Pejuang Hati - Bab 19 Sakit Hati

Dengan cepat, sebotol anggur merah sudah hampir habis.

Tetapi, ujung rok Fenny Liu sudah terangkat oleh Andy Xiao sehingga bagian mulai dari pinggang ke bawah dilihat dengan sangat jelas olehnya, membuat Fenny Liu malu tak terhingga.

“Aku……Aku tidak bisa menghabiskannya.” Fenny Liu melihat anggur merah di gelas Andy Xiao sudah habis. Lalu, ia berpura-pura seperti sedang mabuk sambil melihat gelasnya yang berisikan anggur merah.

“Aku saja.“ Andy Xiao tertawa licik. Ia mengangkat kaki gelas itu, melihat cap lipstik merah tipis yang ada di atasnya, lalu meminumnya dengan sekali teguk.

Cara yang sungguh menggoda ini membuat wajah Fenny Liu memerah.

Ini adalah kondisi hati yang sangat bertentangan. Di satu sisi, Fenny Liu memang membutuhkan satu hiburan yang menyenangkan. Namun, di sisi lain ia juga tidak boleh mengkhianati suaminya sendiri!

Terpikir akan hal ini, hati Fenny Liu semakin dirundung rasa malu.

Setelah Andy Xiao meminum habis anggur merah itu, ia berdiri dengan sempoyongan, lalu melihat Fenny Liu dan berkata: “Kakak ipar, mari kita mulai!“

Setelah berkata demikian, ia merangkul pinggang Fenny Liu. Bibirnya tanpa berkata apa pun langsung menggigit leher Fenny Liu.

Andy Xiao meninggalkan kampung halamannya untuk merantau di luar dan bekerja selama beberapa tahun. Hatinya sangat kosong. Jika saja tidak ada anggur dan wanita cantik di sampingnya, ia tidak akan sesabar itu meminum anggurnya pelan-pelan.

Apalagi ia sadar ada Fenny Liu di hadapannya, muncullah rasa itu……

Marvin Su yang ada di bawah ranjang bisa melihat celana dalam Fenny Liu. Kemudian, kedua kaki kakak iparnya itu dibuka dengan kaki Andy Xiao sehingga keberadaannya pun terbongkar.

Andy Xiao terus minum anggur. Walaupun Marvin Su sangat marah, tetapi melihat celana dalam Fenny Liu, perlahan-lahan muncul sebuah kesan di kepalanya.

Karena bagian bawahnya dipandang oleh Andy Xiao, ditambah lagi ia mengetahui kalau Marvin Su yang bersembunyi, tanpa sadar badan Fenny Liu pun memberikan reaksi. Semakin ia pikirkan, ia semakin malu. Semakin ia malu, reaksi yang diberikan semakin besar.

“Kakak ipar, kemaluanmu benar-benar……” Andy Xiao menekan celana dalam Fenny Liu dengan tangannya dan menggaruk-garuknya.

“Ah!“ Fenny Liu pun terkejut dan berteriak. Wajahnya merah seperti kesakitan dan akan mengeluarkan darah.

Melihat reaksi Fenny Liu, nafsu seksual yang ditahan oleh Andy Xiao semakin menggila. Dengan satu tangan ia melempar Fenny Liu ke atas ranjang, lalu lompat ke atas.

Marvin Su yang bersembunyi di bawah ranjang mendengar ada pergerakan di atas. Ia dapat merasakan tekanan dari atas ranjang. Lalu, ia pun bergeser, membungkukkan badan keluar dan berlari.

Andy Xiao telah meminum setengah botol anggur merah. Wajahnya pun memerah. Ditambah dengan pesona Fenny Liu, ia sama sekali tidak mendengar suara pergerakan Marvin Su. Ia menindih tubuh Fenny Liu, lalu menyobek-nyobek bajunya dengan ganas.

“Kreekkk.” Terdengar suara pakaian Fenny Liu yang robek, lalu tampak sebagian besar dada Fenny Liu yang sangat putih.

“Bra berwarna merah, celana dalam juga berenda. Benar-benar seksi.“ Mata Andy Xiao menatap lurus-lurus, lalu ia mengulurkan tangan dan langsung memegangnya.

“Ah!“

Saat itu, Marvin Su berteriak di belakang, mengambil botol anggur merah, lalu memecahkannya ke kepala Andy Xiao.

“Praanggg!”

Terdengar suara botol anggur yang pecah. Andy Xiao merasakan kepalanya yang berputar-putar, tetapi ia belum menyadari apa yang sedang terjadi. Pada saat itulah Marvin Su dengan satu tangan menarik dia sampai ke tanah, lalu memukulnya berturut-turut.

“Brukkk! Brukkk! Brukkk!”

Karena kekerasan yang dilakukan Andy Xiao terhadap Fenny Liu, Marvin Su sudah sedari tadi menahan api yang membara. Di hatinya, ia telah menganggap Fenny Liu adalah wanita miliknya.

“Dasar bajingan, berani mengganggu wanitaku!” Marvin Su berteriak dalam hati dan semakin ganas memukul. Beberapa puluh pukulan telah dilayangkan, membuat seluruh wajah Andy Xiao berlumuran darah. Pada akhirnya, ia mengerang sebentar, lalu pingsan.

Melihat hal tersebut, Fenny Liu segera menarik Marvin Su: “Jangan pukul lagi, nanti bisa mati.”

Barulah Marvin Su berhenti, lalu melihat pakaian Fenny Liu yang berantakan itu, ia langsung melepaskan jaketnya dan melingkarinya pada Fenny Liu.

“Kakak ipar, kamu tidak apa-apa, kan?” Setelah melihat dada Fenny Liu tertutupi, barulah Marvin Su bertanya.

“Tidak apa-apa......“ Kata Fenny Liu gemetar.

Marvin Su menganggukkan kepala, lalu mengambil tali yang sudah disiapkannya dan mengikat Andy Xiao. Kemudian, ia menyiram wajah Andy Xiao dengan segelas air dingin berturut-turut.

“Ah!” Begitu Andy Xiao terbangun, tanpa sadar ia langsung berteriak.

Marvin Su membalikkan tangannya dan menampar keras-keras, lalu berkata: “Jujur sedikit......“

Sebuah tamparan yang keras langsung membuat kandungan alkohol dalam tubuh Andy Xiao berkurang setengah. Begitu melihat Marvin Su yang memukuli dirinya, ia pun marah: “Ternyata kamu......Hahaha, dasar laki-laki dan perempuan anjing!“

“Plaakk!“ Marvin Su gusar, lalu menampar kembali Andy Xiao.

“Kalau kamu sekali lagi pukul aku, aku akan membeberkan hubungan antara kalian berdua, dan kita lihat apa kalian masih punya muka menghadapi Martin Su.“ Andy Xiao gelisah, lalu berkata sambil menggertakkan giginya.

Ia saja berani menggunakan foto untuk mengancam Fenny Liu agar mau melakukan hubungan intim, berarti orang ini bukan orang sembarangan yang bisa dibuat main-main.

“Benarkah?” Marvin Su sudah lebih dulu terpikirkan kalau Andy Xiao tidak akan begitu gampang dihadapi. Ia pun mengambil gunting dan pisau.

Andy Xiao mengerutkan alisnya, lalu berkata: “Kamu......Kamu ingin berbuat apa?“

Marvin Su tidak menjawab pertanyaannya, tetapi menutup mulutnya dengan plester. Lalu, ia menggunting semua pakaian Andy Xiao, termasuk celana dalamnya.

Seketika, potongan-potongan baju Andy Xiao jatuh berceceran sampai habis, hanya menyisakan tali di tangan dan kakinya yang terikat dengan sangat kuat.

Marvin Su mengambil telepon genggam, lalu memotret Andy Xiao beberapa kali. Ia pun mengambil pisau dan berkata kepada bagian tubuh Andy Xiao yang tidak bisa diungkapkan: “Adik kecil, apakah kamu masih bersikeras?”

Andy Xiao cepat-cepat menggelengkan kepala……

Ia benar-benar tidak menyangka bahwa dirinya bisa jatuh ke tangan seorang bocah. Kalau tidak menyerah saat ini, ia akan mendapatkan penghinaan yang lebih banyak.

Melihat Andy Xiao yang menggelengkan kepala, Marvin Su pun tertawa. Ia lalu merobek plester yang tertempel di mulut Andy Xiao dan bertanya: “Berapa kode akses untuk membuka kunci telepon genggammu?”

“666999”. Ungkap Andy Xiao jujur.

Marvin Su mengambil telepon genggam Andy Xiao, membuka kunci, lalu menghapus satu-satu foto yang ada di dalamnya. Setelah selesai, ia kembali bertanya: “Apakah ada cadangannya?”

“Tidak ada……Awalnya aku mengira……Kakak ipar tidak berani membuka suara, jadi aku tidak menyimpan cadangannya……” Kata Andy Xiao.

Marvin Su berpikir dalam hati, foto-foto ini tidak ada yang aneh, hanya tampak dirinya memeluk Fenny Liu saja. Di dalam foto itu juga tidak terlihat ada kasur, sehingga tidak perlu menyimpan data cadangannya. Akhirnya, ia pun percaya.

Setelah itu, ia kembali menutup mulut Andy Xiao.

“Hmm, hmm, hmm, hmm!” Andy Xiao mulai meronta-ronta. Ia berpikir, foto sudah kamu hapus, kenapa masih menutup mulutku?

Fenny Liu ketakutan. Ia menarik lengan Marvin Su dan bertanya: “Lalu, sekarang bagaimana?“

“Beri dia pelajaran!“ Marvin Su berjalan ke samping termos. Ia mengisi air hingga penuh, melempar telepon genggam Andy Xiao ke dalamnya, lalu menekan tombol pemanas.

“Hmm, hmm, hmm, hmm!” Hati Andy Xiao hancur lebur. Begitu termos ini menyala, telepon genggamnya pasti akan meledak.

Selesai berbuat demikian, Marvin Su masih merasa tidak puas. Ia lalu mengambil pisau dan berjalan ke arah Andy Xiao.

“Marvin Su, apa yang kamu lakukan……” Fenny Liu pun cemas.

Andy Xiao lebih takut lagi, tetapi karena tidak bisa berbicara, ia hanya bisa menggeliat di ujung tembok.

“Beri dia sedikit pelajaran, siapa tahu dia tidak punya daya ingat!“ Hati Marvin Su yang panas membuat ia langsung menusuk bagian tengah antara kedua paha Andy Xiao dengan pisau.

“Ah!“ Jerit Fenny Liu, lalu segera menutup mulutnya.

Andy Xiao sedikit lagi akan mengompol. Untungnya, Marvin Su tidak sekeji itu. Ia hanya menggores sedikit luka dengan pisau, lalu menghembuskan napas dan memutuskan talinya.

Sebenarnya, hati Marvin Su tidaklah kejam. Ia hanya takut setelah Andy Xiao dilepaskan, ia akan menyerang balik. Karena itu, ia melukai Andy Xiao hanya supaya bisa pergi dengan aman.

Setelah itu, Marvin Su menarik Fenny Liu dan cepat-cepat pergi meninggalkan hotel.

“Sungguh kaget diriku. Aku kira kamu akan……” Kata Fenny Liu sambil memerah raut wajahnya.

Marvin Su tertawa tipis, lalu berkata: “Apakah kamu kira aku akan mengebiri dia?”

Pipi Fenny Liu pun merah dan ia tidak mengatakan apa-apa lagi,

Marvin Su kembali tersenyum nakal, lalu berkata: “Siapa suruh dia mau berbuat tidak senonoh kepadamu. Huh, 10 hari sampai 15 hari ini, aku rasa begitu "adiknya" berdiri pasti akan sangat sakit. Hehehe!“

“Kamu sungguh jahat.“ Gumam Fenny Liu genit sambil menatap Marvin Su. Ada perasaan dalam hatinya yang tak bisa diungkapkan.

Sebenarnya, Fenny Liu selalu merasa sangat aman saat ia bersama dengan Marvin Su. Setiap kali ia menemui kesulitan dan bahaya, pemuda ini pasti akan pasang badan untuk menolongnya. Meskipun ia sedikit ceroboh dalam menghadapi suatu masalah, tetapi ini malah sangat membuat Fenny Liu menyukainya.

Martin Su yang sigap, giat, dan sangat teratur dalam menghadapi masalah telah membuat Fenny Liu tak lagi dapat menemukan perasaan cintanya. Justru Marvin Su yang memiliki sifat rusuh dan liarnya anak muda inilah yang malah bisa membuat Fenny Liu terpesona.

Namun, ia tidak berani memperlihatkan kekagumannya ini, lagipula hubungan antara keduanya juga rumit.

Setelah makan, kedua orang itu pun pulang ke rumah. Fenny Liu pun pergi membersihkan badan, sedangkan Marvin Su mengambil telepon genggam dan mulai mengobrol dengan Siva Zhao.

Suara air dari dalam kamar mandi membuat Marvin Su sangat tidak tenang. Ia membalas pesan Siva Zhao secara singkat. Tak lama kemudian, ia melihat Fenny Liu mengenakan baju tidur dari kain sutra berjalan keluar.

Fenny Liu yang sekarang sungguh berbeda dengan sebelum ia pergi mandi. Sebelumnya, ia terlihat sangat kelelahan, tetapi sekarang, terlihat satu per satu mutiara cantik yang bersinar berkilauan di bawah cahaya lampu menempel di kulit putihnya, membuat Fenny Liu tampak sangat berkilauan.

Apalagi rambutnya yang basah itu, membuat mutiara tersebut terus menetes ke arah tempat tulang belikatnya berada yang membuat orang terpesona.

Hal ini membuat Marvin Su menelan ludah. Tidak hanya tubuh yang seksi, Fenny Liu juga memiliki tulang belikat dengan bentuk satu garis vertikal yang memikat, benar-benar luar biasa cantik!

“Kakak ipar, kenapa kamu tidak mengeringkan rambut dulu baru keluar?“ Tanya Marvin Su sambil berpura-pura tenang.

“Alat pengering rambutnya rusak, jadi aku hanya bisa menunggu rambutku kering dengan sendirinya……” Jawab Fenny Liu.

Marvin Su hanya menjawab ‘Oh!’, lalu bergeser sedikit dari sofa untuk memberi ruang kosong bagi Fenny Liu untuk duduk. Kemudian, dua orang itu pun menonton televisi untuk menghabiskan waktu.

Akan tetapi, hati dan pikiran kedua orang tersebut tidak tertuju pada televisi. Meskipun matanya menatap layar televisi, tetapi Marvin Su juga melirik bahu Fenny Liu beberapa kali, lalu kembali melihat telepon genggamnya. Benar-benar tidak fokus.

Begitu juga dengan Fenny Liu. Entah kenapa, ia merasakan hal yang aneh malam ini, sangat berharap Marvin Su memiliki inisiatif untuk mengajaknya berbincang-bincang.

“Ehem.” Marvin Su batuk sebentar. Baru saja ia akan membuka suara, telepon genggamnya pun kembali berbunyi. Ternyata pesan suara dari Siva Zhao. Marvin Su menekan pelan, lalu terdengarlah suara Siva Zhao yang lembut: “Suamiku, aku tidur dulu. Kamu istirahatlah lebih awal. Besok kita lanjut mengobrol, muahhh!”

Marvin Su tak menyangka Siva Zhao tiba-tiba bisa selembut ini memanggil dirinya suami. Kali ini, suaranya terdengar dengan jelas oleh Fenny Liu. Spontan, ia langsung memandang Fenny Liu dengan sedikit canggung.

Dan hanya terlihat dari mata Fenny Liu ada sedikit rasa kesedihan dan kesepian. Rasa tersebut hanya terpancar sesaat. Kemudian, ia pun tersenyum dan berkata: “Marvin Su, kamu sudah punya pacar?”

“Iya, baru saja punya.” Tiba-tiba, Marvin Su merasa sedikit kurang nyaman.

“Baguslah……” Ucap Fenny Liu pelan.

Mendengar perkataan Fenny Liu, dalam hati Marvin Su ada sedikit kemarahan. Ia pun berkata: “Memang bagus. Menjalin hubungan dengannya pasti membuatku perlahan-lahan melupakan orang yang ada dalam hatiku itu......Memang bagus......“

Mendengar ucapan Marvin Su, hati Fenny Liu bergetar. Ia lalu menggigit bibir bawahnya tanpa sadar. Hatinya dipenuhi rasa pilu, seperti ada benda yang pecah.

Rasa ini pernah dirasakan sekali oleh Fenny Liu pada saat sekolah, yaitu rasa sakit yang baru muncul pada saat orang yang paling dicintainya pergi meninggalkannya!

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu