Pejuang Hati - Bab 96 Ketidakadilan
Setelah menyelesaikan masalah rumah, hati Fenny Liu merasa lega.
960 ribu RMB, 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah) untuk pemakanan Martin Su, dan kalaupun 360 ribu RMB diberikan untuk Rina Chen, maka dirinya sendiri masih memiliki 50 ribu RMB lebih!
Ditambah lagi dengan uang hasil menjual mobil, uang depositnya, sekarang aset Fenny Liu mulai bertambah, bisa dibilang mampu membeli apartemen dua kamar seperti milik Anggi Yang.
Dalam hal uang, Fenny Liu, meskipun dia sangat murah hati, tapi dia bukanlah wanita yang bisa dimanfaatkan, dia hanya murah hati kepada Martin Su dan Rina Chen, kalau Jericho Su…. Lupakan saja!
Setelah mengetahui harga rumah, Fenny Liu mulai menghitung uang di rekeningnya dalam hati.
Dan di sisi lain, Marvin Su juga sedang memikirkan masalah uang, dia tidak ingin Fenny Liu berakhir dengan penderitaan, tapi untuk sekarang dia tidak memiliki cara apapun. Singkatnya, 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah) itu adalah hal yang pasti akan dibayarkan.
Setelah mengobrol beberapa saat, Farah Liu sudah selesai mandi.
Dia menggunakan piyama lucu pikachu, berbahan katun murni, dan dengan rambutnya basah keluar dari kamar mandi.
“Kakak, Kak Anggi.” Farah Liu berkata dengan mulut yang berbentuk kerucut, “Aku… sudah ngantuk, kamar yang mana untukku?”
“Di sebelah kananmu itu juga boleh.” sebagai pemilik rumah, Anggi Yang berkata, “Sudah dibereskan….”
“Baiklah Kak Anggi.” Farah Liu tersenyum, lalu bersiap kembali ke kamar mandi untuk mengeringkan rambutnya.
Tapi begitu mengatakannya, Farah Liu menyadari tatapan Marvin Su, lelaki itu sedang menilai dirinya, dan pandangannya itu tertuju….. di dadanya?
Melihat arah tatapan Marvin Su, Farah Liu menundukan kepalanya, dia hanya bisa melihat dua buah tonjolan seperti buah cherry yang mengembung di atas.
Sebagai orang yang seumuran, Farah Liu lebih tinggi dari pada Siva Zhao. Bentuk tubuhnya mirip dengan bentuk tubuh Fenny Liu, dadanya penuh dan bulat, bahkan saat ini tanpa bra sekalipun, dari pakaiannya terlihat puncak gunung yang menonjol runcing.
“Glek.” Marvin Su yang melihat keimutan Farah Liu, tubuh seksinya, tidak bisa menahan untuk menelan ludahnya sendiri.
“Ahhhhhh!” Farah Liu dari awal sudah bingung kenapa dirinya keluar di depan lelaki ini tanpa menggunakan pakaian dalam. Meskipun tidak terbuka, tapi kemunculan dua puncak gunung itu sudah cukup memalukan bukan?
Masih juga, kenapa dia harus berterus terang melihatnya seperti itu, sial, apa maksudnya menelan ludah?
Apa sudah ada rasa nafsu?
Memikirkan sampai sini saja Farah Liu merasa dirinya mulai hancur, dia bergegas ke arah sofa dan mengambil bantal dan memeluknya, sambil berkata kepada Marvin Su, “Dasar bajingan, akan kubunuh kamu!”
Setelah itu, Farah Liu langsung bergegas kembali ke kamarnya.
“…..” Marvin Su tercengang, dia tidak tahu bagian mana yang dia lakukan sampai memprovokasi wanita itu.
Seperti yang terlihat, Marvin Su hanya melihat dua buah cherry yang menonjol, setelah itu saat dia hendak memalingkan pandangannya, siapa yang tahu kalau Farah Liu meihatnya.
Melihat ya sudahlah, Marvin Su juga tidak tinggal diam, dia memalingkan pandangannya, lalu melihat gelas berisi air di atas meja.
Seketika dia merasa haus, dan ketika dia ingin mengambil air, Farah Liu sudah berjalan dengan kesal.
Dan Anggi Yang dan Fenny Liu juga memandang dirinya dengan pandangan jijik, Marvin Su yang melihatnya seketika mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dan dengan terpaksa berkata, “Kakak ipar, Kak Anggi, aku itu benar-benar haus, kalian sudah salah paham!”
“Ohya?” Anggi Yang menatap Marvin Su dengan tidak pecaya berkata.
Bukan hanya Anggi Yang, Fenny Liu juga melirik Marvin Su, matanya seperti menyalahkan, mungkin karena dia merasa bahwa Marvin Su mengalami guncangan di hatinya.
Marvin Su merasa kesal, dari awal, seorang lelaki bertemu seorang wanita yang cantik pasti tidak bisa menahan diri mereka untuk melihatnya, bukan masalah mesum atau tidak, karena itu benar-benar tidak beretika!
Apa? Tidak percaya?
Baiklah kalau begitu, kalau diibaratkan sebuah mobil sport keren yang melintas di depan, sangat diyakinkan kalau lelaki akan melihatnya, dan tahu bahwa mobil itu akan melaju melewatinya!
Sehingga, Marvin Su merasa dirinya tidak ingin menggerakan otaknya, tapi Anggi Yang dan Fenny Liu sudah salah paham. Kalau itu adalah wanita lain, maka tidak apa-apa, tapi ini adalah adik dari Fenny Liu, maka ini membuatnya panik.
Setelah beberapa saat, Marvin Su berkata, “Itu… Kakak ipar, Kak Anggi, aku pulang dulu.”
“Aku akan mengantarmu sampai di bawah.” Fenny Liu bediri.
“Baiklah.” Marvin Su mengaggukan kepalanya.
Anggi Yang yang meihat ini, memberikan senyuman kepada Marvin Su, dari matanya terlihat maksud lain dari senyuman ini. Melihat kelakuan Marvin Su, sepertinya memang hubungan dirinya dengan Fenny Liu sudah mulai tidak bisa ditahan?
Tadi Marvin Su tidak sengaja menganggap Farah Liu sebagai Fenny Liu, pelukan itu, meskipun Farah Liu tidak memikirkan yang macam-macam, tapi Anggi Yang bisa menangkap bagian pentingnya.
Kenapa dia memeluk Farah Liu, alasannya adalah karena dia mengira kalau itu adalah Fenny Liu. Dan dari sini, bisa terlihat kalau hubungan mereka berdua………. hihihihihi!
Dalam hati Anggi Yang seperti ini, tapi dia berpura-pura tidak tahu. Lagi pula, Fenny Liu tidak membuat pertikaian apa-apa, dan Anggi Yang baru bersama dengan Marvin Su, jadi tidak akan dengan mudah melepaskannya.
Sehingga, Fenny Liu yang diam dilirik oleh Anggi Yang.
Setelah mengantar Marvin Su ke bawah, Fenny Liu baru mencubit lengan Marvin Su dengan kesal dan berkata, “Selanjutnya kamu tidak boleh ceroboh seperti ini lagi, mengerti?”
“Aku…. Aku mengaku salah.” Marvin Su berkata dengan pasrah.
“Anggi Yang sudah mulai curiga.” Fenny Liu mengerutkan alisnya, lalu berkata, “Uang ini, kamu yang pegang.”
Marvin Su memandangnya, Fenny Liu menyerahkan setumpuk uang, sekitar 2000 RMB (sekitar 4 juta rupiah), dan itu membuat Marvin Su terpelanga.
“Ambil saja, bukannya dulu kamu sempat memberikan uang sebanyak 2000 RMB kepada Martin Su, apa sekarang kamu punya uang untuk makan?” Fenny Liu melihat Marvin Su yang tidak mengulurkan tangannya, langsung dengan memaksa menaruh uang itu di tangan Marvin Su.
Marvin Su tercengang, dia baru sadar kalau Fenny Liu belakangan semakin sibuk, selalu memberikan Marvin Su uang, tapi semuanya selalu dihalangi oleh masalah lain! Tapi, Marvin Su tidak akan kelaparan, karena dia sudah lama mendapatkan uang sebesar 1000 RMB dari Anggi Yang untuk digunakan.
Meskipun Anggi Yang tidak meminta uangnya kembali dari Marvin Su, tapi dirinya akan membelikan sebuah hadiah kecil untuk dikembalikan juga tidak masalah, maka dari itu, Marvin Su menerimanya.
“Itu…. Fenny, aku akan kembali ke sekolah, sebelum jalan pulang…. bolehkah aku menciummu?” Marvin Su bertanya.
Fenny Liu tidak mengatakan apapun, hanya dengan pelan menganggukan kepalanya.
Melihat ini, Marvin Su langsung memeluk Fenny Liu, lalu melumat bibir merahnya, tidak berhenti dihisapnya, membuat Fenny Liu sendiri sampai kehabisan napas.
Dibandingkan dengan situasi perang Marvin Su dengan Anggi Yang tadi, Fenny Liu karena sudah lama tidak dibasahi oleh lelaki, dengan ciuman ini, membuat tubuhnya tanpa sadar menempel pada tubuh Marvin Su.
Merasakan pergerakan Fenny Liu, Marvin Su merasa senang, meskipun Fenny Liu tidak terbuka seperti Anggi Yang, tapi bagaimanapun seorang wanita paruh baya, kebutuhannya dalam aspek itu lebih dari kebutuhan anak remaja wanita pada umumnya.
Jadi…. Kalau tetap melanjutkan dengan kecepatan seperti ini, Fenny Liu akan bisa jatuh ke tangannya!
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinAir Mata Cinta
Bella CiaoIstri Pengkhianat
SubardiInnocent Kid
FellaMy Cute Wife
DessyInventing A Millionaire
EdisonHis Soft Side
RisePejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)