Pejuang Hati - Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
Setelah dua kata itu diteriakan olehnya, tiba-tiba Fenny Liu menyadari, bahwa dia dan Martin Su sudah bercerai.
Martin Su yang saat ini, lebih gemuk dari pada bulan kemarin, pakaiannya juga tidak begitu kuno. Namun tubuhnya memancarkan aroma alkohol, yang membuat Fenny Liu merasa aneh.
Setelah dia melihat kepala bagian Li di pukul dan jatuh ke tanah oleh Martin Su, dan dengan cepat mengambil sweaternya yang berada di kasur, dan juga miniset yang sudah sobek, dengan menggunakan kedua tangannya untuk menutupi, agar tidak kelihatan.
“Brengsek!”
Martin Su berteriak sangat kasar, kemudian memegang wajah kepala bagian Li dan meninjunya.
Kepala bagian Li dengan hati yang sangat tercengang, bukannya sudah pernah dikatakan bahwa Fenny Liu dengan suaminya sudah bercerai, dan sudah pergi meninggalkan Kota Jiangcheng, kenapa bisa muncul disini.
Setelah terkena pukulan oleh Martin Su, dengan sekuat tenaga melakukan pertahanan, Beberapa saat setelah keduanya saling bertengkar di lantai, mereka berdua bernapas dengan terengah-engah.
“Kamu ini adalah orang berhati jahat, hari ini aku dan kamu sudah bertarung.” Meskipun Martin Su marah, tetapi sebenarnya dia orang yang lemah, setelah beberapa kali pukulan, fisik tubuhnya sudah tidak sanggup.
Kepala bagian Li masih bisa dibilang lebih baik, Dia berdiri lebih dulu, berkata: "Apakah itu Martin Su? Saya tidak tahu mengapa Anda bisa di sini, tapi sekarang Aku dan Fenny Liu sedang mau buka satu kamar hotel, kamu silakan keluar."
“Buka kamar?” Martin Su sekejap langsung marah, berkata memarahinya: “Brengsek kamu,beraninya berbuat dengan istriku, masih menyuruh aku untuk keluar?”
“Kalian sudah bercerai.” Kepala bagian Li tertawa, dan mengambil ponselnya, berkata kepada Fenny Liu: “Dia sudah bercerai, kalau sekarang aku berduaan di atas ranjang juga tidak masalah bagi kamu, tidak percaya, kamu tanya dia saja.”
Fenny Liu melihat kepala bagian Li mengambil ponsel nya keluar, sudah tahu jika keadaan sudah tidak baik.
“Sekarang, Dia telah single, kamu suruh dia keluar.“ Kepala bagian Li berkata sambil tertawa.
Setelah Martin Su mendengar kepala bagian Li berkata, juga tidak ragu lagi, juga benar, dia sendiri sudah bercerai dengan Fenny Liu, kenapa masih kemari mencampuri urusan Fenny Liu.
Dengan sedikit segan, Martin Su memandang ke arah Fenny Liu dan berkata, "Kamu pilih."
Juga tidak masalah, jika selama ini kamu dipaksa, aku bisa melawannya! Martin Su didalam hati berpikir, sambil mengepalkan tangan dengan erat-erat, dan hanya dapat melihat kukunya yang sudah masuk ke daging, sudah ada darah yang keluar.
Pada saat ini, ponsel milik Martin Su berdering, Nina Zhang yang menelepon.
Martin Su melihat sekilas, kemudian ditutupnya, lanjut melihat Fenny Liu, sambil menunggu jawabannya.
Kepala Bagian Li bagaikan penonton dalam sebuah pertunjukan, dalam hatinya tahu, Fenny Liu dan Martin Su sedang bersamaan, paling ditakuti jika Martin Su mengetahui nya, jadi dengan penuh rasa percaya diri dengan kedua tangannya memegang ponsel, dan tersenyum.
Fenny Liu di dalam hatinya merasa sangat terjerat, tetapi, dia tidak memiliki jalan keluar...
Setelah sekian lama, Fenny Liu akhirnya berkata: "Martin, terima kasih...namun, kita sudah bercerai, aku dan kepala bagian Li... malam ini, malam ini ... kami telah jatuh cinta ... kamu, kamu keluar. "
Setelah mendengar ini, Martin Su tanpak panik, dalam benak kepalanya yang sangat kebingungan, hampir saja jatuh ke lantai.
“Aku tidak percaya, aku tidak percaya, jelas-jelas tadi aku mendengar kamu berteriak minta tolong.” Ujar Martin Su.
Fenny Liu dalam kondisi tertekan hampir saja meneteskan air mata, tapi justru tidak memiliki keberanian untuk menghadapi permasalahan ini, lebih baik terus berbohong dan berkata: "Itu karena... aku, aku dan kepala bagian Li sedang bercinta... bermain peran."
“Oh, huhu !” di situasi sekarang Martin Su sedikit gila, dan dia mengepalkan tangan dan meninggalkan kamar selangkah demi selangkah.
Namun, Martin Su tidak benar-benar meninggalkan hotel, tapi pergi ke lantai atas, kekamar Nina Zhang berada.
“Sudah kembali?” Nina Zhang duduk dengan satu kaki putihnya dinaikkan, bermain dengan ponselnya, melihat Martin Su kembali, dia segera mematikan ponsel, sambil mengenakan lingerie yang cukup erotis berjalan menuju Martin Su.
Martin Su mengangguk-anggukan kepala, tidak berkata apa-apa.
Nina Zhang dengan kening yang sedikit mengerut, melihat penampilan Martin Su yang babak belur, bertanya, "Kamu berkelahi dengan seseorang?"
Martin Su tidak mengatakan sepatah kata pun, setelah dengan serius memandangi Nina Zhang selama beberapa saat, dia tiba-tiba menjadi gila dan merobek pakaian Nina Zhang!
“Aah! “ Nina Zhang mengeluarkan suara mengerang, sambil berkata: “Kamu sudah gila yah?”
“Aku memang sudah gila.” Martin Su dengan wajah yang muram, seketika merobek pakaian dalam Nina Zhang, dan kemudian pergi ke tasnya untuk mengambil dua kapsul obat, dan mengambil segelas air.
Nina Zhang diperlakukan dengan sangat kasar oleh Martin Su, meskipun dia baru saja disakiti oleh Martin Su, tapi di hatinya yang sangat haus akan perbuatan pria ini yang dapat merusaknya, sekarang dia melihat bahwa Martin Su sudah menelan dua kapsul itu seperti yang pertama kali, tidak hanya sangat mempersona berkata, "Setan, apakah Anda ingin membuat orang mati malam ini?"
“Justru mau membuat kamu mati!” Hati Martin Su masih sangat marah.
Dia membuka kamar nomor 708, tapi Fenny Liu membuka kamar nomor 608, hanya atas dan bawah saja, Martin Su dapat membayangkan bahwa Fenny Liu dan Kepala Bagian Li sedang bermain permainan erotis saat ini.
Pada saat ini, pakaian dalam Fenny Liu pasti sama dengan Nina Zhang, yang disobek oleh seorang pria, kemudian dengan kejam jatuh ke atas kasur.
Jika dipikirkan, kemarahan Martin Su makin lebih ganas, Setelah dia tidak bisa menerima keberaniannya untuk menerobosnya, tapi dia ditolak oleh Fenny Liu, belum lagi, dalam kasus itu.
Ditolak semacam udara dingin yang menghembus, seperti Martin Su yang dicap sebagai playboy... bahkan lebih memalukan daripada playboy.
Pada saat ini, dia benar-benar ingin Fenny Liu muncul di hadapan nya, kemudian dengan kekuatan obat-obatan itu, menekannya ke kasur, memberikan perlakuan kejam terhadapnya, dan melepaskan semua kebahagiaan yang tidak didapatnya dalam beberapa tahun terakhir ini.
Ini bukan cinta, tapi kebencian yang sangat dalam!
Ada beberapa pikiran mesum di hatinya, Martin Su minum tiga kali, setengahnya diminum habis olehnya, dan kemudian langsung menuju ke Nina Zhang.
Tapi Nina Zhang tidak dengan hati yang tulus memperlakukan Martin Su. Dia memberikan tatapan mata penuh curiga, melihat Martin Su dalam kondisi tidak wajar, dia masih berpura-pura lembut, berkata: “Sayang, efek obat nya masih tidak bekerja, lihat ada jejak kaki di pakaianmu, sangat kotor, cepat pergi mandi."
Meskipun Martin Su marah, dia juga tahu bahwa efek obat akan memakan waktu sekitar sepuluh menit baru ada efek, pada saat ini bendanya sudah sangat berdiri keras, ini hanya masalah waktu saja!
Dengan alis yang naik, Martin Su dengan bantuan Nina Zhang, untuk melepas pakaiannya satu per satu, dan kemudian pergi ke kamar mandi.
Begitu Martin Su pergi, wajah Nina Zhang menunjukkan ekspresi seperti menghina, dan kemudian berkata pada dirinya sendiri: "Dasar payah, setiap kali hanya bisa minum obat saja, suatu saat nanti pasti akan mati mendadak."
Mulutnya bergumam, Nina Zhang membuka saku Martin Su, hanya ada 2000-an RMB (sekitar 4 jutaan rupiah).
"Hanya ada segini ...," Nina Zhang mendengus dan berkata: "Sepertinya, dirinya tidak bisa memberikan uang padaku, beri dia beberapa hari lagi, aku harus menemukan target selanjutnya."
Dia berkata sendiri, Martin Su tidak mendengarnya, pada saat ini pikiran Martin Su hanyalah pemandangan Fenny Liu yang telah dirusak oleh kepala bagian Li, jadi setelah mandi dua menit yang lalu, dia merasa sekujur badan panas, tak tertahankan.
Dia menarik handuk mandi dan mengelap tubuhnya, "adik kecilnya" telah berdiri tegak, membuka pintu kaca, langsung teriak dengan sekuat tenaga, dan ia langsung bergegas menuju ke tempat Nina Zhang.
“Arghhh!”
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove In Sunset
ElinaMenunggumu Kembali
NovanWahai Hati
JavAliusMeet By Chance
Lena TanWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)