Pejuang Hati - Bab 10 Mabuk Kepayang
Dan tepat pada saat keduanya mulai tidak terkendali, dari luar malah terdengar suara ketukan pintu "tuk tuk tuk".
"Siapa?" Marvin Su terkejut, dengan cepat dan panik dia langsung bangun dari tubuh Fenny Liu.
Meskipun sekarang dia berani karena nafsu, tapi itu hanya terbatas pada Fenny Liu saja, jika sampai orang lain tahu bahwa dirinya menerkam kakak iparnya sendiri, bisa-bisa dia dihujat orang-orang?
Bahkan yang lebih parah lagi, mungkin juga bisa di pukul orang ramai-ramai, serta akan dihujat tidak tahu malu oleh semua orang!
"Apa kabar Tuan, saya adalah staf Dorsett Hotel, tuan yang tadi memesan kamar ini sudah mengambil kartu identitasnya, sesuai dengan peraturan, kamar ini telah termasuk checkout, jadi kami ke sini untuk membersihkan kamar." Dari luar terdengar suara perempuan yang enak didengar.
"Ternyata pelayan hotel, benar-benar mengagetkan aku saja!" Marvin Su menghela nafas lega dan berbisik pelan。
Fenny Liu juga ikut tersadar sedikit, pada saat Marvin Su bangun dari tubuhnya, perasaan nyaman dan gatal pada tubuhnya menghilang seketika.
Untuk itu, dia masih merasa sedikit takut, jika malam ini dia benar-benar berhubungan dengan Marvin Su, bagaimana dia berhadapan dengan suaminya setelah itu ............?
"Ayo cepat kita pulang." Fenny Liu dengan cepat menata rambutnya yang berantakan, pada saat yang bersamaan menurunkan rok yang tadinya terangkat.
Sesaat, terdengar lagi suara pelayan di luar pintu: "Tuan? Jika anda tidak ingin check-out, Anda dapat menunjukkan kartu identitas anda di meja depan dan melakukan pembayaran biaya kamar .............."
"Baik, sebentar lagi keluar." Jawab Marvin Su sangat tidak nyaman.
Kali ini kehilangan peluang yang bagus, kakak ipar pasti akan lebih waspada pada dirinya! Tapi kondisi sekarang ini, dia juga tidak dapat menunjukkan kartu identitasnya membuka kamar dengan Fenny Liu di sini, bagaimanapun juga jika melakukan pendaftaran dengan KTP, setiap kali akan terdata pada catatan kantor polisi.
Setelah itu, keduanya menenangkan suasana hati mereka, dan menata penampilan, kemudian mereka berdua meninggalkan hotel bersama.
"Kakak ipar ..........." Setelah berjalan keluar dari pintu hotel, Marvin Su memanggil Fenny Liu dengan sedikit canggung.
Fenny Liu mendengus ringan, lalu menunjuk kepala Marvin Su dengan tidak senang dan berkata: "Dasar kamu bajingan kecil, sudah makin kelewatan saja, jika tadi pelayan hotelnya tidak datang tepat waktu, aku pasti sudah di .............."
Kata-katanya baru selesai setengah, Fenny Liu juga merasa malu untuk melanjutkannya, memikirkan kejadian tadi, dia tidak bisa menahan wajahnya memerah dan panas.
Keduanya menunggu di pintu masuk hotel sekitar setengah menit, setelah itu ada sebuah taxi yang datang, Marvin Su menunggu Fenny Liu masuk ke dalam mobil terlebih dahulu, kemudian dia masuk dari sisi yang lain.
"Telepon kakakmu terlebih dahulu..........bilang, kita sudah tak masalah." Setelah duduk, Fenny Liu akhirnya merasa lebih nyaman, malam ini dia benar-benar minum arak terlalu banyak.
Kalau tidak, Marvin Su juga tidak akan mendapatkan keuntungan sebesar ini dari dia.
Dalam hati Marvin Su segera merasa sedih dan sepi, bagaimanapun Fenny Liu bukanlah wanita miliknya.
Dengan perasaan yang tidak enak dia menelpon Martin Su, beberapa detik kemudian, Martin Su memencet tombol jawab dan bilang: "Marvin Su, bagaimana dengan kakak iparmu?"
"Ada di sebelahku, kami naik taxi, sekarang sedang dalam perjalanan pulang." Jawab Marvin Su.
"Baguslah kalau begitu..........yang penting tidak terjadi apa-apa itu berita bagus, kalian hati-hatilah di jalanan ya, aku di sini masih rapat untuk merundingkan rencana musim berikutnya.............malam ini mungkin tidak pulang, kamu tolong jaga kakak ipar kamu, suruh dia perbanyak minum air hangat." Pesan Martin Su.
"Tenang saja kak, aku akan menjaga kakak ipar dengan baik." Marvin Su mendengar kakak sepupunya tidak pulang, tidak tahu kenapa tiba-tiba dia merasa hatinya sangat gembira lagi.
Setelah menutup telepon, dia menyembunyikan kegembiraan dalam hatinya dan berkata kepada Fenny Liu: "Kakak sepupu bilang malam ini dia tidak pulang, suruh aku menjagamu dengan baik........."
"Oh." Fenny Liu mengerutkan keningnya, lalu tiba-tiba dia merasa kepalanya sedikit sakit.
“Ada apa, kakak ipar?” Tanya Marvin Su khawatir.
"Kepalaku sedikit sakit ........masih berapa lama lagi kita baru sampai rumah?" Tanya Fenny Liu yang masih sedikit mabuk.
"Ini kita baru meninggalkan hotel tidak lama." Marvin Su juga mengerutkan keningnya, kemudian terpikir sesuatu dalam hati, langsung dia bergerak mendekat ke arah Fenny Liu: "Kakak ipar, kamu bersandar di pundakku untuk tidur sebentar saja? Nanti kalau sudah sampai aku akan membangunkan kamu!"
Fenny Liu sedikit ragu, dia mengangguk dan menjawab: "Baiklah........"
Segera, Marvin Su langsung merasakan bahwa kepala kecil Fenny Liu telah bersandar di bahunya.
Jarak yang begitu dekat, Marvin Su hanya merasa aroma wangi memenuhi hidungnya. Aroma itu adalah wangi dari tubuh Fenny Liu, wangi rambutnya, dan tercampur dengan sedikit bau alkohol, sangat bisa menyentuh saraf orang.
Mencium aroma yang mempesona ini, hati Marvin Su sudah mulai "deg deg deg" melompat dengan sembarangan.
Dia melingkarkan lengannya ke belakang tubuh Fenny Liu, kemudian dengan ringan memeluk pinggang kecilnya, agar Fenny Liu bisa lebih nyaman untuk bersandar.
"Uh." Fenny Liu merasa ada seseorang yang memeluknya, tapi sekarang kepalanya benar-benar sakit, setelah mendesah ringan, dia pun langsung tertidur lelap.
Marvin Su melihat Fenny Liu tidak menolak, hatinya sangat senang!
Orang yang mabuk sangat mudah tertidur, selain itu tidurnya juga akan sangat lelap.............Marvin Su berpikir dalam hati, jika setelah pulang ke rumah, Fenny Liu masih mabuk, apakah dia bisa memeluknya semalaman?
Dengan cepat, taksi sudah melaju masuk ke perumahan tempat tinggal Fenny Liu.
"Kakak ipar, kita sudah sampai?" Setelah Marvin Su membayar biaya taksi, dengan suara kecil dia berkata pada Fenny Liu.
Fenny Liu tertidur dengan lelap, tidak menunjukkan adanya tanda-tanda dia bangun.
"Anak muda, kakak kamu mana? Suruh dia turun untuk jemput istrinya sendiri!" Tiba-tiba, sopir taksi bertanya.
"Kakakku sedang lembur, tidak ada di rumah." Jawab Marvin Su tanpa sadar.
"Oh?" Setelah sopir mendengarnya, dia melihat keadaan Marvin Su dan Fenny Liu, tiba-tiba dengan nakal dia berkata: "Hubungan kamu dan kakak ipar kamu sangat baik?"
Mendengar ada arti mendalam dari kata sopir itu, Marvin Su mengernyitkan keningnya dan bertanya: "Kenapa, kamu makan terlalu banyak garam, tidak ada kerjaan?"
Karakter Marvin Su tidak termasuk Ekstrovert tapi juga bukan Introvert, di sekolah dia juga adalah pemain andalan tim basket, tingginya 180cm, sekali menggertak cukup menakuti orang juga.
Sopir melihat kondisi begini, dengan panik dia hanya tertawa dan bergegas pergi.
Marvin Su mendengus dan terus menopang Fenny Liu, tapi orang yang mabuk sama sekali tidak sadar, orangnya terus jatuh ke bawah, Marvin Su dengan segala cara menopangpun tidak bisa membantu Fenny Liu.
"Tadi kan masih belum semabuk ini? Jangan-jangan karena saat keluar dari hotel, terkena hembusan angin dingin jadinya semakin mabuk?"
Marvin Su berbisik pada dirinya sendiri, jadinya ia langsung menggendong Fenny Liu di tangannya, untungnya Fenny Liu biasanya mempertahankan bentuk tubuhnya, meskipun dia mabuk, tapi tubuhnya tidak termasuk berat.......
Dia menggendong Fenny Liu sampai ke dalam rumah, membuat Marvin Su berkeringat.
"Hei hei, untungnya aku yang datang, kalau kakak sepupu yang bertubuh kecil itu yang datang, mungkin tidak akan bisa menggendong kakak ipar pulang........" Marvin Su terengah-engah, dalam hati tiba-tiba menjadi sangat bersemangat.
Tiba-tiba dia merasa, bahwa dia lebih cocok dengan kakak ipar daripada kakak sepupunya. Melihat Fenny Liu yang ada di atas ranjang, Marvin Su merasa seluruh tubuhnya sangat bergairah.
Sedangkan Fenny Liu yang dilepaskan oleh Marvin Su di ranjang, dia mulai mengigau dengan suara kecil: "Marvin Su..........kamu, dasar bocah kecil kamu............aku menginginkanmu, ingin kamu memelukku terus........memelukku sampai tidur, juga mau cium.........."
Novel Terkait
Cinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaThe Winner Of Your Heart
ShintaAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanUnplanned Marriage
MargeryDewa Perang Greget
Budi MaDemanding Husband
MarshallSi Menantu Dokter
Hendy ZhangBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)