Pejuang Hati - Bab 110 Kembali ke Sekolah
Marvin Su pasti tahu apa yang dia sentuh, dia tidak bisa menahan senyumannya.
Tapi wajah Fenny Liu sangat memerah, meskipun waktunya sudah agak terlambat tapi menggunakan tangan membantu memuaskan Fenny Liu masih sempat
Ditambah lagi Fenny Liu sudah sangat emosional, Marvin Su tidak lagi ragu-ragu.
Dengan erat memeluk Fenny Liu di lengannya, Marvin Su menggunakan tangan dan kakinya bersama-sama, dengan segera Fenny Liu bergetar di lengan Marvin Su.
Awalnya, hari ini Fenny Liu yang takut bahwa Marvin Su memendam terlalu lama akan berdampak pada kesehatannya, tapi kali ini malah membuat Marvin Su memuaskan Fenny Liu kembali.
Maka dari itu wajah Fenny Liu tidak bisa menahan malu dan memerah, berkata kepada Marvin Su: "Tunggu lain kali..."
"Ya."
Marvin Su mengira-ngira mungkin Siva Zhao sudah keluar gedung, Pada saat ini, dia harus naik taksi dari sekolah memakan waktu kurang lebih sepuluh menit. Setelah mendapat jawaban, dia memeluk Fenny Liu ke tempat tidur, menutupinya dengan selimut, mencium lembut dahinya, ini yang membuat Fenny Liu tidak rela.
Setelah dengan pelan menutup pintu, Fenny Liu menatap punggung Marvin Su, lalu tersenyum lembut.
Sebenarnya, Fenny Liu masih sangat puas dengan perlakuan Marvin Su, hanya ada sedikit ketidaksabaran di hatinya.
Dari panggilan telepon tadi, Marvin Su sedikit seperti bajingan. Dia tidak seperti Martin Su yang sangat serius... Marvin Su bisa tidak menyesal karena bersamanya, tetapi dia juga bisa bertindak nakal, dan berbohong kepadanya.
Memikirkan hal itu, Fenny Liu cemberut, berpikir, jika Marvin Su berbohong padanya suatu hari, apa yang harus dia lakukan?
Gagasan ini sangat aneh, Sekarang Fenny Liu dapat menanggung Marvin Su untuk menemui Siva Zhao, tetapi dia khawatir Marvin Su akan membohonginya.
Memikirkan hal ini, Fenny Liu hanya bisa tersenyum pahit, lalu memeluk selimut itu dengan erat, mengingat kembali perasaan yang nikmat tadi, butuh waktu lama baru dia tertidur.
Ketika Marvin Su kembali ke sekolah, Siva Zhao sudah di depan gerbang sekolah.
Melihat mata Siva Zhao bengkak dan merah, Marvin Su langsung merasa bersalah dan menyalahkan dirinya. Dia berjalan ke arahnya dan memeluk Siva Zhao dalam pelukannya dan berkata dengan lembut: "Gadis kecil, apa yang kamu tangisi, tidakkah kamu percaya padaku?"
"Bukan ..." Siva Zhao menggelengkan kepalanya dengan lembut dan berbisik, "Karena Santi Wang melihatnya, aku jadi takut."
“Tidak apa-apa.” Marvin Su sekarang sedikit terkejut ketika dia mengingatnya. Tapi jika Siva Zhao dengan ceroboh tidak meneleponnya, dan memilih untuk pergi ke hotel menangkapnya, situasinya akan lebih memalukan .
Bagaimanapun, Marvin Su juga tidak jelas apakah Santi Wang memberi tahu Siva Zhao, lagipula, mereka juga pergi ke hotel untuk bersenang-senang.
Jadi setelah kembali, Marvin Su hanya tertekan sebentar, dan kemudian fokus pada bagaimana menghabiskan malam ini. Tetapi panggilan dari Siva Zhao membuat Marvin Su kembali.
Meskipun ada beberapa kekecewaan, Marvin Su juga sangat senang.
“Sayang, apakah kamu kembali ke asrama?” Marvin Su bertanya pada Siva Zhao dengan lembut.
"Aku tidak ingin kembali, masih ada satu jam pintu asrama baru dikunci, mari kita berjalan di sekitar kampus," kata Siva Zhao lembut.
Marvin Su juga belum ngantuk, jadi dia berjalan Siva Zhao di sekitar sekolah. Ketika dia berada di sebuah taman kecil, Marvin Su menarik Siva Zhao dan duduk di atas batu besar, kemudian memeluk Siva Zhao di pelukannya. Di sini, dengan lembut berkata: "Sayang, jika kamu masih tidak senang, mari berciuman. Di dalam buku tertulis bahwa ciuman bisa membuat orang bahagia dan panjang umur!”
"..." Siva Zhao tersipu malu dan tidak berbicara. Dia memang bersikap pasif dalam hal ini.
Marvin Su melihat wajah Siva Zhao memerah, jadi dia berhenti bertanya dan langsung memegang tubuh langsingnya, sedikit membuka bibirnya, dan menggigit bibir merah Siva Zhao.
Mengetahui bahwa Siva Zhao tidak bahagia, Marvin Su menciumnya dengan sangat serius dan sangat lembut. Setelah beberapa saat, dia membawa Siva Zhao ke dalam situasi. Dia memeluk pinggang kecil Siva Zhao dengan suara rendah berkata: "Sayang, apakah kamu masih sedih?"
"Tidak sedih lagi, hanya merasa sedikit bimbang dan belum tenang." kata Siva Zhao.
“Tenang?” Marvin Su mengerjap dan tersenyum jahat: “Ayo pergi ke hotel juga. Kamu bisa melihat Santi Wang dan Daniel Wang saat bosan lalu pergi ke hotel membuka kamar. Aku baru saja bertemu mereka dan aku merasa sangat iri.”
"Tidak mau, terakhir kali ... siapa suruh kamu menyesal," Siva Zhao memerah.
Marvin Su juga tahu bahwa Siva Zhao tidak akan mengikutinya ke hotel sekarang, tetapi ketika dia bersama Fenny Liu tadi, dia sudah mulai merasa terangsang, dan baru saja berciuman dengan Siva Zhao, dia sudah mulai tidak tahan.
Siva Zhao menolak di mulutnya, tetapi duduk di tubuh Marvin Su, merasakan benda keras di bawah celana panjang di antara kedua kakinya, dia merasakannya dengan jelas.
“Suamiku, apakah kita akan bersama selamanya?” Tiba-tiba, Siva Zhao bertanya.
Melihat tatapan penuh harap Siva Zhao, Marvin Su tidak tega untuk berbohong kepada wanita yang begitu polos, tetapi juga tidak tega untuk menyakitinya. Setelah berpikir selama beberapa detik, dia mengangguk serius: "Ya."
“Yah, aku percaya padamu.” Siva Zhao menatap Marvin Su dan sedikit memejamkan matanya yang indah.
Kemudian, Siva Zhao membuka tangannya dan mengaitkan ke leher Marvin Su. Dia mengambil inisiatif untuk duduk ke atas kaki Marvin Su dan mencium mulut Marvin Su.
Setelah menggoda, Siva Zhao perlahan membuka mata besar, lalu dia terlalu malu untuk menatap Marvin Su dan berbisik, "Sayang, biarkan aku memuaskanmu dengan tangan dan mulut kecilku ..."
Mendengarkan Siva Zhao inisiatif mengatakannya, hati Marvin Su tidak usah di bilang betapa indahnya, ditambah lagi posisinya di taman kecil di dalam sekolah, sangat menegangkan.
Mungkin ada kenangan tersendiri di ruang kelas dan di Gunung Dagu, jadi keberanian Siva Zhao juga menjadi lebih besar. Dia melihat bahwa Marvin Su menahan dengan tidak nyaman, ditambah janji Marvin Su barusan, tidak tega melihat benda itu tidak diselesaikan, baru dia berinisiatif untuk membantu Marvin Su.
Melihat Marvin Su mengangguk dengan panik, Siva Zhao dengan lembut membuka resleting Marvin Su dengan tangan kecilnya.
Kemudian, Siva Zhao perlahan berjongkok, membelai penis Marvin Su dengan tangannya yang kecil, lalu menutup matanya dan mulai membuka mulutnya ...
Stimulasi yang hangat dan panas ini membuat Marvin Su tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan suara. Bagaimanapun, saat tadi dia mencium Fenny Liu dia sudah mulai tidak tahan, saat ini dapat merasakan kenyamanan ini, tingkat kenyamanannya jauh lebih menegangkan dari biasanya.
Membelai kepala kecil Siva Zhao dengan lembut, Marvin Su melihat sekeliling, takut seseorang akan datang.
Tetapi sekarang sangat sedikit orang yang lewat, karena sudah sangat malam, bahkan lampu di lingkungan sekolah sudah dimatikan, pasangan rata-rata akan pergi ke hotel bersama-sama, atau kembali ke asrama, dan laki-laki sudah ada di asrama dan bermain game.
Karena itu, tidak ada yang mengganggu Siva Zhao dan Marvin Su.
"Sayang..." Marvin Su merasakan upaya Siva Zhao, dan mengeluarkan suara kenikmatan.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaBeautiful Love
Stefen LeeCinta Yang Tak Biasa
WennieAsisten Bos Cantik
Boris DreyHis Second Chance
Derick HoPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)