Pejuang Hati - Bab 95 Farah Liu

Kedua orang itu saling menatap, saat tidak ada emosi yang bisa diutarakan, bel pintu berbunyi.

Marvin Su tahu kalau Anggi Yang masih merasa lelah sehingga dia langsung bergegas membuka pintu.

Begitu membuka pintu, Marvin Su langsung melihat Fenny Liu, tapi dia tidak melihat wajahnya dengan jelas.

Pintu utama Anggi Yang dan ruang tamu dipisahkan oleh koridor sepanjang 2 meter, dan karena berada di sudut, sehingga tidak mendapat sinar matahari, dan redup ketika lampu tidak dinyalakan.

Dan ketika membuka pintu, sinar matahari masuk menyinari koridor, sehingga Marvin Su tidak bisa melihat jelas Fenny Liu.

Setelah dia melihat Fenny Liu, hatinya merasa senang dan langsung memeluknya sambil berkata, “Hihihi, Fenny… Aku sangat merindukanmu.”

“Hah?!”

Pakk!

Dia tersentak dan reflek tangannya menampar wajah Marvin Su.

Tamparan ini seketika membuat Marvin Su kebingungan, hati dan pikirannya tahu kalau mereka menjalin hubungan, tapi kenapa tidak bisa berpelukan?

Tapi, ketika pikiran itu muncul, Marvin Su menyadari kalau ada yang tidak beres dari suara Fenny Liu, seperti dia menjadi lebih muda. Dia menyipitkan matanya, dan saat itulah di tersadar.

Dia melihat “Fenny Liu” yang menjadi lebih muda, pakaian dan make-up semua tampak lebih muda.

“Ini….”

Marvin Su terpelanga, seketika menyadari kalau wanita di depannya ini bukanlah Fenny Liu.

Tubuh wanita ini persis seperti Fenny Liu, tinggi seksi, tepi empat sampai lima tahun lebih muda. Sangat jelas, kalau wanita ini seumuran dengan Marvin Su.

Wanita ini menggunakan baju kodok berwarna biru, rambutnya dicepol dua kiri dan kanan, dan ada beberapa anak rambut di sekitar telinganya, ditambah poni yang menutupi dahinya, bisa dibilang wanita ini adalah Fenny Liu saat masih jadi primadona sekolah dulu.

“Farah, kenapa?” suara Fenny Liu dari belakang mecahkan lamunan kebingungan Marvin Su.

“Kakak, orang ini tadi memelukku.” wanita itu langsung mengeluh.

“Aku…” Marvin Su tidak bisa mengucapkan apa-apa, dia melihat Fenny Liu yang berada di belakang menarik sebuah koper, dan saat itu dia mengerti, wanita ini adalah adik Fenny Liu, Farah Liu!

Farah Liu, Marvin Su tidak pernah melihatnya, dia hanya pernah melihatnya lewat selembar foto yang berada di kamar Fenny Liu. Saat itu dia bertanya, “Kakak ipar, apa wanita ini adikmu? Sangat mirip.”

“Benar, dia Farah Liu, dia dan kamu seumuran…. dan sedang belajar di luar negeri!”

Tiba-tiba Marvin Su teringat hal itu dan langsung berkata, “Bukan, kakak ipar… Aku pikir dia, dia adalah kamu!”

“Apa, jadi kalau kakakku boleh dipeluk?” Emosi dari Farah Liu dan Fenny Liu sangatlah berbeda, dia memiliki emosi yang meledak-ledak, dan sekarang terlihat sekali bahwa ada rasa benci kepada Marvin Su.

“Tidak, tidak boleh…..” Marvin Su berkata.

Farah Liu mendengus, dan berkata, “Sudahlah, minggir!”

“Hei, ini adalah rumahku, dan kamu menyuruhku untuk minggir?!” Marvin Su berpikir dalam hati bahwa Farah Liu tidaklah mengenalnya, dan dia akan berpura-pura menjadi pemilik rumah, untuk membuat wanita ini kesal.

“Ah?” Farah Liu kaget, dan sambil mengerutkan kening berkata, “Kak, apa ini bukan rumahmu?”

Saat Fenny Liu menikah, Farah Liu berada di luar negeri dan tidak sempat pulang. Sehingga dari awal dia tidak pernah datang ke rumah Martin Su dan Fenny Liu. Dan ketika di bawah mendengar Fenny Liu berkata nomor 302 dia langsung berlari ke atas.

“Bukan, rumah ini sudah dijual… Tapi, kamu tidak usah mendengarnya, masuk saja baru bicara.” Fenny Liu tersenyum dan melanjutkan, “Ada beberapa masalah, nanti malaman sedikit akan aku jelaskan.”

Masalah perceraiannya, saat ini masih belum diberitahukan kepada keluarga, sehingga dalam pengetahuan orang tua Fenny Liu dan Farah Liu, kehidupan Fenny Liu masih dalam keadaan sempurna.

Setelah Marvin Su melihat senyum pasrah Fenny Liu, dia tidak berniat untuk mengganggu Farah Liu lagi, dan dia hanya mengulurkan tangan meraih koper yang berada di tangan Fenny Liu, lalu bergegas kembali ke ruang tamu.

Anngi Yang yang beru mendengar tamparan di wajah Marvin Su, setelah melihat kemiripan Farah Liu dan Fenny Liu mengerti apa yang sedang terjadi.

Dia melirik Marvin Su, dan senang di atas penderitaannya, berkata “Bukankah anak ini tidak baik?”

“Aihh…”

Marvin Su yang kebingungan menghela napas, bagaikan bertemu degan kesialan. Sangat sulit untuk menjalin hubungan dengan Fenny Liu, dan sekarang muncul Farah Liu, kapan mereka punya waktu untuk bermesraan.

Setelah selesai merapikan, Farah Liu langsung mengambil pakaian bersih dan pergi mandi. Walaupun kembali dengan pesawat dan naik taksi, tapi setelah bepergian semalaman, dia merasa lelah dan kotor, dan kalau tidak mandi air hangat sama saja dengan mencabut nyawanya sendiri.

Setelah bertegur sapa dengan Anggi Yang, dan menatap Marvin Su sekilas, Farah Liu barulah pergi mandi.

Setelah Farah Liu pergi, Marvin Su baru berkata, “Kakak ipar, aku sudah menghubungi Jericho Su, dia bilang tubuh jenazah kakak sepupu akan dibawa ke desa untuk dimakamkan, bukan di Jiangcheng.”

“Oke.” setelah mendengarnya, Fenny Liu kembali bertanya, “Apa dia sudah bilang butuh uang berapa?”

“Tidak, dia cukup rakus, dan yang penting kamu jangan langsung membuat perjanjian dengannya, biarkan aku menjadi penengah, sehingga dia tidak bisa memerasmu nanti.” jawab Marvin Su dengan mata penuh amarah saat mengingat apa yang dilakukan Jericho Su kepada Rina Chen.

Fenny Liu tidak merasa apa-apa, dan berkata, “Uang bukanlah masalah, Rina Chen juga tidak bisa dipercaya dan tidak bisa diandalkan, maka lebih banyak sekalipun adalah hal yang wajar.”

“Bukan…” Marvin Su mengerutkan alisnya, dan berkata, “Uang, pada akhirnya akan jatuh ke tangan Jericho Su.”

“Aku tahu.” Fenny Liu mengela nafas.

Anggi Yang memandangi kedua orang yang sedang mengobrol ini, hatinya merasa bosan. Kalau saja dia yang berbicara, maka sepeserpun tidak akan diberikan kepada Jericho Su dan Rina Chen, karena dua orang ini mencari masalah sendiri!

Tapi bagaimanapun ini adalah masalah orang lain, Anggi Yang tidak bisa mencampurinya. Dan karena sepasang kakinya belum pulih, dia hanya bisa duduk di samping mendengarkan obrolan mereka untuk menghabiskan waktu.

“Kalau begitu malaman sedikit baru kita bicarakan. Untuk awal kita berikan dulu 10 ribu RMB (sekitar 20juta rupiah) , setelah selesai mengubur Martin Su baru kita bicarakan lagi. Kalau jenazahnya sudah selesai, maka tidak akan ada masalah lain lagi.” ucap Fenny Liu dengan sedih.

Bagaimanapun juga, mereka adalah sepasang suami istri dalam beberapa tahun dan di saat terakhir, Martin Su kembali berbuat hal baik, Fenny Liu ingin menguburkan jenazah Martin Su lebih cepat.

Harga rumah di Jiangcheng sangat melonjak, dan perantara sudah memasangnya, tapi karena munculnya Jericho Su dan Rina Chen, Fenny Liu tidak berhasil menjual rumahnya.

Sudah setengah bulan terlewat, dan harga rumah itu sudah naik lebih 40 ribu RMB (setara 80juta rupiah) …..

Menurut Anggi Yang, rumah ini dalam setengah tahun masih bisa naik lagi, dan menjual lebih dari berpuluh ribu RMB sekalipun bukanlah masalah. Tapi Fenny Liu takut terjadi perubahan mendadak pada paruh akhir tahun, dan dia langsung menelepon perantara.

Telepon itu terhubung, dan perantara yang sedang sibuk mengais rejeki itu mengangkat, “Halo, Nyonya Liu, aku sudah menunggumu. Apa sudah dipertimbangkan? Hari ini ada seorang pelanggan yang tertarik, harganya lebih tinggi 50 ribu RMB (setara 100juta rupiah) dari dua minggu yang lalu.”

“960 ribu RMB?” tanya Fenny Liu.

Awalnya, rumah itu dipasang dengan harga 900 ribu RMB, tapi karena belakangan ini Fenny Liu tidak memiliki waktu senggang, perantara itu juga tidak bisa menjualnya. Dan ketika ada pelanggan yang tertarik pada rumah itu, hatinya merasa cemas. Tapi setiap menghubungi Fenny Liu, dia selalu sedang perjalanan bisnis, dan harus menunggu sampai dia kembali lagi baru bisa meneleponnya kembali.

“Bukan apa-apa, 960 ribu RMB, dan sudah tidak bisa lebih tinggi lagi, karena mereka akan segera menikah. ” kata perantara.

Setelah mendengar ini, Fenny Liu tidak ragu-ragu dan berkata, “Baiklah, kalau mereka dalam dua hari ini punya waktu, maka kamu siapkan saja kontraknya dan kita akan tanda tangan kontrak….”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu