Pejuang Hati - Bab 57 Memahami
Melihat Siva Zhao seperti menolak rasa malu, Marvin Su tahu, kalau ia terus bersikeras, Siva Zhao tidak akan bisa meninggalkannya.
Dia memeluk Siva Zhao dengan lembut, menyuruhnya duduk di pangkuannya, kemudian tangannya bergerak dari atas ke bawah, ke bagian terlembut dari Siva Zhao.
Akan tetapi karena baru pertama kali seperti ini, Marvin Su memberikan ruang kepada Siva Zhao, dia tidak memaksakan tangannya masuk ke bagian celana dalam, tapi menekan di bagian luar celana dalam yang berkain tipis.
Namun, situasi seperti ini bagi Siva Zhao sangatlah menarik, tubuhnya merasakan sedikit gemetar, kemudian langsung memeluk Marvin Su.
Marvin Su merasa sedikit gembira, lalu mengigit telinganya, setelah itu disamping telinganya berbisik mengucapkan kata-kata humoris.
Dari awal Siva Zhao tidak berpengalaman, ditambah lagi situasi sekarang, perasaannya sekarang sangat ketakutan, menegangkan, perasaan seperti ini dalam candaan Marvin Su, membuatnya menjerit.
“Oh, uh!” teriak Siva Zhao sambil gemetar, membuka mulutnya, seperti sedang mencari sesuatu.
Marvin Su langsung menciumnya, beberapa detik kemudian, Siva Zhao membuka matanya, tatapan matanya penuh dengan kelembutan.
“Istriku, nyamankah?” tanya Marvin Su sambil tersenyum jahat.
Awalnya Siva Zhao sangat malu, hanya saja situasi seperti ini sangat indah, sama-sama dua jari, ketika ia sendiri berbuat begitu pada malam hari seara diam-diam, mengapa tidak senyaman itu?
“Kamu sangat jahat.” Siva Zhao mulai ragu dengan Marvin Su, dirinya merasa seperti mencair.
Marvin Su masih meneruskan candaanya: “Tapi kamu merasa nyaman, aku belum merasa nyaman.”
Siva Zhao kaget mendengarnya, secara tidak sadar melihat ke arah dua kaki Marvin Su. Melihatnya memakai celana olahraga tapi mulai sedikit menjulang tinggi, langsung tersipu malu.
“Apakah kamu ingin memberikan orang jahat ini sedikit kesejahteraan?” tanya Marvin Su.
Sekarang Siva Zhao mulai ada perasaan dengan Marvin Su, sudah merasa nyaman, tentu saja tidak ingin mencelakainya, jadi ragu sebentar, lalu menjawabnya: “Tempat ini sepertinya.....tidak pantas.”
Marvin Su melihat Siva Zhao setuju, langsung bertanya: “Kalau begitu kita pergi ke Hotel IKEA bagaimana?”
Siva Zhao setelah mendengarnya, mengerutkan dahinya, bertanya balik: “Kamu...kamu menganggap aku itu apa, aku tidak ingin pergi ke hotel denganmu.”
Marvin Su mendengar Siva Zhao berkata seperti itu, merasa seperti dibodohi, sebenarnya karena masalah ini, Siva Zhao tidak mungkin menolaknya, tapi akhirnya tetap saja menolak!
Berpikir, senyuman Marvin Su agak berubah.
“Su....suamiku, aku bukan bermaksud seperti itu.” Siva Zhao melihat Marvin Su tidak bahagia, bergegas bertanya: “Aku tidak bermaksud tidak ingin memberikan diriku padamu, hanya saja merasa....sangat cepat.”
Marvin Su mendengar Siva Zhao berbicara seperti itu, tiba-tiba tertawa terkekeh, balas: “Suamimu keluarnya tidak cepat, sangat tahan lama kok.”
“Jahat ya.” Siva Zhao mencubit pelan pahanya, Marvin Su merasakan kesakitan, lalu berbicara: “Kita mencari tempat sepi, aku buat kamu nyaman, bagaimana?”
“Tempat sepi?” setelah mendengarnya Siva Zhao langsung bertanya: “Ruang VIP di tempat internet?”
“Ah?” Siva Zhao setelah mendengarnya, mengerutkan dahi sambil berpikir, dengan khawatir langsung bertanya: “Kemungkinan ada CCTV kah?”
“Harusnya tidak ada....” Marvin Su dengan pasrah menjawab lagi: “Kalau tidak maka pindah ke kelas, kita juga tidak buka baju, tidak apa-apa.”
“Kalau begitu...” Siva Zhao mengerutkan dahinya, berpikir bahwa itu makan siang, kelas juga tidak ada orang, jadi langsung setuju.”
Baru saja berdua sampai di pintu kelas, dalam kelas sudah terdengar suara “Ehem ehem”, seperti suara perempuan sedang tertekan, tapi Marvin Su dan Siva Zhao sebenarnya datang untuk melakukan hal yang tidak benar, jadi tergesa-gesa waktu datang, langsung terdengar suara dari dalam.
“Hayo, langit terang sungguh ada orang sedang bermain di “pintu kelas”, Martin Su menurunkan suaranya, mengintip lewat jendela.
Melihat kearah dalam kelas ternyata adalah teman sendiri Olga Wang, hanya saja pacarnya sekarang bukan perempuan yang selalu berada di asrama, sepertinya dia sudah berubah, pada saat itu, perempuan itu dibuat Olga Wang tidak berdaya di atas meja kelas.
Setelah Marvin Su melihatnya, perasaannya sedikit murung, memikirkannya, jika Siva Zhao agak terbuka sedikit maka sangat bagus.
Tapi dalam hatinya Martin Su sudah jelas, kalau Siva Zhao mudah didapatkan, dia sendiri juga tidak mungkin tergoda, saat ini Martin Su, lebih suka perempuan yang menawan seperti Fenny Liu dan Anggi Yang.
Dan jenis-jenis perempuan yang seperti Olga Wang sedang mainkan itu, menurut Martin Su, seorang gadis kalau lebih malu-malu kucing sedikit, yang seperti itu pasti akan sangat menarik
Melihat situasi peperangan sudah dimulai, Marvin Su bersiap meninggalkan tempat, tiba-tiba kepala kecil Siva Zhao datang melihat juga, terlebih lagi sangat penasaran dengan Olga Wang dan perempuan itu saat sedang melakukannya.
Kondisi seperti ini, Marvin Su terpikir hal jahat, dia menarik tangan kecil Siva Zhao, memasukkannya ke dalam celananya.
Muka Siva Zhao langsung memerah, berkata: “Kalau ketahuan, sangat tidak bagus.”
“Pelan-pelan saja, tidak apa-apa.” Marvin Su mengeluarkan kepalanya dari jendela, kemudian menarik Siva Zhao dan menciumnya.
Siva Zhao tidak bisa menolak Marvin Su, hanya bisa di depan kelas menggunakan tangan kecilnya untuk melayaninya, akhirnya dia baru saja merasa nyaman, seketika terdengar dari dalam kelas suara Olga Wang telah selesai urusannya, keduanya sedang memakai kembali bajunya masing-masing dan bersiap meninggalkan kelas.
Siva Zhao terkaget dan langsung menarik tangannya keluar, Marvin Zhao merasa sangat kesal tapi tidak bisa berbuat apa lagi, dalam hatinya sangat marah!
Tapi mau bagaimana lagi, hanya bisa pergi bersama Siva Zhao meninggalkan tempat itu dengan perasaan kecewa, lagipula dia sudah janji kalau malam ini ia akan membuat Marvin Su sangat bergairah......
Di sisi lain, setelah Fenny Liu kembali ke kantor, ia ditahan oleh Kepala bagian Li.
Karena selama dirawat dirumah sakit, Kepala bagian Li yang menyetujui waktu cutinya, lagipula dalam urusan pekerjaan ada bagian departemen masing-masing yang menyelesaikannya, jadi sekarang Kepala bagian Li ingin mengambil kesempatan, saat waktunya pulang kerja, ia menyuruh Fenny Liu untuk lembur.
Anggi Yang melihatnya, saat ia ingin membantu Fenny Liu, tapi akhirnya diancam oleh Kepala bagian Li untuk tidak mencampuri pekerjaan Fenny Liu, menyuruhnya harus langsung pergi.
Mengikuti amarahnya, Anggi Yang hampir saja memukul Kepala bagian Li, pada akhirnya Fenny Liu yang membujuknya pergi.
“Lagipula ini kantor departemen aku sendiri , dia juga tidak akan berani berbuat apa-apa.” kata Fenny Liu, melanjutkan perkataannya: “Kepala bagian Li selalu berprasangka buruk terhadapmu, pulanglah dulu, kalau benar tidak bisa aku kan telepon kamu untuk minta pertolongan.”
Anggi Yang menggerutu, sebenarnya dulu, Kepala bagian Li melihat Anggi Yang sangat seksi, lalu sering menggodanya, tapi kemudian tahu bahwa pacar Anggi Yang adalah seorang pelatih fitness, lalu pacarnya menemukan bahwa Anggi Yang digoda oleh kepala bagian Li, dan sangat marah terhadapnya.
Lalu kepala bagian Li mulai melampiaskannya ke Fenny Liu.
Dia tahu, Fenny Liu dipaksa oleh dua pria bersamaan, dan karena ini dia bercerai, memikirkan saat kesepian, mencari hiburan.
Melihat Anggi Yang memakai high heels berjalan pergi, Kepala bagian Li sambil memegang botol minumnya menuju ke arah Fenny Liu, minum seteguk air teh, sambil berkata: “Fenny, sebenarnya urusan kamu, paling tidak aku mengerti sedikit!”
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaCantik Terlihat Jelek
SherinMy Secret Love
Fang FangIstri Pengkhianat
SubardiMenantu Hebat
Alwi GoDoctor Stranger
Kevin WongMenaklukkan Suami CEO
Red MapleSomeday Unexpected Love
AlexanderPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)