Pejuang Hati - Bab 78 Pistol
Saat Marvin Su bertanya kepada dirinya, tiba-tiba membuat Martin Su menjadi marah.
Dia menatap Marvin Su dan berkata: "Kenapa, kamu sekarang telah berani mengakuinya langsung di depanku?"
"Mengakui apa?" Marvin Su mengerutkan kening, berkata: "Aku dan Kakak Ipar hanya bertemu dan tidak seperti apa yang kamu pikirkan … intinya, kamu lepaskan dia dulu, aku akan menjelaskan masalah ini padamu nanti."
"Menjelaskan? Hmm, kamu mengatakannya dengan sangat baik, Marvin Su, apa kamu pikir aku masih bisa percaya padamu?" kata Martin Su sambil melindungi Fenny Liu.
"Kalau begitu tidak ada cara lain." Wajah Marvin Su juga dingin dan berkata: "Martin Su, sebelum kejadian ini aku terus menganggapmu sebagai kakak tertua, tetapi sekarang … kamu adalah binatang, aku adalah aku … Fenny Liu, aku pasti menjaganya!"
Setelah berbicara, Marvin Su bergegas menuju ke arah Martin Su, tubuhnya yang jauh lebih tinggi dari Martin Su dan sering berolahraga, sedangkan Martin Su pada dasarnya sangat lemah dan belakangan ini sering minum alkohol, narkoba, judi, dan sejak lama telah merusak tubuhnya, melihat Marvin Su yang datang mendekat, tanpa sadar dia pun langsung menahannya.
Marvin Su tidak menggunakan senjata, dan hanya menggunakan satu tangan menekan Martin Su ke sisi mobil, lalu mengangkat lutut kakinya dan langsung mengetukkan keras ke tanah.
Dia tidak berniat memperlakukan Martin Su dengan sangat kejam, tetapi dia begitu keras kepala, lawan Olga Wang dan lainnya tidak selemah Martin Su, Marvin Su harus cepat mengurusnya dan kemudian pergi membantu Olga Wang.
"Plak!"
Martin Su ditekan di sisi mobil oleh Marvin Su, dan setelah dipukul keras dia pun langsung membungkuk dan jatuh ke tanah.
Di sisi lain, meskipun Olga Wang dan yang lain adalah seorang pelajar, tetapi mereka juga seorang olahragawan, ditambah dengan adanya senjata di tangan mereka, dalam sekejap mereka dalam kemenangan, kemudian setelah perkelahian Marvin Su, tiga orang itu langsung babak belur seketika.
"Marvin Su, sekarang harus bagaimana?" Olga Wang tiba-tiba bertanya.
Marvin Su melirik sekilas Fenny Liu yang berbaring di kursi mobil, mengerutkan kening dan berkata: "Harus mengantar Kakak Iparku kembali dahulu, kalian berdua kembali ke sekolah dulu saja."
Selesai bicara, Marvin Su langsung membungkuk untuk mengendong Fenny Liu, ketika hendak pergi, Michael Wang berjalan keluar dari apartemen dengan seorang pria, hasilnya dia tidak menemukan orang setelah cukup lama menunggu, ketika dia tidak sabar lagi, melihat ke jendela dan menyadari orang-orangnya telah dipukuli.
"Nak, siapa kamu?" setelah Michael Wang keluar, dia bertanya kepada Marvin Su dengan tatapan tidak bersahabat.
Marvin Su tidak menduga jika masih ada orang di tempat Martin Su, seketika bertambah marah, dia menggertakkan gigi lalu melirik sekilas Martin Su, berkata dengan marah: "Begitu banyak pria di sini, dan kamu masih membawa Kakak Ipar ke sini, sial, apakah kamu masih seorang manusia?"
Setelah memarahi, Marvin Su menyerahkan Fenny Liu kepada Anggi Yang, berdiri di hadapan Michael Wang, dengan dingin berkata: "Apa urusanmu dengan siapa aku, tetapi jika kamu berniat melakukan sesuatu kepada Kakak Iparku, aku akan menaruhkan nyawaku!"
Begitu kata-kata Marvin Su keluar, Olga Wang dan yang lain mengambil senjata dan berdiri di belakang Marvin Su.
"Haha, ternyata anak muda yang sok jagoan!" Michael Wang tersenyum lembut dan mendengus dua kali, lalu tangannya meraba ke belakang dan langsung mengeluarkan sebuah pistol.
"Sekarang aku tanya padamu, bagaimana kamu akan melawanku?" Michael Wang memegang pistol, bertanya lalu mengarahkannya ke kepala Marvin Su.
Saat ini Anggi Yang baru saja memapah Fenny Liu masuk ke dalam mobilnya, baru saja ingin memanggil Marvin Su untuk pergi bersama, lalu melihat Michael Wang mengarahkan pistol ke Marvin Su dan mulai mengancam.
Segera, Anggi Yang takut dan berteriak sangat keras dan langsung menarik perhatian Michael Wang.
"Huuuu, hari ini aku cukup beruntung, telah datang seorang wanita cantik lagi." kata Michael Wang.
Pada saat ini, pria botak di belakang Michael Wang tersenyum kecil dan berkata: "Kak, nanti biarkan saudaramu juga ikut bersenang-senang sebentar, persetan, kedua anak ini benar-benar menawan!"
"Tentu saja." Michael Wang tertawa, kemudian menunggu Martin Su dan dua lainnya bangkit berdiri, pistolnya digoyang dan berkata: "Ikat mereka, kita bicara di dalam ruangan saja."
Meskipun apartemen ini sangat tua, dan rata-rata ditempati oleh orang lanjut usia, biasanya tidak ada orang di sekitar lingkungan ini, ditambah lagi sekarang adalah malam hari, sehingga tidak ada orang yang melihat perkelahian yang terjadi tadi.
Bahkan jika ada orang yang melihat, menurut sifat orang tua yang takut terjerat masalah, untuk sementara waktu juga tidak akan berani melapor polisi.
"Kak … Kak Michael, bukankah katanya … hanya ada kamu seorang saja?" saat ini, Martin Su merasa hal yang tidak baik.
"Aku sendirian?" setelah Michael Wang mendengar perkataan itu langsung tertawa keras, berkata: "Aku Michael Wang sangat setia, mana mungkin makan sendiri dan tidak berbagi dengan saudara lain, huuu …. Tenang saja, juga ada bagianmu, sampai waktunya mereka berdua akan seperti Nina Zhang, menjadi bidakku, Haha."
Sambil berbicara, Michael Wang mengamati Anggi Yang beberapa kali dan berkata dengan sukacita: "Dibandingkan wanita pingsan, aku lebih senang dengan wanita yang bisa bereaksi."
"Kamu berbohong!" Martin Su berteriak.
"Jangan banyak omong kosong, orang pun sudah dibohongi datang, jika kamu tidak patuh, percaya atau tidak aku akan membuatmu cacat sekarang?" Michael Wang meraung.
Ketika Marvin Su melihat lubang hitam di mulut pistol, dia pun langsung gugup, tidak akan mungkin tidak takut, bahkan sekarang orang-orang Martin Su pun takut sampai tidak berani bergerak, mereka mulai merasa putus asa ketika melihat pistol hitam itu.
Anggi Yang juga sangat menyesal karena tidak melapor polisi sejak tadi, sekarang tidak hanya tidak bisa menyelamatkan Fenny Liu, bahkan dirinya dan Marvin Su serta yang lain juga ikut terjerat masuk.
Marvin Su menghela nafas panjang dan berkata: "Saudara-saudara, aku minta maaf …."
"Jangan, jangan bodoh." Olga Wang menelan ludah sekuat mungkin, dan dengan setenang mungkin berkata: "Masalah ini bukan salahmu … namun, Kakak Iparmu dan Kak Anggi sepertinya dalam masalah …."
Olga Wang dan yang lain meskipun takut, tetapi tidak berpikir Michael Wang benar-benar akan membunuh orang, bagaimanapun itu merupakan sebuah nyawa, bukan permainan.
Tentu saja, alasan Michael Wang tidak menembak adalah mereka harus baik dan patuh, jika tidak dia akan tetap menembak, bahkan jika tidak ingin nyawa mereka, dia juga bisa mematahkan sebuah lengan atau sebuah kaki.
Ketiga lelaki dewasa itu terus berpikir, selain mengkhawatirkan keselamatan diri sendiri, mereka lebih mengkhawatirkan Anggi Yang dan Fenny Liu.
Tiba-tiba, Marvin berkata dengan keras: "Kamu jangan sentuh mereka berdua, dan kami akan menganggap masalah ini tidak pernah terjadi … Kak Anggi kami merupakan adik dari Ketua Wang Pos Polisi Jiangcheng!"
"Benarkah?" Michael Wang mendengar kata-kata Marvin Su lalu menoleh melihatnya, berjalan beberapa langkah dan berkata dengan sangat suram: "Bocah, kamu cukup melawan?"
"Persetan menakutiku?" Michael Wang berteriak keras, langsung memukul kepala Marvin Su dengan ujung pistol dengan keras, lalu meraung: "Brengsek, jika kamu berani bicara omong kosong lagi, aku akan membuat satu tanganmu cacat."
Ujung pistol sangat berat dan langsung membuat Marvin Su dipukul sampai berjongkok, kepalanya sangat sakit dan sedikit pusing.
Kepalanya terasa panas, ketika Marvin Su merabanya, ternyata dahinya berdarah, dia menggertakkan gigi menahan rasa sakit, bangkit berdiri dan berkata: "Kamu berani menembak? Ini adalah apartemen, aku tidak berani bilang jika sekarang tidak ada orang yang melapor polisi, tetapi ketika kamu menembak, tentu akan ada yang melapor polisi?"
Pada saat ini, Marvin Su sedikit menggila, dia tahu Fenny Liu masih belum keluar dari bayang-bayang masalahnya kemarin, jika kali ini disiksa lagi, seumur hidupnya akan hancur …."
Dan Anggi Yang, wanita yang pertama kali dimilikinya, meskipun mereka berdua belum memiliki hubungan apa-apa, tetapi di dalam hati Marvin Su, Anggi Yang tidak boleh dihina.
"Jika kamu seorang pria, mari bertarung saja."
Marvin Su berpikir dalam benaknya, menyeka darah di sudut matanya dengan tangan, berkata dengan menatap dingin Michael Wang.
Novel Terkait
My Charming Wife
Diana AndrikaUntouchable Love
Devil BuddyWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiDoctor Stranger
Kevin WongLove at First Sight
Laura VanessaCEO Daddy
TantoPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)