir menembus batas pertahanan terakhirnya, yang membuat Fenny Liu sangat khawatir.
"Apakah dia akan menjadi seorang wanita yang bisa menerima semua pria? Dulunya dia bukan orang seperti itu!" Pikir Fenny Liu, sambil mengepalkan tangannya.
Bus sudah mulai berjalan, Marvin Su dan Fenny Liu duduk berdampingan, setelah membuat beberapa keputusan di hatinya, tangan Marvin Su ditaruh di punggung tangan Fenny Liu dan dipegangnya dengan lembut.
"Kakak ipar, aku minta maaf," Marvin Su meminta maaf.
Fenny Liu pulih dan bertanya dengan lembut, "Mengapa kamu meminta maaf kepadaku?"
"Aku ... aku seharusnya tidak ..." Marvin Su tidak tahu harus berkata apa tentang dirinya dan Anggi Yang. Setelah ragu-ragu beberapa saat, dia akhirnya menemukan kata-kata yang tepat. Dia berkata, "Aku seharusnya tidak memeluk kak Anggi, kakak ipar, apakah kamu cemburu? "
"Bocah bodoh, apa yang akan aku cemburu antara kalian? Pada waktu itu, ada terlalu banyak orang, kalian berdua memeluk itu tidak ada apa-apa!" Fenny Liu berbohong.
Dia bukan lagi gadis kecil yang baru saja tahu hal cinta, pada waktu itu dia memang cemburu, dan dia masih memarahi Anggi Yang di dalam hatinya, mengatakan bahwa dia adalah "Wanita rubah", tetapi apa yang bisa dia lakukan?
Membongkar masalah ini hanya akan memutuskan hubungan antara dia dan Anggi Yang!
Dan hubungan antara dirinya dan Marvin Su juga tidak pantas, jadi untuk hal semacam ini, dia hanya bisa memilih untuk pura-pura tidak tahu!
Marvin Su mendengarkan kata-kata Fenny Liu, langsung bahagia, sekarang dia bisa yakin bahwa Fenny Liu tidak melihat apa-apa, jadi dia kembali ke sikap menyeringai, dan meletakkan tangan kecil lembut Fenny Liu di telapak tangannya, dan dengan senang berkata: "Kakak ipar, setelah kita pulang, bisakah kita melanjutkan ... itu?"
Ketika menanyakan kalimat ini, detak jantung Marvin Su tiba-tiba bertambah cepat. Pada pagi tadi, perasaannya sangat dalam dan segalanya berjalan dengan lancar.
Sekarang Marvin Su mengajukan pertanyaan ini, dan dia merasa sangat bersalah di dalam hatinya. Bagaimanapun, kesempatan biasanya pergi hilang begitu saja, pada saat ini Fenny Liu ingin terima atau tidak, dia tidak bisa memastikan!
Benar saja, Fenny Liu terdiam ...
Marvin Su tidak berani mendesak Fenny Liu, hanya mengepalkan tangan kecilnya sedikit, dan menantikannya.
Melihat Marvin Su sepertinya sangat menginginkannya, hati Fenny Liu juga naik turun, di satu sisi, dia terus digantung oleh perasaan yang tidak enak ini, dia sudah sangat tidak nyaman, dia adalah seorang wanita yang normal, harus melepaskan emosinya! Tetapi di sisi lain, hatinya mengatakan pada dirinya sendiri bahwa masalah ini harus berhenti di sini dan tidak boleh dilanjutkan!
Melalui kejadian Anggi Yang tadi, Fenny Liu tiba-tiba menjadi kurang percaya diri.
Dia curiga bahwa Marvin Su tidak mencintainya sebanyak yang dia bayangkan, mungkin daya tarik dirinya sendiri pada Marvin Su hanyalah karena keinginan pria yang paling primitif, keinginan nafsu seperti ini, dia dapat membantu Marvin Su untuk melepaskan, Anggi Yang juga dapat membantu Marvin Su untuk melepaskan, dan bahkan menemukan wanita lain untuk membantunya ...
Melihat Fenny Liu tidak berbicara, Marvin Su sangat cemas, dia tidak bisa menunggu lagi, dan mencium Fenny Liu secara langsung.
Lagi pula, mereka di luar sekarang, dan tidak ada kenalan di bus!
Marvin Su berpikir, kemudian keberaniannya menjadi lebih besar, dia merasa bahwa Fenny Liu menyukai dirinya sendiri. Setelah beberapa ciuman, dia membuka gigi Fenny Liu dengan lidahnya, dan kemudian menggerakkan lidahnya yang harum dan lembut.
Mulut Fenny Liu tersumbat, dan setelah mengeluarkan suara "umm" yang tidak jelas, dia mendorong Marvin Su dengan keras.
Tapi Marvin Su keberaniannya sangat kuat saat ini, mana mungkin begitu mudah untuk didorong? Selain itu, Fenny Liu juga takut membuat terlalu banyak suara, jadi setelah mendorong beberapa kali, Marvin Su tidak hanya tidak melepaskannya, bahkan semakin mempererat pelukannya.
Merasakan lidah Marvin Su yang kuat, setelah sedikit menolak, Fenny Liu tenggelam lagi.
Karena Martin Su yang selalu tidak mampu memuaskan Fenny Liu, ditambah dengan berbagai hal selama ini, watak Fenny Liu sebenarnya mulai berubah secara tidak sadar!
Tentu saja, ini bukan hanya karena ketidakpuasan fisik, tetapi juga pengabaian tubuh dan pikiran! Jika Martin Su hanya tidak bisa memuaskannya di kasur, tidak masalah, tetapi jika dia lebih banyak memberi perhatian dan kelembutan kepada Fenny Liu, semuanya tidak akan jadi seperti ini!
Wanita yang kesepian adalah yang paling mudah berubah dan sangat mudah untuk pindah ke lain hati.
Meskipun Martin Su dan Fenny Liu tidak tahu kebenaran ini, tetapi Marvin Liu samar-samar mengerti, jadi dia terus menantang garis batas dari Fenny Liu.
Selama tantangannya berhasil suatu hari, maka Fenny Liu adalah sesuatu yang dapat dimiliki dirinya sendiri, dan bisa membiarkan dirinya bahagia dengan bebas di masa depan ...
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinKing Of Red Sea
Hideo TakashiRahasia Istriku
MahardikaThe Richest man
AfradenMy Enchanting Guy
Bryan WuBlooming at that time
White RosePejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)