Pejuang Hati - Bab 2 Ketidakpuasan
“Oke, aku akan membuka pintu.” Setelah selesai berbicara, Fenny Liu dengan cepat menutup telepon, melihat Marvin Su dan berkata dengan manja, “Cepat pergi, kakakmu sudah pulang!”
Fenny Liu mengerutkan kening, dan diam-diam menarik pakaian dalamnya, karena baru selesai mandi, pakaian yang menempel di tubuhnya agak tidak nyaman.
Melihat Marvin Su sudah selesai mengemas kotak obat, Fenny Liu mendesak dan berkata: "Cepat kembali dan tidur!"
“Iya.” Marvin Su menjawab dengan panik, dan dengan cepat meninggalkan kamar Fenny Liu.
Fenny Liu mengatur emosinya yang panik, dan kemudian membuka pintu, terlihat Martin Su tersenyum lelah padanya, baru saja membuka mulut untuk berbicara, tetapi melihat rambutnya basah, dan bertanya, "Sayang, sudah malam begini, kenapa kamu masih belum tidur? "
“Barusan mati lampu, terlalu panas jadi aku mandi sebentar.” Fenny Liu menjelaskan kepada suaminya.
“Oh.” Martin Su menganggukkan kepala, lalu menguap, bekerja lembur selama berhari-hari, membuatnya merasa sangat lelah, masuk ke kamar tidur dan bersiap untuk beristirahat.
……
Di sisi lain, Marvin Su setelah kembali ke kamarnya tidak merasa mengantuk., dia memegang celana dalam Fenny Liu di tangannya dan ingin mencium aromanya.
“Gluk……”
Marvin Su menelan ludah, ada dorongan dalam hatinya, merasa tidak punya tempat untuk melampiaskan, dan berjalan keluar tanpa beralas kaki.
Dia dengan pelan membuka pintu, dan kemudian mendengar bisikan-bisikan, kamar di seberangnya memancarkan sedikit cahaya……pintunya tidak di tutup?
Terlihat Fenny Liu menatap Martin Su dengan segala macam emosi, dan berkata dengan malu-malu, "Martin, kita belum pernah melakukan itu dalam beberapa hari ini......"
“Sudah larut, jangan sampai mengganggu Marvin tidur……” Martin Su mencari alasan.
Ketika Fenny Liu mendengarnya, kesedihan muncul di wajahnya, dan berkata, "Begitu kamu bekerja, kamu akan pergi lebih awal dan pulang malam, atau kamu tidak pulang dalam dua atau tiga hari, sekarang kamu di rumah, sama saja seperti tidak ada di rumah! "
Setelah mengatakan itu, Fenny Liu juga marah, dia membalikkan tubuhnya, berbalik memunggungi Martin Su, dan mulai cemberut.
“Kakak sepupu menolak kakak ipar, benar-benar hal yang mustahil!” Marvin Su memandang tubuh Fenny Liu yang menarik dan ingin bergegas masuk untuk segera membantu.
Martin Su tidak bisa memuaskan istrinya dalam hal itu, dia juga merasa sedih, sekarang Fenny Liu marah, dia cepat-cepat membujuk: “Sayang, tolong mengerti kondisiku, kali ini perusahaan baru saja menerima proyek besar, semua orang sangat sibuk, aku lelah sepanjang hari……”
“Oh.” Fenny Liu mengerakkan badannya, membenamkan kepalanya di bantal dan dengan marah berkata: “Kalau begitu cepat istirahat……”
Melihat ini, Martin Su tidak punya pilihan selain memeluk istrinya, memasukkan tangannya ke pakaiannya, dan mulai memeras kedua lingkaran montoknya sambil membujuk: “Sayangku, jangan marah…… Coba kamu sentuh, aku sebenarnya sudah mulai tegang……”
Fenny Liu mendengus lagi, matanya terlihat halus, tetapi dia masih berpura-pura sangat marah.
Martin Su mengelus bagian atas dada Fenny Liu, dan lama kelamaan muncul reaksi pada dirinya, meskipun dia tidak bisa bertahan lama, tapi dia juga bukan seorang biksu, biasanya karena takut melukai harga diri, dia tidak berinisiatif untuk bermesraan dengan Fenny Liu, tapi sekarang dia merasa bagian bawahnya menjadi terangsang, sehingga membuatnya mengambil inisiatif.
“Sudah dimulai!” Saat ini Marvin Su yang sedang berdiri di luar pintu, hatinya berdegup kencang, napasnya mulai terengah-engah dan mulai merasa gugup.
Dia melihat baju tidur kakak iparnya terangkat sedikit, dan di ruangan gelap, melalui cahaya bulan yang terpancar dari jendela, Marvin Su dengan jelas melihat Fenny Liu yang cantik……
Pada saat ini, tubuh Fenny Liu sudah bereaksi, saat dia berbalik badan, tiba-tiba dia sadar bahwa pintu tidak tertutup, dan ada sepasang mata gelap yang berkilauan dengan cahaya sedang mengintip.
“Marvin Su ?”
Fenny Liu panik dan membuka mulut, tetapi suaminya telah memeluk dirinya.
Marvin Su tidak menyangka akan ketahuan oleh Fenny Liu, keduanya saling memandang dan membuatnya sedikit kaget.
Tetapi untungnya, Fenny Liu tidak memiliki kesempatan untuk berbicara, Marvin Su menelan ludah lagi, melihat tubuhnya yang menarik, dia merasa tubuhnya sangat panas, dan ingin sekali menindih kakak iparnya di bawah badannya!
Fenny Liu yang ditatap oleh mata panas Marvin Su, membuat api di dalam dirinya yang padam, hidup kembali, saat ini, dia merasa lebih puas daripada sebelumnya!
Fenny Liu berbalik badan dan menaiki tubuh Martin Su, dia terus bergoyang dan berkata dengan manja, "Sayang……cintai aku!"
“Oh !” Martin Su terengah-engah dan berusaha keras untuk melayani.
Fenny Liu menjerit lagi, kehampaan yang lama dan sekarang merasakan kepuasan, tangannya mulai sembarangan meraih.
Adegan ini membuat Marvin Su melonjak, untuk pertama kalinya, ia melihat pemandangan yang menakjubkan, yang membuatnya merasa ada serangga dan semut merangkak di nadinya.
Semut-semut dan serangga ini memikat darahnya, semuanya mengalir kencang ke otak.
Tanpa sadar, Marvin Su sudah membuka resleting celananya, dan matanya menatap tajam ke tubuh Fenny Liu yang bergoyang, dua buah dadanya yang bundar loncat ke atas dan bawah.
Tanpa sadar, gerakan Marvin Su semakin besar dan besar, dia merasa ada sesuatu di tubuhnya yang akan pecah.
……
Di sisi lain, Martin Su merasa tubuh bagian bawahnya berada di tempat yang hangat dan lembut, dia tidak dapat melakukan apa-apa. Dia menggertakkan gigi dan mulai mengamuk, berharap bisa membuat Fenny Liu merasa puas dengan kecepatannya.
Bertahan lah, sedikit lagi, bertahanlah sedikit lagi……
Martin Su menggertakkan gigi dan berpikir dalam hatinya, tetapi bagian bawahnya tidak taat sama sekali, dan tidak berapa lama, dia mengeluarkannya.
“Oh.” Martin Su mengerang lagi, dan perasaan puas itu langsung mengenai otaknya.
Hasrat Fenny Liu langsung jatuh sebelum sampai puncak kepuasan, alisnya berkerut, dan tanpa sadar dia menatap pintu itu.
Marvin Su belum pergi, hasrat Fenny Liu yang jatuh sebelum mencapai puncak kepuasan, hampir tanpa sadar melihat ke arah pintu.
Dia melihat Marvin Su perlahan-lahan mengangkat celananya, memegang pakaian dalamnya, dan bangkit untuk pergi.
Fenny Liu terkejut dengan adegan ini, dia melihat sesuatu yang besar mengembang sesaat setelah Marvin Su mengangkat celananya, dan dia merasa ingin melakukan sesuatu……
Novel Terkait
More Than Words
HannyBeautiful Lady
ElsaHis Soft Side
RiseCinta Tapi Diam-Diam
RossieAwesome Guy
RobinStep by Step
LeksThe Great Guy
Vivi HuangPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)