Pejuang Hati - Bab 40 Masuk Neraka

Beberapa jam yang lalu, Fenny Liu dan Anggi Yang, serta Pengacara Cheng mengucapkan selamat tinggal dan memesan taksi bersiap untuk pulang.

Setelah itu, dia mengucapkan selamat tinggal kepada Anggi Yang dan Pengacara Cheng, dan kemudian memberikan tujuannya kepada supir, dan dia berbaring tidur di kursi belakang.

Kemarin malam, dia sudah melalui malam yang buruk, dan dia tidak bisa menutup matanya sama sekali, dan sekarang dia menemani Anggi Yang untuk minum alkohol, dan tak lama dia tertidur.

Awalnya mobil itu berjalan sesuai petunjuk arah, tapi sampai di persimpangan lampu merah, supir yang melihat Fenny Liu yang tertidur dengan pulas, diam-diam mengirimkan sebuah pesan, dan mengubah rute jalannya.

Beberapa menit kemudian, mobil itu berhenti di sebuah persimpangan, dan ada seorang lelaki paruh baya naik. Fenny Liu kaget, dan ketika ingin melawan, sudah ada belati di lehernya.

Dalam sekejap, keringat dingin membasahi punggunya, Fenny Liu panik, dan saat yang bersamaan berkara, “Aku… Aku akan memberikanmu semua uangku, tapi biarkan aku pergi, aku tidak akan lapor polisi.“

“Kami pasti mau uangmu.” kata lelaki paruh baya itu sambil tersenyum, “Tapi sebelum itu, aku masih ingin mencicipimu dulu, hahaha!”

Setelah mendengar ini, Fenny semakin panik, tangan mungilnya secepat mungkin berusaha meraih pintu dan bergerak untuk kabur, tapi akibatnya, pria paruh baya yang melihat gerakannya itu semakin mengeratkan belati di leher Fenny Liu.

“Ingin kabur?” kata pria itu, “Gandi, teruskan menyetir!”

Setelah mendengar ini, Gandi tertawa sambil berkata, “Kak Soni, wanita ini sangat cantik, haruskah ke tempat biasa?”

“Iya, cepatlah.” jawab Soni.

Sambil berbicara, Soni meletakkan belati itu ke wajah Fenny Liu, lalu menakutinya, “Lebih baik kamu jangan coba melawan, kalau tidak hati-hati belati ini bisa mengenai wajahmu, dan darah segar akan mengalir di wajah putih mulusmu itu, kalau begitu sudah tidak cantik lagi!”

“Jangan… kamu, kamu ingin berapa, aku bisa memberimu semua.” kata Fenny Liu yang gemetar dan hatinya dipenuhi rasa takut.

Dia tidak ingin dibawa kabur oleh lelaki asing ini, tapi saat ini tidak ada cara lain. Satu-satunya cara untuk merayu orang ini adalah dengan uang!

“Apa kamu sangat kaya?” tanya Soni.

Fenny Liu menggelengkan kepalanya, lalu dengan cepat menganggukan kepalanya dan berkata, “Kalau kamu melepaskanku, aku akan memberikanmu semua uang yang aku miliki, semua untukmu!”

“Hahaha.” setelah mendengar ini Soni, dia tertawa, tangannya dijulurkan ke paha Fenny Liu, smabil berkata “Sayang sekali, aku tidak percaya padamu… melepaskan orang, itu adalah hal yang aku tidak pernah lakukan.”

Sambil berkata, tangan besarnya itu sudah masuk ke dalam rok Fenny Liu. Dia membuka paksa pakaian Fenny Liu, dan tangannya dengan kasar dimasukannya.

Tanpa ada foreplay dan tanpa peringatan, Fenny Liu merasakan jemari kasar itu berjalan pada tubuhnya.

Ini terlalu brutal, membuat Fenny Liu tidak bisa merasakan kenikmatan apapun, hanya merasakan kesakitan, dan tanpa sadar dia merapatkan kakinya sambil memohong belas kasihan, “Tidak, tidak mau, tolong, lepaskan aku!”

“Kalau kamu bicara satu kalimat lagi, aku akan membuat wajahmu tergores pisau ini.” dari mata Soni terlihat rasa ketidakpuasan.

Fenny Liu tidak berani melawan, tapi kedua kakinya masih terjepit erat.

“Buka.” kata Soni dengan dingin.

Fenny Liu tidak berani melawannya, dia menggigit bibirnya, alisnya berkerut, tapi ketika melihat pisau itu, dia ketakutan dan melonggarkan kakinya.

Saat ini, jari tangan Soni sudah kembali masuk lebih dalam.

Fenny Liu merasa kaget dan takut, dahinya dipenuhi keringat tapi saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“Bizzt~”

Saat ini, telepon dari dalam dompet Fenny Liu bergetar.

Soni yang mendengar getaran ini, melihat ke arah dompet Fenny, lalu melemparnya ke bawah, dan kembali melanjutkan aktivitas tangannya.

Kali ini, tidak sesakit sebelumnya, malah ada respon dari tubuhnya.

Ini membuat Fenny Liu merasa malu, meskipun dia tahu itu adalah respon yang biasa, tapi melihat mata Soni yang seperti tersenyum, dia merasa malu sampai ingin celah.

“Mulutmu berkata tidak, tapi tubuhmu jujur!” kata Soni sambil mengeluarkan tangannya.

Melihat tangan lelaki itu basah oleh cairan bening, Fenny Liu tidak perlu berpikir panjang, dia tahu dia sudah dibuat malu oleh Soni, wajahnya memerah dan dia langsung menutup matanya.

Soni juga tidak mempedulikan Fenny Liu, melihat Fenny yang menutup mata, belati yang ada di tangannya tu bergerak sepanjang kerah lehernya.

“Sret!”

Baju Fenny Liu tergores robek, dan langsung terbuka sampai ke pinggang. Saat ini terlihat tubuhnya yang molek terbuka di depan Soni.

“Sial, Kak Soni, kamu sangat tidak setia, bagaimana mungkin kau bermain sendiri?” kata Gandi yang mengendarai mobil, dan melihat pantulan tubuh molek Fenny dari kaca spion dan tidak bisa menahan rasa kagumnya.

“Cepat atau lambat itu tidak pengaruh, pasti akan dapat giliran juga, kamu kendarai saja mobil ini, sampai nanti akan ada waktu bermain untukmu!” kata Soni dengan tidak sabar membuka paksa bagian dada Fenny Liu.

“Ah!” Fenny Liu tidak tahan dan berteriak.

Seketika, kedua bulatan dadanya itu keluar, tidak ada lagi bra yang menutupinya, kedua bulatan sempurna itu tidak berhenti bergoyang, membuat Soni terpesona.

“Barang kelas tinggi!” sampai Gandi yang tidak tahan pun memelankan kecepatan sambil berkata.

Saat ini Fenny Liu merespon, tapi respon saat ini dengan respon saat bersama Marvin Su tidaklah sama.

Ketika bersama dengan Marvin Su, Fenny Liu tahu dengan jelas kalau itu tidak boleh dilakukan, tapi dia masih menantang dirinya sendiri, sampai akhirnya mereka berhubungan seperti itu.

Tapi respon kali ini, sangatlah tidak nyaman…

Ketidaknyamanan ini berasal dari tubuhnya, yang merupakan nafsu awalnya itu, dan itu karena dipaksa.

Sangat disayangkan, meskipun Fenny Liu mengetahuinya, tapi dia tidak bisa melawan, karena pisau itu berada di lehernya, dan dia hanya bisa memandangi wajah Soni yang mesum itu mendekat.

“Sangat indah.” Soni berkata, mulutnya terbuka, lalu dihisaplah bagian Fenny Liu itu.

Mulut Soni mulai panas, sensasi berapi-api itu datang dari lidah Soni yang bergerak, terus merangsang titik-titik sensitif, menstimulasi otak serta setiap inci kulit.

“Sial, untungnya sudah hampir sampai di luar kota, aku sudah tidak tahan lagi.” kata Gandi yang melihat dari kaca, lalu menginjak gas mempercepat mobil.

Melihat mobil yang tiba-tiba melaju kencang, dan dari spion terlihat wajah haus Gandi, Fenny Liu tidak bisa membayangkan rasa malunya nanti saat sampai di tempat tujuan, apa yang akan dia hadapi nanti!

Memikirkan hal ini, hatinya merasa seperti masuk ke dalam neraka!

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu