Pejuang Hati - Bab 61 Membuntuti
Fenny Liu tidak akan tahu bahwa sekarang dia telah mendapat masalah besar, setelah dia bermesraan dengan Marvin Su, lalu kembali nonton film dengan serius.
Kemudian, mereka berdua pergi jalan-jalan, makan, bahkan pada saat itu Marvin Su juga meletakkan tangannya pada kaki Fenny Liu yang putih dan mulus, dan setelah seharian, Kepala bagian Li mendapatkan foto bukti yang cukup banyak.
Saat tengah malam tiba, Fenny Liu sudah sangat lelah, awalnya dia berencana ingin mengantar Marvin Su pulang, tapi Marvin Su juga khawatir jika Fenny Liu akan kelelahan akibat mengemudi seharian, oleh sebab itu dia yang mengemudi dan mengantar Fenny Liu pulang ke kompleks perumahannya, dan setelah itu dia mengatakan akan naik mobil dan kembali ke sekolah.
Begitu Marvin Su pergi, kepala bagian Li siap untuk mengetuk pintu keamanan rumah Fenny Liu.
"Huh, ini adalah kesempatan sekali seumur hidup!" kepala bagian Li berpikir licik di dalam hati, seolah-olah Fenny Liu ada pada genggamannya.
Fenny Liu tidak tahu bahwa dirinya telah diikuti, setelah sampai di dalam rumah, dia melepaskan roknya lalu berganti ke piyama, lalu bersiap-siap untuk mandi.
"Ting ting ting."
Tepat di saat tangan kepala bagian Li akan mengetuk pintu, tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ternyata itu adalah telepon dari istri kepala bagian Li, membuatnya agak sakit kepala.
"Halo!" Setelah mengerutkan kening, akhirnya ia menekan tombol jawab.
"Suamiku, kapan kamu pulang? tanya istri kepala bagian Li di seberang sana.
Kepala bagian Li mendengus dan berkata: "Saat ini unit ku sedang lembur, setidaknya baru bisa pulang kira-kira subuh, kamu juga tahu bahwa aku sekarang sedang meningkatkan profesiku, mengertilah sedikit, istriku!"
"Aku tahu...... tapi, anak kita sakit." kata istri ketua bagian Li.
Setelah mendengar itu, kepala bagian Li gelisah, saat ia berusia 40-an tahun baru memiliki anak, ia sangat memanjakan anaknya, ketika mendengar istrinya berkata begitu, dengan cepat ia mengatakan: "Apa yang terjadi?"
"Demam." dengan lesu istrinya mengatakan: "Pagi tadi aku telah membawanya ke klinik kecil untuk disuntik, hasilnya sampai sekarang panasnya tidak turun, sudah hampir 39 derajat......"
"Kenapa kamu begitu ceroboh, bagaimana bisa hanya pergi ke klinik kecil!" Dengan buru-buru kepala bagian Li mengatakan: "Bukannya dari tadi telepon, erghh, aku pulang sekarang."
"Aku juga ingin meneleponmu lebih awal...... tapi takut kamu sibuk." istri kepala bagian Li merasa bersalah.
Kepala bagian Li tidak punya waktu bertelepon dengan istrinya, ia langsung berkata: "Tunggu aku sampai rumah baru kita bicarakan lagi, kamu jaga anak dulu, aku matikan telepon dulu."
Setelah mematikan telepon, dengan perasaan agak tidak rela ia menatap rumah Fenny Liu, dengan sinis mengatakan: "Kamu hanya beruntung hari ini, lihat saja nanti, aku pasti akan membuatmu merasakan kehebatanku."
Setelah itu, kepala bagian Li langsung mengemudi pulang.
Dan Fenny Liu mengambil kesempatan untuk mandi air panas, melepaskan dirinya epenuhnya, membiarkan tetesan air mengenai tubuhnya lalu kemudian memercik.
Dalam kabut panas, Fenny Liu menatap dirinya yang ada di cermin.
Pinggangnya yang tegak dan ramping, bokong yang juga berbentuk, ditambah kulit yang putih dan halus, tampak lebih halus daripada gadis yang baru saja berusia 20 tahun.
Tidak hanya itu, dia selain cantik dan lembut, tetapi juga lebih menarik daripada gadis-gadis berusia 20 tahun itu.
Fenny Liu memandang kulit halusnya sedikit demi sedikit, tiba-tiba dia mengerti mengapa Marvin Su sangat terobsesi dengan dirinya.
Perlahan-lahan ia mendapatkan tubuhnya sendiri, kemudian membayangkan bahwa Marvin Su terobsesi dengan dirinya, percikan air di tangannya secara tidak sadar sudah mengalir di antara kedua kakinya.
Air panas ditambah dengan percikan air membuat Fenny Liu nyaman dan mengerutkan kening, setiap inci kulitnya terasa begitu kencang, dan setiap sarafnya bekerja dengan sangat gembira.
"Hmm."
Fenny Liu mengerutkan kening hingga alisnya, mulutnya mengucapkan sesuatu yang tidak jelas.
Membayangkan Marvin Su bersama dengannya, Fenny Liu menjadi semakin tidak bisa melepaskan diri, dia bahkan memikirkan pria yang kasar padanya di bus, dan juga dua penjahat pabrik mebel itu!
Dia tidak tahu apa yang terjadi padanya, hanya berpikir seperti itu, membuat dirinya semakin tertahan, akhirnya, di bawah pengaruh percikan air panas, tubuh Fenny Liu bergetar hebat, kemudian kedua kakinya tiba-tiba lemas, berjongkok lalu tersentak!
......
Berbeda dengan Marvin Su, karena diterima oleh Fenny Liu, membuat ia bahagia setengah mati.
Saat kembali ke sekolah ia bertemu dengan Siva Zhao.
Setelah Siva Zhao melihat Marvin Su, dengan gembira ia berlari ke arahnya dan bertanya: "Marvin Su, apakah lenganmu sudah sembuh, kenapa tidak memberitahuku kalau kamu pulang!"
Siva Zhao dikelilingi oleh teman-teman wanita, mereka melihat Siva Zhao yang terobsesi dengan Marvin Su, langsung mengatakan: "Duh, kami sudah dibuang, kalian bermesraan lah dulu, kita tidak mau jadi obat nyamuk."
"Bukan begitu." Wajah Siva Zhou langsung memerah.
"Sama saja, lagipula kami tidak mau jadi obat nyamuk kalian." Selesai teman-teman Siva Zhou bicara, mereka tersenyum pada Marvin Su dan berkata: "Kami tidak akan mengganggu kalian lagi."
Marvin Su juga tidak banyak bicara, setelah teman-teman Siva Zhou meninggalkan mereka, Siva Zhou bertanya lagi: "Bagaimana lenganmu?"
"Benangnya sudah dilepas, sekarang menggendongmu juga sudah tidak masalah." Sambil berbicara, Marvin Su menarik tangan Siva Zhou yang kecil dan mulus lalu bertanya: "Kamu mau pergi makan?"
"Ya." Siva Zhou mengangguk.
"Yuk pergi bersama." Kali ini Marvin Su bersikap cukup baik dan tidak menggoda Siva Zhou.
Sebenarnya, Marvin Su sudah mulai agak kacau, waktu itu saat di rumah sakit, Fenny Liu pernah bertanya tentang hubungannya dengan Siva Zhou.
Lagipula bersama dengan Siva Zhou berbeda dengan bersama Anggi Yang, yang Anggi Yang mau adalah hubungan yang bergairah, biasanya bisa sembunyi-sembunyi, intinya tidak perlu dipertimbangkan oleh Marvin Su.
Tetapi itu sudah berbeda jika ia ingin bersama dengan Fenny Liu.
Fenny Liu adalah orang yang tidak bisa toleran terhadap hal kecil, jika ia memutuskan untuk bersamanya, ia harus memberikan penjelasan kepada SIva Zhou.
Meskipun Fenny Liu tidak pernah minta apa-apa kepadanya, tetapi hati Marvin Su sangat jelas, bahwa Fenny Liu tidak yakin apakah perasaannya sungguh-sungguh, atau......
Tapi melihat Siva Zhao sangat dekat dengan orang-orang, Marvin Su tidak tahu bagaimana cara mengatakan putus dengannya.
"Apa yang kamu pikirkan, tidak bicara juga?" Siva Zhou melihat Marvin Su yang terdiam, ia menunjukkan ekspresi wajahnya yang cantik dan bertanya.
"Tidak apa-apa, hanya sedikit lelah." Marvin Su tersenyum, lalu mengulurkan tangannya dan membelai kepala Siva Zhou dan mengatakan: "Istriku, kemana kita pergi makan?"
"Eh~ awalnya berencana pergi beli sushi dan buah, tapi kamu tidak suka makan, bagaimana kalau kamu yang putuskan?" kata Siva Zhou.
Marvin Su tersenyum kecil, dan mengatakan: "Siapa bilang aku tidak suka makan, jika kamu yang suap, aku pasti suka!"
"Benarkah?" Siva Zhou sangat gembira dan tersenyum lalu mengatakan: "Kalau begitu kita pergi makan sushi."
Selesai makan, malam itu sudah menjadi agak sepi, Siva Zhou menatap lengan Marvin Su, dengan agak bosan bertanya: "Marvin Su, kenapa aku merasa hari ini kamu agak berbeda?"
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaAnak Sultan Super
Tristan XuPredestined
CarlyCinta Tak Biasa
SusantiYama's Wife
ClarkHabis Cerai Nikah Lagi
GibranPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)