Pejuang Hati - Bab 111 Tertangkap Basah
Marvin Su menahan kepala Siva Zhao sambil meneriakkan namanya, lalu badannya pun bergetar.
Sudah menyerah, pada saat itu, otak Marvin Su benar-benar kosong.
Sedangkan Siva Zhao tidak menyangka bahwa Marvin Su akan langsung menyemburkan spermanya, karena itu tenggorokannya pun terasa lengket. Awalnya, ia ingin memberontak, tetapi karena kepalanya ditahan dengan kuat oleh Marvin Su, ia pada akhirnya pun menyerah.
Setelah lewat beberapa saat, Marvin Su pun menghembuskan napas panjang.
Sedangkan napas Siva Zhao terengah-engah, ia sudah menelan cairan itu. Sekarang, ia sudah bebas, lalu ia pun batuk ringan.
“Istriku.“ Marvin Su pun menyadari bahwa tindakannya itu sudah keterlaluan, tetapi tadi ia benar-benar tidak tahan lagi. Ia pun memeluk Siva Zhao dan menghiburnya.
Hati Siva Zhao memang mudah luluh, hanya dihibur oleh Marvin Su sebentar saja sudah kembali normal. Sebenarnya, pada saat ia dicium Marvin Su tadi, tubuhnya juga merasakan sesuatu, hanya saja saat ini ia sungkan untuk mengungkapkannya.
Waktu sekarang menunjukkan jam malam di mana pintu asrama akan ditutup sebentar lagi. Setelah menghibur Siva Zhao, Marvin Su pun langsung mengantarkannya pulang.
Sekembalinya ke kamar, hanya ada 1 teman kamarnya di sana, sedangkan 2 orang lainnya pergi menemani pasangan mereka. Begitu teman kamarnya melihat Siva Zhao pulang, ia pun bertanya: “Siva, bukankah kamu pergi menemui Marvin Su?“
Pada saat Santi Wang menelepon, hati Siva Zhao diliputi rasa sedih, tetapi karena takut kedengaran teman kamarnya, ia pun terus-menerus di lantai bawah menelepon Marvin Su.
Sekarang, ia sudah kembali sehingga teman kamarnya pun juga kaget. Begitu teringat akan rupa Siva Zhao yang biasanya tenang, ia pun tak lagi bertanya-tanya mencari tahu, ditambah pula malam sudah sangat larut, cukup dengan saling menyapa saja, lalu pergi tidur.
Begitu berbaring di ranjang, Siva Zhao teringat adegan di mana ia berinisiatif sendiri menawarkan bantuan kepada Marvin Su. Wajahnya pun menjadi panas.
Tetapi, ia tidak tahan untuk tidak memikirkannya, sembari berimajinasi, ia membuka celana dalam, lalu meletakkan tangannya di atas perlahan dan memainkannya.
Karena takut akan membangunkan teman kamarnya, semua gerakan yang dilakukan Siva Zhao sangatlah pelan, tetapi juga karena pelan inilah muncul kenyamanan yang diinginkan......
Setelah cukup lama, Siva Zhao pun akhirnya tak tahan dan memainkan kelaminnya. Ia mengimajinasikan Marvin Su, pada akhirnya seluruh badannya lemas tak bertenaga.
……
Hari kedua, setelah Marvin Su terbangun dari tidurnya, ia langsung menelepon Fenny Liu. Setelah mengetahui bahwa Fenny Liu sudah pulang, ia pun pergi masuk sekolah dengan tenang.
Karena kejadian kemarin malam, Marvin Su untuk sesaat sangatlah menyayangi Siva Zhao. Terkadang ia juga berpikir, kalau begitu lebih baik menemani Siva Zhao selamanya saja.
Mengenai Fenny Liu, itu adalah sebuah mimpi di hatinya......
Akan tetapi, karena berpikir seperti ini, Marvin Su pun merasa bersalah terhadap Fenny Liu. Lagipula, pada awalnya Fenny Liu tidak terlalu mencintai Marvin Su. Karena sedikit demi sedikit usaha dan pengorbanan yang dilakukan Marvin Su lah yang akhirnya bisa mengisi hati Fenny Liu.
Marvin Su juga tidak tahu berapa lama hubungan ini bisa bertahan, ia hanya tahu bahwa cinta yang dipupuk seiring dengan berjalannya waktu ini benar-benar tidak terbendung!
Sekarang, waktunya untuk menemani Siva Zhao menjadi lebih lama. Marvin Su pun semakin menyadari bahwa dirinya tak mampu meninggalkan Siva Zhao. Dulu, ia benar-benar hanya tidak tega melihat Siva Zhao tersakiti, tetapi sekarang yang ia rasakan lebih banyak adalah tidak rela meninggalkannya.
Siva Zhao yang sekarang sudah lebih memahami hubungan antara pria dan wanita, ia juga setia terhadap Marvin Su. Selain itu, rupanya pun juga semakin cantik.
Saat Marvin Su sedang terbuai dalam pikiran di otaknya, Siva Zhao sudah masuk ke kelas membawa sarapan untuk Marvin Su. Di tengah-tengah pandangan banyak orang yang iri, Marvin Su yang melihat sarapan enak itu pun langsung menyantapnya.
Jam pelajaran pertama adalah pelajaran Enzy Li. Karena alasannya adalah Marvin Su, membuat Siva Zhao ada sedikit rasa penentangan dan perlawanan terhadap Enzy Li.
Melihat Siva Zhao yang selalu menentang Enzy Li, Marvin Su pun sengaja tidak pergi menemui Enzy Li, ditambah karena hubungan mereka yang merupakan guru dan murid. Maka itu, Marvin Su selalu merasa, tidak salah hanya untuk melihat-lihat Enzy Li pada waktu-waktu biasa. Mengenai imajinasinya yang menyeleweng, lebih baik disimpan saja dalam hati.
Pria mana pun begitu melihat perempuan cantik, hatinya pasti diliputi rasa antusias sesaat atau ada keinginan yang menyimpang dari yang seharusnya.
Tetapi, kalau dipikirkan di otak saja dan bisa menahan diri juga tidak masalah, tidak ada hal apa pun yang akan terjadi.
……
Beberapa hari yang akan datang, Marvin Su selalu menemani Siva Zhao di sekolah. Saat akhir pekan tiba, barulah ia diam-diam naik taksi ke rumah Anggi Yang.
Dari mulut Fenny Liu, Marvin Su mengetahui bahwa Fenny Liu sudah kembali ke rumah asalnya. Karena itu, Marvin Su merasa saat inilah baru ia pergi menemui Anggi Yang, kemungkinan besar ia dan Fenny Liu bisa diam-diam melakukan sesuatu.
Alhasil, setelah sampai di rumah Anggi Yang, Marvin Su menyadari bahwa Fenny Liu tidak ada di sana.
“Kak Anggi, apakah kakak iparku tidak ada di rumah?“ Tanya Marvin Su.
“Dia pergi melihat rumah......“ Anggi Yang yang melihat sorot mata Marvin Su yang menampakkan sedikit rasa kekecewaannya pun bertanya: “Kenapa? Kali ini datang kemari hanya untuk mencari kakak iparmu saja?“
“Tidak!“ Marvin Su menyadari bahwa dirinya tadi tampak terlalu berlebihan, lalu ia pun bergegas memeluk Anggi Yang dan berkata lembut: “Hehehe, tentu saja untuk mencarimu. Selagi kakak iparku tidak ada di sini......“
Setelah berkata demikian, Marvin Su pun ingin mencium Anggi Yang. Alhasil, baru saja dipeluk, tatapan mata Anggi Yang pun terlihat kacau dan panik, lalu ia segera melepaskan dan mendorong Marvin Su.
Marvin Su terkejut. Begitu ia menoleh ke belakang, ia melihat Fenny Liu berdiri di tangga bawah.
Saat itu, tangan Fenny Liu masih memegang buah, sepertinya ia tertegun karena adegan ini. Pada saat ia melihat Marvin Su memeluk dan mencium Anggi Yang, di otaknya pun muncul adegan di mana dirinya sedang berbaring di atas ranjang, sedangkan Marvin Su bersilat lidah mencari seribu macam alasan untuk membohongi Siva Zhao......
Ternyata, Marvin Su dan Anggi Yang terus mempertahankan hubungan tanpa status ini!
Fenny Liu berpikir dalam hati, ia seketika merasa kecewa. Tiba-tiba, ia teringat kejadian di mana pada saat itu ia menemani Anggi Yang dan Marvin Su naik kendaraan umum pergi ke mal.
Pada saat itu, Fenny Liu didesak-desak orang sampai akhirnya naik di posisi paling belakang, sedangkan Anggi Yang dan Marvin Su ada di posisi tengah kendaraan. Saat itu ada begitu banyak orang, Anggi Yang dan Marvin Su dengan santainya berciuman di tempat umum.
Tepat pada saat itu, Fenny Liu melihat dengan jelas tangan Anggi Yang dimasukkan ke dalam celana Marvin Su.
Saat itu, karena ia terlalu fokus melihatnya, Fenny Liu pun ikut diraba oleh seorang laki-laki tak dikenal.
Awalnya, Fenny Liu sudah lama melupakan kejadian ini. Namun, setelah ia melihat Marvin Su dan Anggi Yang yang berciuman saat ini, semua kejadian itu kembali muncul di otaknya.
“Praakkk!”
Kantong plastik berisi buah yang ada di tangan Fenny Liu pun seketika jatuh ke tanah. Apel, jeruk, dan buah-buahan lainnya yang berada di dalam kantong tersebut langsung menggelinding turun ke bawah.
“Fenny……”
Raut wajah Anggi Yang yang melihat Fenny Liu pun langsung berubah. Ia tahu persis bagaimana perasaan Fenny Liu terhadap Marvin Su, ia masih sempat menasihati Fenny Liu untuk segera menjalin hubungan dengan Marvin Su jika keadaannya memang memungkinkan.
Tetapi sekarang apa yang ia lakukan? Di satu sisi, ia menasihati Fenny Liu untuk mengikuti kata hatinya dan hidup bersama dengan Marvin Su, tetapi di sisi lain ia malah berhubungan tanpa status yang jelas dengan Marvin Su.
Terpikirkan sampai sini, Anggi Yang pun mendadak merasakan penyesalan yang amat dalam......
Setelah beberapa detik tercengang, Fenny Liu pun membalikkan badannya, lalu berlari turun ke bawah.
“Fenny!”
Marvin Su pun spontan panik, lalu berkata kepada Anggi Yang: “Kak Anggi, aku pergi dulu.“
“Cepat pergi kejar dia.“ Kata Anggi Yang.
Tak ada keraguan yang terlintas di pikiran Marvin Su. Ia langsung menuruni 3 anak tangga sekali dalam sekali langkah dan melesat pergi mengejar Fenny Liu......
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraUnplanned Marriage
MargeryCinta Yang Tak Biasa
WenniePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Yang Terlarang
MinnieIstri kontrakku
RasudinPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)