Pejuang Hati - Bab 76 Berbahaya
Karena takut ketahuan oleh Martin Su, Anggi Yang pun terus mengawasi dan tidak berjalan maju ke depan.
Kemudian, seorang pria memberi Martin Su sesuatu semacam kotak obat, dan menunjuk-nunjuk ke arah restoran Barat. Martin Su menggelengkan kepalanya, akhirnya ditendang oleh pria itu, terakhir tampaknya mengancam atau lainnya. Akhirnya, Martin Su pun mengiyakannya.
Melihat situasi seperti ini, Anggi Yang merasa ada yang aneh dalam hal ini, tetapi ketika melihat Martin Su berjalan menuju ke arahnya, dia buru-buru membalikkan badan dan langsung cepat masuk ke dalam mobil.
Kemudian, Anggi Yang buru-buru menelepon Fenny Liu, Alhasil teleponnya tidak bisa dijangkau untuk sementara waktu.
"Tidak ada sinyal?"
Anggi Yang pun panik, dia ingin turun dari mobil untuk mencari Fenny Liu. Tapi akhirnya, Martin Su sudah masuk ke dalam mobil, dan kedua pria itu berjaga di depan pintu, masing-masing memegang rokok, berbicara dan tertawa.
Situasi ini membuat Anggi Yang ingin bergegas keluar. Meskipun bisa menarik pergi Fenny Liu, tapi jika dua pria kuat ini mengejar atau melakukan sesuatu, itu akan buruk.
Lapor polisi?
Tampaknya tidak terlalu baik. Ketua Wang dan Fenny Liu saling kenal. Selama ini, Martin Su, Fenny Liu, dan Marvin Su beberapa orang ini sudah dianggap sebagai tamu langganan kantor polisi. Jika membuat masalah, akan membuat Fenny Liu tidak ada muka menemui orang!
Selain itu, Apakah Martin Su memiliki pikiran yang aneh, Anggi Yang tidak 100% pasti, tampaknya saat ini terlalu dini untuk lapor polisi.
Berpikir sampai sini, Anggi Yang pun melihat waktu, kemudian menelepon Marvin Su.
Beberapa waktu ini, Pikiran Marvin Su tidak baik, pastinya ketika mulai bersama Siva Zhao, setelah menerima telepon dari Anggi Yang, dia bimbang sejenak, akhirnya mengangkat telepon juga.
“Marvin Su, kamu di mana?” Anggi Yang bertanya.
"Di sekolah," jawab Marvin Su.
"Aku mengirimkan lokasi ke kamu, kamu datang ke sini ...... Jika kamu bisa, sekalian bawa dua orang rekan tim basketmu, aku khawatir Fenny Liu berada dalam masalah." Kata Anggi Yang.
“Apa?” Marvin Su langsung meningkatkan nada suaranya.
"Masih tidak begitu yakin. Singkatnya, kamu cukup bawa dua teman kelasmu yang berani dan gagah, yang bisa diandalkan," desak Anggi Yang.
Marvin Su mendengar ini, langsung meminta lokasi ke Fenny Liu, lalu mengajak Olga Wang dan siswa dari tim olahraga, kemudian menyuruh Siva Zhao kembali ke kamar tidur dulu, kemudian dia pergi naik taksi.
Meskipun Siva Zhao penasaran dengan apa yang sedang terjadi, tetapi melihat ekspresi cemas Marvin Su, dia memilih untuk menunggu, setelah Marvin Su kembali, baru bertanya apa yang sedang terjadi. ,
……
Di sisi lain, setelah Martin Su mendapat posisi duduk, dia sedikit tidak berani menatap langsung Fenny Liu.
"Bagaimana kabarmu baru-baru ini?" Setelah menahan beberapa waktu, Martin Su akhirnya mengatakan sepatah kata.
"Tidak apa-apa." Fenny Liu melihat sekitar Martin Su dan bertanya: "Apakah kamu tidak membawa apa-apa?"
Fenny Liu terutama berpikir untuk menyelesaikan urusan pengambilan rumah, jika urusan ini selesai dia bisa bebas lebih cepat, tapi melihat Martin Su datang ke sini dengan tangan kosong, dia penasaran.
"Baru saja naik mobil." Martin Su berkata: "Aku datang ke sini dengan mengendarai mobil temanku."
"Oh." Fenny Liu mengiyakan, kemudian menutup mulutnya.
Suasana menjadi aneh sementara waktu. Hati Martin Su bingung maukah memberikan Fenny Liu makan barang yang diberikan oleh Michael Wang, jadi untuk sementara waktu dia tidak bisa menemukan topik pembicaraan. Setelah melamun cukup lama, baru berkata: "Mari kita memesan sesuatu. "
"Iya." Fenny Liu tersenyum.
Martin Su diam-diam menggelap keringat di telapak tangan ke celananya. Untungnya, dia masih mengingat jelas makanan yang disukai Fenny Liu, Setelah memesan steak dengan tingkat medium, dia juga memesankan Fenny Liu makanan penutup dan sejenisnya.
“Selanjutnya ... apakah kamu punya rencana?” Martin Su memandangi Fenny Liu dan bertanya.
“Bersiap untuk keluar jalan-jalan, melihat-lihat dunia ini,” jawab Fenny Liu, Setelah berhenti sejenak, dia balik bertanya kepada Martin Su: “Bagaimana denganmu?”
“Aku?” Martin Su tiba-tiba memikirkannya dengan perasaan sedih, tetapi dia menjawab dengan serius: "Kalau aku boleh, aku ingin memulainya kembali ..."
Perkataannya sangat ambigu, dia tidak mengatakan bahwa memulai pekerjaannya dari awal, atau memulai pernikahannya kembali, Fenny Liu masih berpikir dia sedang bersemangat, jadi dia tersenyum lembut dan berkata: "Baiklah, kalau begitu kamu semangat ya."
Martin Su pun tersenyum ...
Dengan cepat, makanan pun datang, Martin Su bertanya kepada Fenny Liu apakah dia membawa mobil, Setelah mengetahui bahwa Anggi Yang telah mengantarnya kemari, dia sedikit ragu dan berkata, "Mau minum wine?"
"..." Fenny Liu sedikit ragu.
“Aku tidak akan membiarkanmu minum banyak,” kata Martin Su, melambaikan tangan memanggil pelayan, memesan sebotol anggur merah.
Kebetulan Fenny Liu ingin pergi ke kamar mandi saat ini, Martin Su berkata: "Kamu duluan, aku sedang menunggu wine datang ......"
Saat bicara, Martin Su berpura-pura seperti seorang pria terhormat dan senyum-senyum, mungkin karena dia mengunjungi kembali tempat lamanya, Fenny Liu tiba-tiba kebingungan, Setelah melirik Martin Su sejenak, dia langsung pergi ke kamar mandi.
Begitu Fenny Liu pergi, Martin Su menggerutkan alis, Setelah menunggu pelayan selesai menuang wine, dia dengan cepat melirik ke arah kamar mandi, menemukan bahwa Fenny Liu masih belum keluar, dia dengan cepat mengambil obat dari dalam kotak obat kecil, menaruh ke dalam gelas Fenny Liu.
Tindakan itu dilakukan hanya sekejap, setelah melakukan ini, hati Martin Su berdetak dengan cepat.
Dia ada sedikit penyesalan pada dirinya sendiri, tetapi dia juga terus menghibur dirinya sendiri, mengatakan bahwa selama Michael Wang melakukan sekali saja pada Fenny Liu, uang 50 ribu RMB nya tidak perlu dikembalikan lagi, kalau tidak, bunganya saja dia mana mampu membayar.
Dan juga, rumahnya......
Bagaimanapun, Fenny Liu juga pernah ditiduri orang, dan juga langsung dua pria sekaligus!
Lagipula dia dengan Marvin Su juga tidak jelas, Dia juga bilang belum pernah tidur dengan Marvin Su, tetapi siapa yang tahu apakah itu benar atau tidak?
Dan juga, dia pernah membuka kamar dengan orang bermarga Li itu ...
Martin Su terus melumpuhkan dirinya sendiri, sisi gelap dari hatinya berangsur-angsur meningkat, menunggu Fenny Liu duduk di hadapannya, dia langsung kembali seperti keadaan normal.
Anggi Yang masih menunggu Marvin Su, dan terus-menerus mencoba menelepon Fenny Liu, mengirimkan pesan, tetapi sayangnya ponselnya dalam keadaan mati..
Fenny Liu juga tidak menyadari bahwa ponselnya tidak ada baterai, awalnya masih ada 2%. Terakhir, telepon Anggi Yang pun tersambung, ponselnya bergetar, tapi ponselnya langsung otomatis mati.
Alasan utama adalah karena pertemuan dengan Martin Su sangat tiba-tiba, sampai-sampai Fenny Liu tidak memperhatikan ponselnya.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeMy Enchanting Guy
Bryan WuHis Soft Side
RiseTakdir Raja Perang
Brama aditioMy Greget Husband
Dio ZhengMy Charming Lady Boss
AndikaMore Than Words
HannyAsisten Bos Cantik
Boris DreyPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)