Pejuang Hati - Bab 104 Tiga Banding Tiga
Gigitan ini membuat Siva Zhao menggigil tidak terkendali.
"Uh ... uh ... ah!"
Suara napas yang panjang, pada saat ini Siva Zhao tidak bisa menahan diri lagi, suaranya menjadi jauh lebih keras dari biasanya.
Marvin Su hanya merasa di ujung jarinya terdapat sesuatu yang panas keluar dari tubuh Siva Zhao, ketika dia menarik tangannya, jari-jarinya telah basah, dan terdapat beberapa tetesan air di telapak tangannya.
Melihat sesuatu yang berada di tangannya, Marvin Su tersenyum dan semakin jelas mengetahui.
“Jangan melihatnya.” Wajah Siva Zhao memerah seperti apel merah, dan bahkan boleh dikatakan tekstur kulitnya telah berubah menjadi merah cerah yang menawan.
Marvin Su berkata sambil tersenyum, "Baik, tidak melihat, tidak melihat lagi."
“Jangan tertawa, kamu ini nakal sekali.” Siva Zhao sangat marah, dengan cepat mengeluarkan tisu dari saku, mengelap tangan Marvin Su hingga bersih, dan kemudian melihat dia masih menatap dirinya dengan senyuman jahat, merasakan sangat malu.
"Tidak bermain denganmu lagi!".
Siva Zhao sangat cemas hingga menangis, dia kemudian berbalik dan wajahnya yang cantik menjadi cemberut, aku tidak berani mengatakan apa-apa.
“Tidak ada apa-apanya, kita sudah berpacaran begitu lama.” Marvin Su melihat bahwa Siva Zhao benar-benar marah, sehingga dia berjalan pergi membujuknya, dan berkata dengan lembut, “Sudahlah, istriku yang baik, aku ini terlalu senang, bukan ingin menertawakan kamu."
"Kamu sedang menertawakanku ..." kata Siva Zhao dengan malu-malu.
“Aku senang, jika tidak, kamu juga membuatku malu, aku membiarkan kamu menertawakanku.” Kata Marvin Su dengan senyuman jahat.
Setelah mengatakannya, tangan Marvin Su memegang tangan kecil Siva Zhao, dan meletakkan tangan kecilnya di antara kedua kakinya, kemudian Siva Zhao merasakan panas yang berapi-api.
Dari tadi Marvin Su sedang membantu Siva Zhao, sehingga tubuh Marvin Su selalu dalam kondisi "kehausan".
Tetapi Marvin Su tidak sembarang melakukan hal lain, karena tadi Siva Zhao sangat malu, dan tidak bisa terkendali, sehingga Marvin Su merasakan kepuasan yang besar.
Terdapat dua jenis kesenangan laki-laki, satu adalah fisik dan kedua adalah penaklukkan psikologis, yang pertama kita semua memahaminya dan yang kedua seperti para kasim kuno cina, mereka juga akan pergi ke tempat hiburan untuk mencari perempuan, fisik mereka tidak bisa digunakan, tetapi mereka juga bisa merasa kepuasan.
Namun, Siva Zhao jelas bukan demikian, hanya merasa bahwa Marvin Su telah bertahan demi membuat dirinya nyaman, dirinya sangat terharu.
Tangan kecilnya menggenggam bagian bawah Marvin Su, dan bergerak dengan canggung. Pada saat ini, Siva Zhao sedikit tidak fokus, anggota tubuhnya lemah lembut, ditambah lagi Marvin Su mengenakan celana jean hari ini, bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. .
Oleh karena itu, tindakan Siva Zhao langsung membuat Marvin Su semakin tertekan.
Hal Ini seperti seseorang yang telah berjalan di padang pasir selama sehari, tubuhnya sudah sangat kehausan, akhirnya melihat sumber air, tetapi sumber air itu hanya bisa diminum satu tetes per tegukan saja.
Beginilah perasaan Marvin Su sekarang. Tangan kecil Siva Zhao sangat lembut, dipegang olehnya sangatlah nyaman.
Namun, karena situasi sekarang ini, tangan kecil Siva Zhao sama sekali tidak bisa mengerakkan Marvin Su, hal ini membuat Marvin Su cemas.
Setelah melihat sekeliling, dia dengan lembut menurunkan celananya dan berkata, "Istri, mari kita ganti tempat, kamu melakukannya untukku ..."
“Bagaimana dengan barang-barang ini?” Siva Zhao bertanya sambil melihat ke tempat panggang di sebelahnya serta tas dan lainnya.
"Sekarang sudah sore, semua pengunjung sudah pada turun gunung. tidak apa-apa. Selain itu, tempat panggang itu begitu berat. Siapa yang akan mencuri ini, apakah menjual besinya?" Kata Marvin Su sambil tertawa.
Siva Zhao mendengarkan apa yang dikatakan Marvin Su merasa masuk akal, tetapi barang-barang yang dibawa oleh teman-teman sekamarnya juga diletakkan di dekatnya. Jika hilang sesuatu tidaklah baik.
Memikirkan hal ini, Siva Zhao tidak terkendali dan memohonnya, "Suami ..."
Melihat Siva Zhao tiba-tiba memanggilnya suami, di dalam hati Marvin Su merasakan sesuatu yang buruk. Ternyata benar, dia mendengarkan Siva Zhao melanjutkan: "Hari ini, aku telah menyetujuimu. Setelah kembali ke sekolah, aku akan pergi ke hotel bersamamu ... Sekarang berada di Gunung Dagu, jika tidak, jangan melakukannya ... "
Setelah mendengarkan apa yang dikatakan Siva Zhao, Marvin Su merasa jika dia terus menginginkan, setelah meninggalkan Gunung Dagu nanti, sulit untuk membawa Siva Zhao ke hotel.
Ketika sedang berpikir tentang hal itu, beberapa orang itu sudah kembali, dan melihat beberapa bayangan berjalan menuju ke sisi ini, Siva Zhao terkejut, segera menarik tangan kecilnya keluar dari celana Marvin Su, dan melirik Marvin Su dengan mengeluh.
Artinya sangat jelas, yaitu untungnya tadi tidak mendengarkan dia, jika tidak akan tertangkap basah, dan akan sangat memalukan hingga tidak berani bertemu orang. Marvin Su juga tersenyum dengan canggung, kemudian berbalik untuk merapikan celananya. Ketika dia berbalik lagi, beberapa orang sudah tiba di depannya.
Namun, Siva Zhao dengan jelas telah meremehkan pandangan teman-teman baiknya.
Hanya melihat seorang gadis dengan rambut ikal keriting, mengenakan celana pendek denim, berjalan ke depan Siva Zhao, kemudian menyipitkan mata besar dan indahnya, menatap Siva Zhao dengan malu, dan berkata, "Siva, mengapa wajahmu begitu merah?".
"Apakah merah?" Siva Zhao menyentuh pipinya dengan terbata-bata, sepertinya cukup panas, sehingga dia berkata, "Oh, karena terkena sinar matahari."
“Apakah ada matahari?” Setelah mendengarkan, gadis rambut keriting itu langsung menatap ke langit sambil tersenyum.
Selama dua hari di akhir pekan, pada hari Sabtu suhu udaranya sedikit tinggi, dan pada hari Minggu angin bersepoi-sepoi, sehingga memutuskan untuk datang ke Gunung Dagu hari ini, meskipun tidak ada pepohonan di tengah gunung, tetapi di puncak dan bawah gunung semuanya adalah tanaman hijau. Di samping aliran air, angin bertiupan sangatlah sejuk.
Ketika Siva Zhao melihat teman sekamarnya terus mengejek dirinya, wajahnya semakin merah.
Marvin Su melihat bahwa Siva Zhao telah malu, dirinya kemudian berjalan mendekatinya dan memeluknya bertanya, "Apakah kalian bersiap untuk kembali?".
"Tidak, terdapat tenda sewaan di puncak gunung. Kami kembali untuk berdiskusi dengan kamu. Apakah malam ini kita pulang atau tidak pulang?" Pacar gadis rambut keriting itu juga berjalan kemari dan bertanya dengan jahat.
Tadi mereka semua melihat Siva Zhao berada di atas badan Marvin Su, tangannya yang kecil menghalangi, awalnya mereka tidak yakin apakah itu ...
Tetapi setelah mendekat, mereka melihat Siva Zhao menarik kembali tangan kecilnya, dan mengelap tangan kecil itu dengan tisu secara tidak sengaja. Di sisi lain, Marvin Su juga berbalik dan merapikan celananya, seperti orang bodoh, tadi Siva Zhao sedang menggunakan tangan membantu Marvin Su!.
Oleh karena itu, pacar dari gadis rambut keriting itu juga menatap Marvin Su dengan jahat dan bertanya, "Bagaimana?".
“Bagaimana keputusan kalian?” Marvin Su bertanya balik.
Pacar dari gadis berambut keriting itu mengangkat bahu dan berkata, "Ketiga gadis itu tidak setuju, karena terdapat banyak hal yang tidak dibawa. Kami bertiga merasa bahwa tidak mudah untuk datang ke sini ... Eh, tiga banding tiga. Sekarang serahkan kepada kalian berdua."
“Apa maksudnya?” Marvin Su tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar. Dia secara alami mengetahui bagaimana rencana ketiga lelaki itu, tetapi peluang Siva Zhao setuju tampaknya sangat kecil.
Karena itu, Marvin Su kemudian menjadi orang baik di depan para gadis tersebut dan berkata: "Jika aku setuju, Siva tidak setuju, empat banding empat tidak ada artinya, sehingga aku mendengarkan keputusan Siva ..."
Setelah mengatakan, semua pandangan menatap Siva Zhao, Kali ini keputusan untuk tinggal atau tidak terletak pada dirinya.
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonEverything i know about love
Shinta CharityWaiting For Love
SnowCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaBehind The Lie
Fiona LeeSang Pendosa
DoniHanya Kamu Hidupku
RenataIstri ke-7
Sweety GirlPejuang Hati×
- Bab 1 Mati Lampu
- Bab 2 Ketidakpuasan
- Bab 3 Bekas Cakar
- Bab 4 Panggilan Telepon
- Bab 5 Jalan-Jalan
- Bab 6 Obat
- Bab 7 Hanya Bisa Dirasakan, Tidak Bisa Diungkapkan
- Bab 8 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 9 Terangsang
- Bab 10 Mabuk Kepayang
- Bab 11 Pertengkaran
- Bab 12 Pria Sejati
- Bab 13 Naik Bus
- Bab 14 Pikiran yang Tidak Senonoh
- Bab 15 Aku Suka Kamu
- Bab 16 Kasih Sayang yang Kuat
- Bab 17 Perjalanan Bisnis Kakak Sepupu
- Bab 18 Wanita Escort
- Bab 19 Sakit Hati
- Bab 20 Rangsangan yang Berbeda
- Bab 21 Salah Injak Kaki
- Bab 22 Rina Chen
- Bab 23 Persyaratan yang Tidak Masuk Akal
- Bab 24 Dalam Satu Kamar
- Bab 25 Lubang yang Dalam
- Bab 26 Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 27 Ulang Tahun
- Bab 28 Dare!
- Bab 29 Bercinta
- Bab 30 Mawar
- Bab 31 Hembusan Nafas
- Bab 32 Pulang Bersama
- Bab 33 Marga Su, Bukan Marga Zhang
- Bab 34 Rencana Rina
- Bab 35 Pemerasan
- Bab 36 Kalau Aku Tidak Merawatnya, Apakah Kamu Bisa?
- Bab 37 Posisi?
- Bab 38 Dia Memang Pantas Mendapatkannya
- Bab 39 Terjadi Sesuatu Kepada Fenny Liu
- Bab 40 Masuk Neraka
- Bab 41 Tunggu Aku!
- Bab 42 Gangguan Psikologi
- Bab 43 Indra Keenam
- Bab 44 Siva Zhao
- Bab 45 Satu Hati, Dua Cinta
- Bab 46 Akulah yang Berhutang Padamu
- Bab 47 Pembunuhan
- Bab 48 Situasi Krisis
- Bab 49 Saat Terbangun
- Bab 50 Janji
- Bab 51 Jadilah Pacarku
- Bab 52 Rumah Sama, Orang Berbeda
- Bab 53 Belum Cukup
- Bab 54 Berani Tidak?
- Bab 55 Terjebak
- Bab 56 Perpustakaan
- Bab 57 Memahami
- Bab 58 Kerja Lembur
- Bab 59 Lemah
- Bab 60 Diikuti
- Bab 61 Membuntuti
- Bab 62 Tak Terkendali
- Bab 63 Mengancam
- Bab 64 Pilihan
- Bab 65 Hotel Inter Continental
- Bab 66 Muncul
- Bab 67 Kemarahan yang Tidak Terduga
- Bab 68 Perubahan
- Bab 69 Mimpi Panjang Telah Menjadi Sia-sia
- Bab 70 Masalah Berturut-turut
- Bab 71 Masalah yang Sangat Rumit
- Bab 72 Mengajak Bertemu
- Bab 73 Sertifikat Kepemilikan Properti
- Bab 74 Marvin Su dan Martin Su
- Bab 75 Pertemuan
- Bab 76 Berbahaya
- Bab 77 Konfrontasi Antar Saudara
- Bab 78 Pistol
- Bab 79 Keberanian
- Bab 80 Kedatangan Polisi
- Bab 81 Bertanya
- Bab 82 Penembakan
- Bab 83 Pilihan
- Bab 84 Jericho Su
- Bab 85 Konfrontasi
- Bab 86 Merenungkan
- Bab 87 Tidak Adil?
- Bab 88 Gadis-gadis Suka Bergosip
- Bab 89 Ujian
- Bab 90 Rasa Aman
- Bab 91 Pembagian Uang?
- Bab 92 Kemarahan Luar Biasa
- Bab 93 Makan Siang
- Bab 94 Tidak Berpikir dan Berlogika
- Bab 95 Farah Liu
- Bab 96 Ketidakadilan
- Bab 97 Tersenyum halus
- Bab 98 Menjijikkan
- Bab 99 Semuanya Indah Sekali!
- Bab 100 Minyak Lilin
- Bab 101 Jamuan Pengkhianatan
- Bab 102 Kasus Pembunuhan
- Bab 103 Gunung Dagu
- Bab 104 Tiga Banding Tiga
- Bab 105 Kencan?
- Bab 106 Di Kafe
- Bab 107 Pengendalian
- Bab 108 Kondom
- Bab 109 Siva Zhao
- Bab 110 Kembali ke Sekolah
- Bab 111 Tertangkap Basah
- Bab 112 Jika Aku Pergi, Kita Tak Bisa Bertemu Lagi (Tamat)