Pejuang Hati - Bab 70 Masalah Berturut-turut
Kali ini, Panggilan Fenny Liu tidak sibuk lagi, tetapi terhubung.
"Fenny Liu, apa maksudmu? Semalam aku berjanji untuk memberikan beberapa hari kepadamu, tetapi sekarang menelepon kamu bahkan tidak ingin menjawab?" kata Kepala bagian Li dengan pelan.
"Aku ingin izin satu hari, Kepala bagian Li ... aku sedang sakit perut periode menstruasi," kata Fenny Liu.
“Tidak diizinkan, memberikan kamu satu jam untuk tiba di kantorku, jika tidak, kamu tahu konsekuensinya.” kata Kepala bagian Li melanjutkan.
Fenny Liu menggigit bibir merahnya dan berkata, "Kepala bagian Li, aku sekarang benar-benar tidak nyaman, atau ... setelah kamu pulang kerja, aku akan menemuimu secara langsung menjelaskan kepadamu, bolehkan?"
“Secara langsung?” Kepala bagian Li bertanya balik.
Fenny Liu mengangguk, kemudian dia menyadari sekarang sedang menelepon. Mengangguk lawan bicaranya juga tidak bisa melihat, sehingga dia berkata, "Iya, jika ada masalah kita bertemu berbicara saja."
"Baik, aku percaya padamu sekali lagi," kata Kepala bagian Li.
Menutup telepon, Fenny Liu menghela nafas panjang, untung kali ini keluar membawa tasnya, semua kartu bank berada di dalamnya. Awalnya dia masih ragu apakah ingin mengundurkan diri dari pekerjaan ini. Sekarang setelah kejadian Martin Su, dia sama sekali tidak ingin tinggal di Kota Jiangcheng lagi.
Malam ini ketika bertemu kepala bagian Li, langsung membahas semua masalah ini, kemudian bicarakan secara rinci. Jika dia bersedia menerima uang dirinya dan mengabaikan masalah ini, itu merupakan hasil yang terbaik. Jika tidak, Fenny Liu juga tidak ingin mempermasalahkan lagi.
Paling tidak meninggalkan kota ini saja, mengenai Martin Su ... Fenny Liu masih belum memikirkan, malam ini hanya bisa berjalan selangkah demi selangkah kemudian melihat situasi. Bagaimanapun, reputasi dirinya dan Martin Su sepertinya tidak penting lagi.
Setelah mengakhiri panggilan, Fenny Liu berpikir sangat lama di dalam mobil, dan memutuskan untuk memanggil Anggi Yang. Lagipula, dia merupakan sahabat terbaiknya. Dalam menghadapi peristiwa besar seperti itu, terdapat seseorang untuk berkonsultasi lebih baik.
Setelah menekan nomor teleponnya, telepon berdering sebentar Anggi Yang langsung menjawab panggilannya.
“Anggi, apakah kamu sibuk sekarang?” Fenny Liu bertanya.
“Tidak sibuk, Fenny, kamu sekarang berada di mana?” Nada bicara Anggi Yang sedikit gelisah, berkata: “Aku memberitahumu telah terjadi sesuatu.”
"Apa yang terjadi ..." tanya Fenny Liu tiba-tiba khawatir.
"Tidak lama ... Bukan, mantan suamimu telah datang ke kantor dan bertengkar dengan Kepala bagian Li. Dia mengambil sebuah pisau buah dan mendorong Kepala bagian Li ke dalam kantor, sekarang sudah ada orang yang telah memanggil polisi," kata Anggi Yang.
“Apa?” Seketika Fenny Liu merasa ketakutan dan tegang.
Pada saat ini, Kepala bagian Li diancam oleh Martin Su dengan pisau buah di lehernya, dan dia sangat panik. Dia melihat kegilaan Martin Su, dirinya sangat ketakutan akan tertusuk oleh pisau.
"Su ... Tuan Su, aku dan Fenny Liu tidak terjadi apa-apa... Mengenai kejadian tadi malam, aku salah, aku seharusnya tidak boleh memukulmu." Kata Kepala bagian Li dengan kedua kaki gemetaran.
“Hehehe, sekarang sudah tau takut?” Martin Su menatap Kepala bagian Li dan berkata, “Aku katakan kepadamu Fenny Liu merupakan wanitaku, Aku tidak peduli metode apa yang kamu gunakan, ke depannya tidak boleh menyentuhnya lagi.”
“Tentu, tentu.” kata Kepala bagian Li, dan melihat pisau yang berada di lehernya, berharap Martin Su dapat melepaskannya.
Martin Su menatap Kepala Bagian Li, setelah berpikir selama beberapa detik, bertanya: "Mengapa Fenny Liu ingin tidur denganmu?"
"Aku ... kami tidak jadi," kata Kepala bagian Li.
“Kamu jangan berbohong kepadaku, kamu pikir aku akan percaya denganmu? Sialan, aku bertanya padamu, mengapa Fenny Liu ingin tidur bersamamu?” Meskipun saat ini Martin Su agak emosi, tetapi dia mengetahui bahwa Fenny Liu sangat membenci atasannya. Sejak awal Fenny Liu masuk bekerja, dia sudah pernah mengeluh kepada Martin Su.
Hanya saja ketika itu Martin Su agak lemah, dia selalu menyuruh Fenny Liu untuk sabar dan mengalah. Lagipula, kantor itu merupakan tempat umum, sehingga cukup menjaga jarak, dia tidak berani melakukan apa-apa!.
Hasilnya, siapa yang tahu bahwa serangkaian masalah membuat temperamen Martin Su berubah drastis, dan dia tidak menduga bahwa suatu hari dirinya akan mengambil pisau datang mencari Kepala bagian Li untuk menyelasaikan masalah.
"Aku ... aku mengancamnya dengan sebuah video, tetapi aku tidak berhasil," Kata Kepala bagian Li dengan panik.
“Video apa?” Martin Su meningkatkan kekuatannya menekan pisau itu, dan mata pisaunya sudah menyentuh leher Kepala bagian Li.
Pada saat ini, Kepala bagian Li tidak berani menyembunyikan langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan semua foto mesra Fenny Liu bersama Marvin Su kepada Martin Su.
Melihat satu per satu foto di ponsel beserta video berciuman Marvin Su dan Fenny Liu ketika bersama, meskipun mereka sekarang mereka sudah bercerai, Martin Su masih merasa sangat dilecehkan dan merasa label diselingkuhi itu tidak dapat dihapuskan dari hidupnya.
“Perempuan jalang.” Martin Su sangat marah langsung melemparkan ponsel milik Kepala bagian Li ke lantai, kemudian melihat bahwa ponsel itu tidak rusak, dia menginjak-injak dengan kuat, lalu mengangkatnya, dan melemparkan lagi!
Saat ini, Kepala bagian Li tidak peduli terhadap ponselnya lagi. Memafaatkan kondisi Martin Su sedang marah, dia segera membuka pintu dan keluar.
Pada saat ini, terdapat dua polisi bergegas masuk untuk mengamankan Martin Su, kemudian melirik Kepala bagian Li dan berkata, "Halo, anda sebagai korban, mari ikuti kami untuk membuat catatan."
Kepala bagian Li melihat ponsel yang di lantai telah rusak, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Baik ..."
Di sisi lain, setelah mendengarkan cerita dari Anggi Yang, Fenny Liu sangat ketakutan. Dia berkata, "Anggi, kamu bisa datang menemaniku?"
“Apa yang terjadi?” Anggi Yang bingung.
"Aku tidak bisa mengatakan dengan jelas lewat telepon. Aku akan mengirimkan lokasi kepadamu, kamu datang mencariku saja." Fenny Liu sedang kedinginan saat ini dan tidak tahu harus berbuat apa.
Anggi Yang mendengar kepanikan dalam nada bicara Fenny Liu walaupun dia telah menang, bagaimanapun sekarang kondisi di kantor sangat kacau. Mereka tidak tahu apa isi dari ponsel itu, tetapi mantan suami Fenny Liu membawa pisau bergegas masuk ke kantor Kepala bagian Li, kemudian semua orang berpikir Kepala bagian Li selalu memperhatikan Fenny Liu dalam sehari-hari, ditambah lagi dia selalu lembur pada malam hari, secara alami hal ini menjadi bahan gosip.
Melihat bahwa satu kantor sedang membahas masalah ini, Anggi Yang hanya bisa mengerutkan alis, dan menghelakan napas, langsung meninggalkan kantor, kemudian pergi untuk mencari Fenny Liu.
Namun, penampilan Martin Su sangat tidak terduga. Di dalam hati Anggi Yang, Martin Su merupakan pria yang lembut, bahkan emosinya juga tidak besar dan berbadan kurus kecil ...
Kali ini pada saat Martin Su datang terlihat bahwa dia sangat marah, janggutnya berantakkan, dan perutnya yang sedikit menonjol, tidak ada lagi penampilan lembut dan rapi sebelumnya,dan wajahnya tampak kuyu, dengan lingkaran mata yang hitam tebal, meskipun sedikit gemuk, tetapi terlihat sangat lemah.
“Apa yang telah terjadi?” Anggi Yang berpikir dalam hati, mengulurkan tangan untuk menghentikan taksi, menyalakan telepon, dan berkata, “Pak, pergi ke alamat ini.”
Ketika mobil mulai berjalan, Anggi Yang memanggil Fenny Liu dan memberitahu kepadanya bahwa dia telah berangkat, sehingga Fenny Liu tidak perlu takut, tunggu di tempat saja.
Fenny Liu menyetujui dengan keringat dingin di seluruh tubuhnya, awalnya merupakan hari pertama mestruasi, ditambah lagi serangkaian masalah terjadi bersama-sama. Pada saat ini, dia sudah mengeluarkan keringat dingin, dia menahan rasa sakit yang hebat dari perut menjawab Anggi Yang, kemudian langsung menutup telepon.
Selanjutnya merupakan ketidaknyaman yang sangat drasis, Anggi Yang sedang duduk di kursi pengemudi, hanya merasakan tubuhnya semakin tidak nyaman, dan kesadarannya menjadi semakin kabur ...
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraAfter The End
Selena BeeWonderful Son-in-Law
EdrickInnocent Kid
FellaLove In Sunset
ElinaLelaki Greget
Rudy GoldPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)