Pejuang Hati - Bab 81 Bertanya
Marvin Su berpikir dalam hati sambil mengganti baju yang bersih.
Saat itu Anggi Yang dan Fenny Liu sudah meletakkan sayuran di atas meja makan dan juga sudah menyusun mangkuk dan sumpit. Bisa makan dengan dua wanita cantik dalam waktu bersamaan, mengingatkan Marvin Su akan kedatangan pertama kali Anggi ke rumah Fenny Liu.
Hari itu, kaki Anggi tidak berhenti mengelus di antara kedua kaki Marvin Su, elusan itu pun dibalas oleh Marvin, dan pada akhirnya kakinya dia letakkan di atas paha putih Fenny Liu.
Ketiga orang itu pun terlihat seperti orang yang menyimpan sesuatu, terutama Marvin Su yang paling menikmati semua ini karena dia bisa menggoda dua wanita dalam waktu yang bersamaan.
Marvin Su pun mulai tidak jujur kembali kepada dirinya sendiri.
Sebenarnya Fenny Liu bukanlah orang yang ingin dia goda, melainkan kakinya mengusap dengan ringan stoking hitam yang dikenakan oleh Anggi Yang, dingin dan licin seperti merasakan sesuatu yang nikmat sekali.
Begitu kakinya menabrak kaki Anggi, Anggi pun melihat Marvin Su dengan mata yang membesar, matanya berkedip nakal, dan wajahnya seperti membawa senyuman nafsu.
Melihat sikapnya yang begitu menikmati, hati Marvin Su pun semakin merasa geli, lalu jempol kakinya tidak berhenti bermain di area kaki Anggi Yang……
Anggi yang merasakannya pun mulai membalasnya, Fenny Liu yang berada di sana melihat gerakan aneh dari kedua orang itu pun menaikkan alisnya, dan ketika dia akan menundukkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi, seketika itu pula kaki Mavin Su dan Anggi Yang ditarik kembali lalu meneruskan makan mereka.
Setelah itu mereka berdua tidak berani lagi mencari masalah, setelah makan malam selesai, Anggi Yang dan Fenny Liu bersama-sama kembali membersihkan seluruh perlengkapan makan, tetapi Anggi tidak memperbolehkan Fenny Liu untuk membantunya.
Melihat sosok Fenny yang keluar dari dapur, Marvin Su menaikkan alisnya dan berkata: “Kakak ipar.”
“Iya.” Fenny Liu menganggukkan kepalanya dengan ringan dan tampak ekspresi wajahnya yang tidak menyenangkan.
Melihat sikap Fenny Liu yang seakan tidak beres, membuat Marvin Su dengan tidak sabar bertanya: “Kakak ipar, kamu kenapa?”
“Marvin Su, aku ingin bertanya satu hal padamu, kamu jawablah dengan jujur.” Fenny Liu pun menatap wajah Mavin dengan tatapan serius.
“Ba… baiklah.” Marvin Su kembali menaikkan alisnya karena merasa aneh, tetapi dia pun menyetujuinya.
Fenny Liu mengintip sebentar ke arah dapur di mana Anggi sedang memcuci peralatan makan, kemudian dia pun merendahkan nada suaranya dan bertanya: “Aku ingin tanya kamu, sebenarnya apa yang terjadi di antara kamu dan Anggi?”
“Ha?” Marvin Su terdiam dan terbodoh.
“Jawablah dengan jujur kepadaku.” Fenny Liu pun semakin serius.
“Itu…… yah ada sedikit.” Marvin Su sedikit menelan ludah saat menjawabnya, dia merasa bahwa Fenny Liu bertanya seperti ini pasti karena dia melihat pergerakan aneh antara dia dengan Anggi saat makan tadi.
“Katakanlah pada kakak iparmu ini sedetail-detailnya.” Fenny Liu merasa resah dan mengigit bibir bawahnya, tetapi dia tetap memutuskan untuk memecahkan masalah ini hingga ke akarnya.
Bagaimana mungkin Marvin Su tidak tahu jika saat ini dia jawab dengan jujur, tentu saja dia tidak akan ada lagi kesempatan dengan Fenny Liu seumur hidupnya, jadi setelah dia batuk dengan ringan, dia pun berkata: “Itu…… hanya main!”
“Apa maksudnya?” Wajah Fenny Liu pun seperti adanya selapis embun beku.
“Kakak ipar, kamu jangan marah dulu.” Marvin Su menatap Fenny Liu dengan cemas berkata: “Hanya bermain…… kamu juga tahu sendiri sikap dari kak Anggi, terkadang tidak ada apa-apa, dia tiba-tiba saja suka menciumku dan suka bercanda denganku, tentu saja aku membalasnya dengan sikap kecil yang lembut……”
Setelah berkata seperti itu Marvin Su pun berlagak manja seperti seorang anak kecil yang sudah melakukan kesalahan, lalu berkata kepada Fenny Liu: “Kakak ipar, lain kali aku tidak akan macam-macam lagi, kamu jangan marah yah?”
“Hanya begitu saja?” Fenny Liu pun menghembuskan napas lega.
Melihat sikap Fenny Liu yang terlihat percaya itu, Marvin Su pun menganggukkan kepalanya dengan cepat dan berkata: “Iya, hanya begitu saja…… lalu harus bagaimana lagi? Hihihi, lagipula orang yang aku suka dari awal sampai akhir hanyalah kamu seorang……”
Setelah berkata seperti itu, tangan Marvin Su pun memegang dan mengelus paha Fenny Liu dengan ringan.
Tubuh Fenny Liu yang disentuh oleh Marvin Su, membuatnya merasakan saat dia seperti dipeluk oleh Marvin Su, seperti muncul keinginan untuk melepaskan semua masalah yang ada dan ingin bersama-sama dengan Marvin Su.
Tetapi pada saat makan malam tadi dia merasa bahwa Marvin Su dan Anggi Yang melakukan sesuatu dengan sembunyi-sembunyi, jadi pada saat tidak ada Anggi Yang, dia pun segera menanyakan apa yang terjadi sebenarnya.
Dia tidak menyangka bahwa Marvin Su bisa berkata bohong.
Tetapi bagi Marvin Su kebohongan ini adalah untuk kebaikan, jika dia memberitahu Fenny Liu bahwa dia sudah pernah bermain ranjang dengan Anggi Yang, dan juga sekarang mereka pun sedang menjaga hubungan seperti ini, tentu saja semua itu akan membuat hubungannya dengan Fenny berantakan dan tidak terselamatkan, dan juga hubungan pertemanan antara Fenny dan Anggi takutnya juga akan musnah.
Saat dia berpikir seperti itu, tiba-tiba saja Marvin Su merasakan sedikit kesedihan dan sakit hati karena dirinya tidak mempunyai status resmi dengan Fenny Liu, sedangkan hubungannya dengan Siva Zhao bisa dipublikasikan dan juga hubungannya dengan Anggi Yang pun harus sambil bersembunyi.
Manusia…… benar-benar makhluk hidup yang rumit.
Marvin Su yang berpikir demikian pun menghela napas berat secara diam-diam, dan untung saja Fenny Liu juga sedang memikirkan masalahnya sendiri, jadi dia tidak terlalu memperhatikan gerakan kecil itu.
“Kakak ipar, apakah kamu menyukaiku?” Marvin Su terdiam sejenak dan ketika dia melihat Fenny Liu yang tidak mengeluarkan suara, dia pun kembali bertanya.
Fenny Liu yang melihatnya bertanya dua kali, dia pun segera mengerti dan sadar karena jika pertanyaan ini tidak dijawab, takutnya Marvin Su akan terus-terusan bertanya, jadi dengan wajah yang memerah dan suara yang malu pun berkata: “Jika aku tidak mempunyai perasaan padamu, tidak mungkin dulunya aku memperbolehkan kamu…… menciumku dan juga menyentuh tubuhku.”
“Kakak ipar……” Marvin Su yang mendengarnya, kedua matanya pun terlihat gembira dan dengan antusias dia pun menjawab dengan terbata-bata: “Kakak ipar, kita…… kita, mau tidak…… kita membangun hubungan normal layaknya orang pacaran…… eh bukan normal…… eh bukan juga tidak normal, hanya saja mari kita membangun hubungan pasangan yang sebenarnya!”
Sebenarnya ini adalah pertama kalinya Fenny Liu bertatap muka menanggapi pertanyaan dari Marvin Su.
“Aku, aku belum pikirkan matang-matang.” Wajah Fenny Liu pun memerah.
“Apa lagi yang kamu pikirkan?” Marvin Su melanjutkan: “Sekarang…… Martin Su sudah meninggal, itu Dokter Hendri Zhang dan Michael Wang…… tidak akan muncul lagi di dalam kehidupanmu, kamu juga sudah mengundurkan diri, aku dan Martin Su juga tidak mempunyai hubungan darah sedikit pun, kita sudah sendiri-sendiri, jadi aku ingin membangun hubungan kita seperti orang berpacaran.”
Hal ini sebenarnya bukan hanya sekali dipikirkan oleh Marvin Su, hanya saja dia tidak mempunyai keberanian untuk menyatakannya kepada Fenny Liu, dan sekarang ada kesempatan yang tidak mudah ini, dia pun mengatakan semuanya.
Dan sebenarnya hal ini juga sudah pernah dipikirkan oleh Fenny Liu, dan sekarang Marvin Su sudah mengatakannya, seperti hal ini adalah hal yang harus terjadi.
“Marvin Su, sebenarnya demi apa kamu ingin bersama dengan kakak ipar?” setelah Fenny Liu merasa ragu sekian lama, dia pun bertanya.
“Tentu saja karena cinta.” Marvin Su pun menekukkan kepalanya dan menyanyikan sebuah lirik lagu: “Karena cinta, karena cinta, sebuah perasaan bukanlah karena kemurahan hati, hehehe!”
“Jika aku memilih hidup bersamamu, tetapi aku tidak ingin berhubungan badan denganmu bagaimana?” Tanya Fenny Liu.
Begitu dia bertanya, Marvin Su pun terdiam sejenak, dia mengerti bahwa tujuan dari pertanyaan Fenny Liu ini sebenarnya apakah dia sesungguhnya menyukai orangnya, atau hanya ingin berhubungan badan dengan Fenny Liu?
Seks? Atau Cinta?
“Bagaimana menurutmu?” melihat Marvin Su yang tidak menanggapinya, Fenny Liu pun terus bertanya.
Sebenarnya Fenny merasa bahwa Marvin Su mencintai dirinya, tetapi jika diingat tatapan nafsu Marvin Su yang menatap tubuhnya, membuat Fenny Liu pun merasa ragu, dan jika sekarang maka semuanya harus jelas sebenarnya apa yang membuat dirinya tertarik?
Novel Terkait
Love And War
JaneAwesome Guy
RobinAir Mata Cinta
Bella CiaoHusband Deeply Love
NaomiThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)